supermarket

343 57 3
                                    

janlup pencet bintang bintang nya ya kakak ><

happy reading

୧⊰⁠⊹ฺゞ๑ノ\◠

Sudah tujuh hari berlalu sejak hubungannya merenggang. Sudah selama itu juga Jaehyuk tak berhasil ia hubungi, lagi-lagi pria itu hilang bak ditelan bumi. Berkali-kali Asahi berpikir bahwa Jaehyuk tak lagi mencintainya, berkali-kali ia juga berpikir bahwa hubungan mereka akan usai sebentar lagi.

Pikiran-pikiran buruk itu terus merajang kepalanya, hingga dirinya muak dan sesak. Asahi memutuskan beranjak, meninggalkan gawai pintarnya di atas nakas dan memilih keluar mencari udara segar.

Hanya mengenakan kaus panjang tak terlalu tebal, sendal jepit dan topi hitam serta masker senada, Asahi ingin membeli yupi. Sepertinya membeli beberapa bungkus tidak buruk. Entah mengapa sejak dalam perutnya ada baby banan smoothie, dirinya semakin gencar ingin makanan atau minuman manis.

Meski berkali-kali setelahnya ia mengeluarkannya lagi, hingga berat badannya cukup turun. Kali ini sedikit gerimis, namun ia akan menerjangnya saja, lagian hanya sedikit. Dirinya berniat ke supermarket dengan berjalan kaki, benar-benar ingin membeli gula kenyal yang sudah ia impikan sejak tadi.

Kakinya melangkah riang, matanya menelisik bangunan tinggi yang sudah sering ia lewati, mulutnya berdecak kagum, meski sudah sering melihat bangunan itu, namun acap kali ia masih sering takjub. Dirinya berharap bahwa ia akan menjadi seorang arsitek terkenal, membuat bangunan tinggi seperti yang ia lihat biasanya, bibirnya melengkung ke atas di balik masker hitamnya.

Sesaat setelah kakinya menapakkan lantai supermarket, Asahi dengan terburu mencari letak yupi yang ingin ia beli. Mengambil beberapa dengan rasa dan bentuk yang berbeda lalu memeluknya sebab ia sadar bahwa dirinya membeli lebih dari dugaan awalnya. Ia tak membawa keranjang belanja karena berpikir hanya ingin membelinya satu, tapi ohh tuhan, lihatlah pria itu, kini tangannya penuh dengan yupi, marshmellow, permen kapas, coklat, bahkan susu ibu hamil.

Brak

"Ahh maafkan aku," Asahi menatap coklat dsn beberapa yupi yang terjatuh, bibirnya agak melengkung ke bawah melihat coklatnya dipegang oleh tangan lain.

"Itu coklatku!" ucapnya sedikit berteriak, membuat sang penabrak agak membolakan matanya terkejut.

"Hei, hei.. aku hanya membantumu mengambilkannya, aku tidak berniat mencurinya," ucapan pria berkulit tan itu.

Sesaat setelah Asahi menatap dalam ke arah pria yang menatapnya, ia baru menyadari bahwa dunia benar-benar sempit. Pria tan itu sama seperti pria yang terakhir kali ia lihat di rumah sakit, yang membawa Jaehyuk ke dalam mobil.

Pria itu menggerakkan tangannya di hadapan Asahi kala merasa bahwa pria yang errr cukup cantik itu menatapnya sedikit.. terkejut? Mungkin.

"Hei, ini coklatmu," ucapan itu membuyarkan lamunan Asahi.

Dengan susah payah Asahi mengambilnya, sang pria berkulit tan yang melihat Asahi sangat kesusahan memberikan keranjang yang kebetulan masih kosong yang tadi ia ambil. Asahi menerimanya, memasukan belanjaannya, lalu berniat pergi sebelum suara yang ia cukup kenal muncul di hadapannya.

"Jeong-" ucapan itu terpotong sesaat netra Asahi dan netra seorang Jaehyuk bersitatap.

"Woo..." lanjutnya.

Yang dipanggil menolehkan kepalanya lalu menerbitkan senyum manisnya, Asahi akui cukup manis. Pria itu mengaitkan tangannya pada tangan kanan Jaehyuk, tanpa sadar Asahi menampakan raut terlukanya. Belum sempat Asahi meninggalkan keduanya, Jaehyuk lebih dulu menahan lengannya saat melihat raut kecewa dari Asahi.

"Asahi, dengarkan ak-" ucapannya lagi-lagi terpotong saat keranjang belanjaan Asahi tak sengaja ia jatuhkan membuat beberapa barang keluar dari sana.

"Ah maaf, aku harus cepat," ujarnya lalu berjongkok untuk memasukan lagi barang bawaannya.

Jaehyuk sedikit tercekat kala melihat sebuah susu dengan kemasan merah, yang ia sangat yakini bahwa itu ialah susu ibu hamil. Tak mungkin kan jika... Asahi, hamil. Lagi-lagi tak berhasil kabur, kini cengkraman di tangan Asahi lebih kuat dari sebelumya.

"Itu... Milikmu?" pertanyaan Jaehyuk sembari mengarahkan pandangannya pada sebuah susu kotak pada keranjang belanjaan Asahi.

Asahi yang merasa bodoh dan belum siap di hadapkan sebuah pertanyaan itu menggeleng pelan.

"Ini.. ini milik—Junkyu! Ya, milik Junkyu!"

Oh Junkyu, maafkan temanmu yang malah mengkambing hitamkan dirimu atas kejadian tak terduga ini. Jaehyuk menatap bingung juga gusar, ia tak sepenuhnya yakin. Ada gemuruh kecil dalam hatinya mengatakan bahwa Asahi berbicara kebohongan.

"Aku.. aku harus pergi," setelah melepaskan genggaman Jaehyuk Asahi memilih berjalan menjauh, menahan desiran aneh yang sedikit menyesakkan dalam hatinya.

Pria itu dengan segera membayar belanjaan miliknya lalu kembali ke rumah dengan cepat. Sugguh, bukan maksud Asahi mengatakan kebohongan pada prianya itu, hatinya hanya terlalu sakit melihat Jaehyuk bersama pria lain dan sepertinya cukup mesra. Ia tidak ingin membeberkan sebuah fakta yang dapat membuat orang lain terluka, sekuat apapun ia ingin melakukannya, ia tidak akan pernah bisa.


to be continue

Our FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang