PITU

108 10 3
                                    

Hola, assalamu'alaikum.
Sudah lama ya ges..kita tidak berjumpa, hampir 3 bulan ya ges.

Oh iya sebenernya updatenya ini pas tgl 13, tiga hari yang lalu. Buat semangat soalnya usia otor bertambah. Tapi ya karena masih mager sih, jadi updatenya hari ini.

Maaf ya, kemarin udah digantung, karena safa lagi skripsian. Alhamdulillah sekarang saya udah selesai gess😁😁

Skripshit udah rampung dan yah officially udah dapat gelar "Pencari Cuan" wkkwwk🤭 Alhamdulillah.

Skripshit ya banyak Lika liku ternyata, nanti aja di spill di kisah adeknya Ghaza 😅

Nah dari update tan ini semoga bisa rajin update yak, semoga juga gak kena writers blok. Jujurly selama skripsian ideku ilang guys😅😮‍💨 so yah semoga abis ini bisa rajin update.

Tetap jadwal update Kamis malam Jumat yak, nah ini karena besok takutnya ada kegiatan soalnya hari merdeka hahaha, update sekarang.

Okelah cuss

Gemerlap bintang membentuk pola-pola rasi bintang biduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gemerlap bintang membentuk pola-pola rasi bintang biduk. Lihatlah warnanya yang putih itu seolah menjadi bercak berbentuk di hantaran awan berwarna biru kehitaman yang semakin lama menggelap. Ghaza masih dengan sebatang rokok dan ponselnya. Mengingat rindu yang sepertinya mulai membara. Pagi itu ia ingat saat berziarah di Mbah sunan Muria. Selepas berdoa, ia terkejut dengan hadirnya gadis manis yang beberapa bulan lalu berjumpa. Hanya kebetulan saja berjumpa dengan Prof. Basuki dan putrinya. Seolah firasat, entahlah aku merasa aura prof. Basuki sedikitnya meredup. Ku harap itu hanyalah sugesti saja.

Keluargaku entah mengapa menjadi nyaman dengan gadis itu. Namun sedikitnya aku tahu wajah sedih Bubu terbaca. Ingin ku bertanya tapi urung. Rendra yang lebih dulu akrab dengan gadis itu.

"Akak. Jangan nangis ya." Rendra mengusap tangan gadis itu. Gadis bernama Agnia kalau tidak salah, terkesiap. Ia tak menangis tapi kenapa bocah di depannya itu mengatakan untuk tidak bersedih.

"Heh. Itu ada yang jualan Lato-lato tak belikan ayo." Tari mengajak Rendra untuk pergi membeli lato-lato di pasar Makam Sunan Muria. Bubu hanya tersenyum sendu. Jendra sudah ikut juga. Baba dan Prof. Basuki berbincang sapa. Setelahnya kami berpisah. Keluargaku melanjutkan perjalanan ziarah dan Prof. Basuki melanjutkan juga destinasinya.

Di mobil, aku menyetir. Sedang Rendra dan Jendra duduk di belakang. Sebelahku Baba. Bubu menegur dengan sayang putranya Rendra itu.

"Mas Rendra, kalau Mas Rendra tahu sesuatu disimpan ya nak, kalau dibicarakan seperti itu langsung kan nanti orangnya kaget."

"Akaknya kasian bubu."

"Iya Bubu tahu, tapi lain kali disimpan saja ya nak. Mas Rendra bagus sudah mau menghibur akaknya. Tapi dilihat-lihat dulu ya nak. Apakah orang itu bisa menerima apa yang kita katakan atau tidak. Mengerti ya nak?"

SYAZANI (Simpul Rasa Series Aka Gus Ghaza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang