Hujan turun dengan deras, hari ini Riana tidak menduga akan turun hujan deras, hari ini ia tidak membawa mobil karena mobilnya masih di servis, rencananya dirinya akan naik taksi namun jika sekarang ia berjalan ke halte yang ada di depan sekolah, bajunya akan basah kuyup. Riana tidak mau menelpon suaminya karena takut merepotkan dan belum jam pulang, suaminya biasanya pulang pukul 18.00.
Sebuah payung tiba tiba memayungi Riana, rianapun menoleh ke sampingnya, Lukas berdiri di sampingnya sambil memegangi payung berwarna abu abu, tinggi badan Lukas yang 180 tampak menjulang di samping Riana.
"Kau belum pulang?"
"Belum" jawab Lukas dengan singkat.
"Apa Anna tidak ingin pulang? aku akan mengantarmu ke halte depan"
Akhirnya Riana mulai melangkahkan kakinya di ikuti oleh Lukas.
"Biar aku saja yang memegangi payungnya," ucap Riana pelan, merasa tidak enak dengan Lukas yang memayunginya.
Tanpa ragu Lukas memberikan payungnya ke Riana membuat Riana lega, namun saat Riana mulai memegangi payungnya, Lukas merangkul bahu Riana sambil mendekatkan kepalanya hingga pipi Riana dan Lukas hampir menempel. Dada Riana berdebar merasakan Lukas merangkul pundaknya, rasanya seperti perawan yang tidak pernah disentuh oleh laki laki. Riana ingin mempercepat jalannya namun tubuhnya berkata lain, kakinya malah berjalan lambat, rasanya hatinya merasa malu.
"Anna awas jalan licin!" Seru Lukas membuat Riana hampir terpeleset, untung Lukas merangkulnya hingga tubuhnya tertahan, tidak terjatuh.
Riana menoleh untuk mengucapkan terimakasih namun ia tersentak saat Lukas juga menoleh ke arahnya, wajah keduanya sangat dekat dan bibir keduanya hampir bersentuhan.
"Persetan dengan semuanya!" Maki Lukas yang kemudian meraih leher Riana lalu mencium bibirnya.
Riana sangat terkejut hingga ia terdiam beberapa saat, ciuman Lukas begitu lembut dan menggoda, ia pun memejamkan matanya, sedangkan payung yang ia pegang telah terlepas dan jatuh ke tanah.
Lukas membuka bibir Riana lalu memasukkan lidahnya, Riana segera tersadar, ia menggigit bibir Lukas hingga berdarah.
Dengan berkaca kaca, Riana berlari pergi.
- ooOoo -
Sejak kejadian itu, jika Riana mengajar di kelas Lukas, ia selalu menghindari melihat ke bangku Lukas, lebih baik dirinya menjauh dan menghindarinya karena ia tidak ingin mengkhianati suami yang ia cintai.
Saat istirahat, Riana pergi ke toilet yang tidak jauh dari ruang guru.
Setelah keluar dari kamar kecil, Riana membasuh tangannya di wastafel, terdengar suara klik dari pintu membuat Riana menoleh.
"Lukas....."
Lukas berjalan mendekat setelah mengunci pintunya.
"Apa yang kau lakukan disini Lukas!! Kamu tidak sopan!!" Bentak Riana yang terdesak ke wastafel.
Lukas terus mendekat tanpa menghiraukan Riana menatap lukas dengan tatapan tajam , langkahnya seperti harimau yang sedang mendekati mangsanya, akhirnya Lukas berdiri tepat di depan Riana.
"Kenapa Anna selalu menghindari ku, apa karena ciumanku begitu buruk?!"
Anna melayangkan lengannya ke wajah Lukas namun Lukas dengan cepat menangkap pergelangan tangan Riana lalu pergelangan tangan itu ia genggam dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Dewasa
Short Storyyang gak suka baca atau masih belum cukup umur harap tidak membaca