Diana melihat kerlip kerlip lampu yang menghiasi kota Dubai dari jendela pesawat, sebentar lagi pesawatnya akan mendarat di Bandara Al Maktoum.
Setelah keluar dari pesawat Diana berjalan bersama Bima dan tim nya yang berjumlah tiga orang, dari pintu keluar terlihat dua orang dari perusahaan Emaar Property membawa spanduk dengan bertuliskan nama perusahaan Diamond property, salah satu cabang dari perusahaan Emmar Property, Diana langsung menyapa dua orang itu dengan bahasa Arab, keduanya tampak sangat ramah, setelah memperkenalkan diri, keduanya mengajak rombongan Diana ke tempat mobil yang akan membawa mereka ke hotel.
Perjalanan kehotel tempat mereka menginap menghabiskan waktu satu jam lebih, selama di perjalanan, Diana menikmati pemandangan padang pasir sedangkan di seberang banyak gedung gedung bertingkat berdiri dengan kokoh.
"Apa kau tidak menghubungi tunanganmu, bahwa kamu sudah sampai?!" Tanya Bima yang duduk di sebelah Diana.
"Tidak"
Jawaban singkat Diana membuat Bima terdiam namun ia memilih untuk tidak bertanya lagi.
Sesampainya di hotel, Diana mendapatkan kamar sendiri dengan balkon yang menampilkan pemandangan yang indah.
Setelah menikmati kemewahan bath tub selama hampir satu jam, Diana memutuskan menyalakan handphone nya, puluhan pesan dan panggilan tidak terjawab dari Mario memenuhi handphone nya. Akhirnya Diana memutuskan untuk menelpon Mario balik hanya untuk mengabarkan kalau dirinya sudah sampai dengan selamat.
Keesokannya pagi pagi Diana keluar dari hotel untuk lari pagi seperti yang biasa ia lakukan ketika di rumah, jalan masih tampak sepi dan hanya beberapa orang pejalan kaki yang berjalan menuju tempat mereka bekerja.
Tiba tiba Diana mendengar suara seperti pukulan terdengar dari sebuah gang kecil di depannya, dengan sedikit rasa takut di Diana melangkah mendekat, ia pun tersentak saat melihat seorang laki-laki berusia 32 tahun memukuli seorang pemuda berusia 20 tahun dan tubuhnya kurus berlawanan dengan lawannya yang tinggi besar, seakan kekuatan keduanya tidak imbang.
Melihat pemuda itu babak belur, Diana segera berteriak.
"Lepaskan pemuda itu atau ku laporkan ke polisi!!!" Ancam Diana sambil mengeluarkan ponselnya membuat keduanya melihat ke arah Diana.
Namun dengan gerakan yang sangat cepat pemuda itu mengambil sesuatu dari balik bajunya lalu menusukkan pisau ke perut laki-laki itu, Diana terkejut hingga ia berteriak, pemuda itu segera berlari pergi.
Diana segera mendekat.
"Dia itu pencopet, tadi aku memukulinya karena telah berani mengambil dompetku!" Ujar laki laki itu sambil memegangi perutnya yang berdarah.
"Aku akan membawamu ke rumah sakit, sebentar aku akan memanggil taksi!"
Sesampainya di rumah sakit, laki-laki itu masuk ke ruang emergency, selama satu jam Diana menunggu dengan cemas, ia sudah menelpon salah satu rekannya bahwa dirinya melewatkan sarapan.
Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruang emergency.
"Bagaimana dok teman saya?!"
"Syukurlah lukanya tidak terlalu dalam, hanya harus sering di ganti perbannya"
"Bolehkah saya melihatnya, dok?!"
"Silahkan"
Diana kemudian masuk ke dalam, laki-laki itu tampak menatap tajam ke arahnya, diam diam Diana mengagumi ketampanan laki laki itu.
"Apakah masih sakit?!"
"Menurut mu??!"
