"Sayang, aku pengen nyobain punya kamu dong," pinta Zeedran pada sang kekasih bernama Marsha.
"Boleh, nih aku suapin." Marsha menyuapkan satu sendok es krim rasa blueberry ke mulut Zeedran.
"Enak kan?" Tanya Marsha.
"Enak. Enak banget, apalagi kamu yang nyuapin + aku makannya sambil ngelihat kamu, jadi tambah manis deh," gombal Zeendra.
"Apa sih kamu ini." Marsha memalingkan wajahnya tersipu malu.
Sudah sekitar tiga puluh menit mereka menghabiskan waktu di kedai es krim ini, untuk memenuhi keinginan Marsha.
Drrttt Drttt~
Ponsel di saku celana Zeedran bergetar, yang bertanda ada telpon masuk. "Aku angkat telpon sebentar ya," izin Zeedran.
"Iya." Zeedran meletakkan cup es krimnya di atas meja—lalu keluar dari kedai untuk mengangkat panggilan yang bertuliskan nama Ashel dikontak telponnya.
"Siang bee," sapa Zeedran dengan riang.
"Siang. Kamu kemana aja sih? Katanya mau nemenin aku ke toko buku hari ini," kata Ashel dari seberang yang terdengar sedikit kesal.
Aduhh...
Keluh Zeedran dalam hati karena lupa dengan janjinya pada Ashel yang berstatus pacarnya juga. Lebih tepatnya pacar kedua."Ee...mapel kuliah kamu udah selesai sekarang?" Tanya Zeedran berusaha tenang.
"Udah, barusan."
"Oke, aku ke sana sekarang, jemput kamu. Tungguin ya."
"Oke."
"Oke, aku matiin telponnya, i love you."
"Love you too."
Panggilan berakhir, dia buru-buru masuk ke dalam kedai untuk menghampiri Marsha, pacar ketiga Zeedran.
"Udah telponannya?" Tanya Marsha.
"Udah. Ee... Macha, jadi gini aku ada urusan sama Mama. Mama nyuruh aku buat pulang, nemenin dia belanja. Jadi gapapa ya kita pulang sekarang, aku janji bakal ajak kamu keluar lagi. Kita cari waktu senggang, buat habisin waktu berdua," jelas Zeedran yang tentunya dengan kebohongan yang menyertai.
"Hufft, oke," jawab Marsha, tapi tentunya terlihat wajah Marsha sekarang cemeberut.
"Maafin aku ya." Zeedran menggenggam kedua tangan Marsha di atas meja.
"Gapapa, Sayang," jawab Marsha lagi dengan senyum yang menyertai.
Zeedran memutuskan untuk mengantar Marsha pulang terlebih dahulu, kemudian baru dirinya kembali ke kampus untuk menjemput salah satu pacaranya tadi yang bernama Ashel.
~~~
"Hai, maaf lama, tadi jalanan macet banget bee," jelas Zeedran yang tentunya berbohong. Bukan jalanan macet yang membuat dirinya lama, tetapi harus mengantarkan pulang Marsha terlebih dahulu.
"Yuk, sekarang aja keburu sore," ajak Zeedran.
Meski sedikit kesal Ashel membalas genggaman tangan Zeedran. Mereka berjalan beriringan. Bukan Zeedran namanya jika tidak berhasil membuat mood pacarnya kembali. Terbukti sekarang mereka berdua sudah saling bercanda dan terlihat sangat romantis.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sebuah toko buku. Zeedran mengikuti kemana pun Ashel pergi untuk mencari buku yang kekasihnya itu inginkan.
"Kamu mau cari buku apa sih?" Tanya Zeedran.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShoot
Short StoryOneshoot. Beberapa crita pernah gue publish di akun ke dua gue, tapi gue pindah ke akun ini dengan visual dan nama yang berbeda.