Zeevano dan Kathrin. Sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 5 tahun lamanya. Semua peristiwa manis pahit nya sebuah hubungan sudah mereka rasakan. Namun, saat memasuki tahun ke 5 ini, hubungan mereka bagaikan kapal yang terombang-ambing diterjang tajamnya ombak di samudra.
Ada saja orang yang seolah tidak menyukai hubungan mereka berdua ini. Sehingga banyak cara dari orang-orang itu yang membuat sepasang kekasih ini bertengkar kecil. Namun, karna tidak sebulan atau dua bulan mereka menjalin hubungan. Semakin lama mereka juga pasti semakin dewasa dalam bersikap. Jadi sebesar apapun masalah yang mereka alami, sebisa mungkin mereka menyelesaikan dengan baik, meskipun terkadang cekcok kecil tak dapat mereka hindari.
"Aku cape, ayo putus," ungkap Kathrin.
"Ck, kamu apa-apaan sih. Jangan dikit-dikit minta putus lah. Kita udah dewasa. Udah lima tahun kita bersama, jangan apa-apa langsung minta putus," ungkap Zeevano.
"Lagi dan lagi." Kathrin memperlihatkan layar ponselnya pada Zeevano yang menampilkan foto Zeevano berdiri di samping perempuan seperti sedang mengobrol.
"Ck, jangan kaget deh. Kayak ga tau aja, kerjaan orang iseng gimana," respon Zeevano.
"Tapi kamu beneran ketemu sama cewe ini?" Tanya Kathrin penuh selidik.
"Tadi ga sengaja ketemu. Karna aku nemuin dompet dia yang jatuh. Jujur aku ga tau nama dia siapa, karna ya aku cuma nolong dia doang," jelas Zeevano.
"Makanya jangan ganteng-ganteng dong jadi orang. Kan jadi banyak yang suka. Aku ga suka kamu dilirik banyak orang," keluh Kathrin.
"Yang penting, aku kan cuma milik kamu bokem," kata Zeevano.
"Apa sih bokem-bokem," desis Kathrin sambil melirik Zeevano dengan bombastic side eye.
"Kamu bokem. Bocah kematian," ejek Zeevano.
"Aku bukan bokem!" Kata Kathrin tidak terima.
"Terus apa?"
"Aku bokeb."
"Ha?!" Kaget Zeevano mendengar ucapan Kathrin.
"Ngomong sekali lagi coba," pinta Zeevano, pasalnya dia cukup tak suka jika mendnegar kekasihnya itu membahas hal-hal berbau porno.
"Bokeb. Bocah kebaikan. Kamu jangan mikir aneh-aneh dulu dong," kata Kathrin.
"Siapa yang mikir aneh-aneh coba?" Elak Zeevano.
"Lah eluu, mikir kemana-mana," jawab Kathrih. Jika sudah menggunakan kata lu-gue maka dia benar-benar kesal.
"Gua kagak kemana-mana. Orsng dari tadi diem di sini," jawab Zeevano.
"Dasar Zeevano ngeselin!"
"Lah salah gua apaan?"
"Ck, ayo putus aja!" Putus Kathrin.
"Beneran lo mau kita putus?" Tanya Zeevani dengan serius.
"Serius!" Jawab Kathrin tak kalah serius.
"Oke! Ayo putus!" Jawab Zeevano.
Suasana hening. Kathrin diam dengan penuturan Zeevano. Dia tak mengira jika Zeevano benar-bener mau jika hubungan mereka putus.
"Mulai sekarang kita putus," ulang Zeevano.
"Aaaaa~ jangan. Aku cuma bercanda,jangan putus Zee. Aku bercanda doangg," rengek Kathrin. Pasalnya tadi dia hanya bercanda. Tak serius, suer dehh.
"Bodoamat," ucap Zeevano, lalu dia bangkit dari bangku taman. Kathrin tak membiarkan kekasihnya pergi begitu saja. Dia dengan segera menahan tangan Zeevano.
"Jangan pergi, aku ga mau putus, aku cuma bercanda tadi honey, serius dehh," rengek Kathrin. Untung keadaan taman kali ini sepi, jadi tak ada yang melihat sisi manja dari seorang Kathrin yang terlihat julid.
"Tadi kamu kan yang minta putus? Makanya sekarang ayo putus, aku iyain kemauan kamu," kata Zeevano.
"Nggak. Aku cancel, aku ga jadi minta putus. Ayo reka adegan," kata Kathrin lalu menarik Zeevano duduk di bangku taman lagi.
"Ck, kamu ini," kesal Zeevano.
"Maaf," ucap Kathrin lalu cemberut.
"Tapi aku tetap dengan keputusan ku. Ayo putus dan-" ungkap Zeevano.
"Kamu jahat sama aku!" Kata Kathrin, matanya kini sudah berkaca-kaca dan dengan perlahan air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Eh-eh, jangan nangis," panik Zeevano. Dia tau seberapa susahnya Kathrib berhenti menangis.
"Dengerin dulu aku ngomong. Jangan dipotong dulu," lanjut Zeevano.
"Kamu minta putus sih," kata Kathrin disela tangisannya.
"Dengerin dulu, kamu jangan nangis." Kathrin diam, tapi air matanya tetap mengalir.
"Kahtrin..."
"Ayo kita putus dan ayo kita menikah. Aku mau kita putus dan kemudian membangun rumah tangga berdua. Cukup lima tahun kita pacarannya. Aku pengen selanjutnya kita ke tahap yang lebih serius lagi. Kamu mau?"
Bukannya menjawab, tangisan Kathrin malah semakin menjadi. Dia tak menyangka jika Zeevano akhirnya akan mengajaknya menikah. Inilah yang dia tunggu-tunggu. Menunggu keseriusan dari Zeevano. Dan pada akhirnya terwujud. Zeevano akirnya mengajak dia menikah, walaupun caranya tadi telah membuat Kathrin menangis. Namun, tak apa bagi Kathrin, yang penting dia bisa menikah dengan Zeevano.
"Lo mau kagak? Ditanya malah diem bae," tanya Zeevano.
"Gue mau lah anjir! Ya sabar, gue masih nangis sesenggukan gini, susah jawabnya," jawab Kathrin di sela-sela isakan.
"Utututu, bokemku nangis." Zeevano meraih tubuh Kathrin dan memelukknya. Kathrin tanpa penolakan, membalas pelukan kekasihnya itu dengan erat.
End
Oke end. Wkwkke singkat padat dan jelas ini mah😁
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShoot
Short StoryOneshoot. Beberapa crita pernah gue publish di akun ke dua gue, tapi gue pindah ke akun ini dengan visual dan nama yang berbeda.