Diana terdiam, di dalam hatinya merasa bersalah.
"Aku minta maaf karena telah membuatmu terluka"
"Tapi jangan kuatir! Aku akan menanggung semua biaya rumah sakit!" Kata Diana dengan cepat berharap laki laki itu tidak akan mempermasalahkan kejadian ini lagi.
"Aku masih belum bisa memaafkanmu!"
Diana menelan ludahnya begitu mendengar perkataan laki-laki itu.
"Lalu apa yang harus ku lakukan agar kamu memaafkan ku?!"
"Kamu harus merawatku hingga sembuh!"
Dan satu jam kemudian Diana sudah sampai di sebuah penthause yang sangat mewah, tidak banyak perabotan hanya sofa panjang dan sebuah piano yang mengisi lantai satu, hingga ruangan terlihat sangat luas, Diana sempat terperangah beberapa saat sebelum laki-laki arogan itu menegurnya.
"Papah aku ke atas, jangan diam saja!!"Dengan sedikit kesal, Diana meraih lengan laki-laki itu lalu mengalungkan ke lehernya.
Sesampainya di atas ada tiga kamar tidur yang semuanya berukuran besar, laki-laki itu mengarahkan Diana ke kamarnya.
Dengan pelan Diana membaringkan laki-laki itu ke tempat tidur.
"Siapa namamu?!"
"Diana, apa aku sudah boleh kembali?!"
"Apa kamu kesini berlibur?!"
"Tidak, aku bekerja, dan satu jam lagi aku harus hadir bertemu dengan CEO Emmar Property sayyid shaika!!"( Sayyid bisa diartikan sebagai tuan, Mr, Lord)
"Apa kau bekerja sebagai pemimpin tim untuk bekerja sama dengan Emmar Property?!"
"Tidak, aku hanya penerjemah "
"Oh kau bisa bahasa Arab"
"Aku boleh pergi ya?!"
"Tenggorakan ku kering sekali, sepertinya aku haus!"
Diana pun mendesah kesal, namun ia tetap keluar kamar untuk mengambilkan laki-laki itu minuman, rasa bersalahnya lebih besar daripada rasa kesalnya.
Saat akan kembali ke kamar, Diana mendapatkan pesan dari Bima kalau pertemuannya di tunda tiga hari lagi, Diana merasa bersyukur pertemuannya di tunda, ia bisa di pecat jika tidak hadir dalam pertemuan penting yang akan menghasilkan kerja sama dengan Emmar Property jika pertemuannya berhasil mencapai kesepakatan dan tentunya perusahaan akan meraih untung yang sangat besar jika bisa bekerja sama dengan Emmar Property, perusahaan terbesar kedua di Emirat Arab.
"Kamu tinggal disini saja selama tiga hari, daripada kamu bolak-balik dari hotel kesini," saran laki-laki itu setelah menaruh gelas minumannya.
"Ada satu kamar di lantai satu, dua kamar di lantai ini, kamu bebas pilih mau kamar yang mana!" Bujuk laki-laki itu sambil menatap Diana.
"Aku tidak bisa tinggal satu rumah bersama seorang laki-laki," jawab Diana dengan cepat.
"Mengapa tidak bisa?! Kau seperti orang dari peradaban kuno"
"Lagipula tidak ada sesuatu yang membuatku tertarik kepadamu, dadamu mirip papan!"
Diana langsung mendelik, seharusnya ia tersinggung dan marah namun kenyataannya dadanya memang kecil, ia tidak bisa mendebat laki-laki yang menjengkelkan itu.
"Baiklah, besok aku akan pindah kesini, tapi hanya sampai pekerjaan ku di Dubai selesai, karena aku harus kembali ke negaraku!"
"Ok"
"Apa kau bisa memasak? Aku lapar"
Terimakasih vote dan follow nya😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Dewasa
Storie breviyang gak suka baca atau masih belum cukup umur harap tidak membaca