(10)

294 26 1
                                    

"bapak tidak perlu repot-repot seperti ini, saya bisa naik bis"

"kita satu arah jadi sekalian saja"

"baiklah kalau begitu, terima kasih"

Saat di perkiran tay Kembali melakukan aksinya dengan membuka pintu untuk gun, lalu juga berusaha untuk memasangkan sabuk pengaman pada gun. kali ini gun membiarkannya untuk melakukan hal itu,

Setelah beberapa menit perjalanan mereka sampai tepat di depan kost an gun, kamar kostnya berada di lantai 2.

"sudah sampai pak, sekali lagi terima kasih atas tumpangannya"

"saya...haus"

"kalau begitu bukannya bapak harus minum?"

"iya saya mau minum"

"(apa dia berusaha untuk masuk ke dalam kamarku?, bukannya aku sudah menolaknya tadi)" gumam gun dalam hatinya

"bapak harus pulang dan minum secepatnya, saya masuk dulu. Selamat tinggal..." ucap gun langsung keluar dari mobil

Gun dengan cepat berlari menaiki tangga dan langsung masuk ke dalam kamar kostnya.

"ternyata orang seperti ini yang off sukai" gumam tay di mobil

Gun terus mengintip di jendelanya karena tay belum juga pergi-pergi,

"kenapa dia tidak pergi"

"aku harus bagaimana ini, sepertinya dia benar-benar sangat menyukaiku"

"aku memang menawan" memuji dirinya di depan cermin

"huu akhirnya dia pergi juga"

"gun kamu sudah lama tidak memiliki pasangan, wajar bila kamu terbawa perasaan saat orang berusaha untuk bersikap romantic padamu. Jangan terganggu oke?, ingat janjimu gun"

Ring...ring...(nomor tidak dikenal masuk)

"halo?"

"gun...aku mohon jangan memblokirku, memangnya aku salah apa denganmu gun?" ucap pp yang mengomel

"aku hanya tidak ingin orang-orang didekatku terluka pp, aku mohon kamu untuk mengerti"

"dia tidak akan menganggumu lagi, dia sudah menikah gun!"

"menikah?, dia benar-benar sudah menikah?"

"dihari kamu pergi menghilang dari kota ini, dia sudah melaksanakan pernikahannya dengan Wanita Bernama janhae. Kamu tidak perlu bersembunyi lagi gun"

"tetap saja pp, dia bisa saja menculikku dan mengurungku di suatu tempat. Aku tidak ingin hal itu terjadi lagi" menangis

"walaupun aku tahu keberadaanmu aku tidak mungkin memberitahukannya gun"

"tapi dia akan mengincarmu, aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa pp. lanjutkan kehidupanmu tanpa aku ya, aku sangat Bahagia bisa mengenal sahabat sepertimu" mematikan telepon

"hikss...hiks..maafkan aku pp, tapi ini yang terbaik untuk kita semua" menangis

Di tempat lain ada pp dan luke yang terus menghubungi nomor gun tapi lagi-lagi gun memblokir nomornya.

"bagaimana ini luke, dia benar-benar tidak ingin Kembali dan bertemu denganku lagi" menangis

"mungkin kita harus memaksa bibinya untuk bicara pp"

"aku sudah mencoba membujuk bibinya tapi dia benar-benar tidak ingin memberitahu keberadaan gun padaku"

Knock...knock...(pintu rumah pp digedor dengan keras)

My Ex Still Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang