9. Pelukan

467 49 5
                                    

Jaket putih Minji telah bertengger rapi menyelimuti tubuh Hanni. Perjalanan dari Pulau Bali ke Pulau Jawa dilakukan juga pada tengah malam hari.

Para murid terlihat cemas karena lusa mereka langsung dihadang try out untuk kesekian kalinya. Maklum saja sebagai murid tingkat atas mereka harus berjuang keluar dari sekolah dengan nilai yang baik.

Kedua tangan Minji berpegangan kuat pada deck kapal. Hanni berada di depannya dan berhadapan dengan Minji. Kehadiran manusia yang dicintai memberikan kehangatan satu sama lain.

Minji memeluk tubuh Hanni untuk menyalurkan rasa sayangnya. Saat ini kepala Minji berada di pundak Hanni dan tangan Hanni mengusap lembut punggung Minji.

"Lautan luas ya seluas cintaku padamu" ucap Minji. Menutup mata menikmati momen ini.

"Alah gombal" meski begitu tangannya tetap saja mengusap lembut punggung Minji.

Minji mengusap hidungnya ke tepi leher Hanni, memberikan rasa geli bagi Hanni.

"Geli ah!" Hanni menjauhkan tubuhnya dari Minji.

"Hehe.. harum banget kamu mah" Jawab Minji.

Pandangan mata memang tidak bisa dibohongi ya. Sepasang mata Hanni ataupun Minji menyipit karena terus saja memasang senyum tiada henti.

"Dingin..."

"Dingin ya? Ke kantin aja yuk beli kopi" ajak Minji, kedua manusia itu meninggalkan deck kapal dan menuju kantin.

~

"Besok kamu mau kuliah dimana?" Tanya Hanni serasa menyeruput minuman hangatnya.

"Pengen di teknik tapi yang bagus di kota sebelah" Jawab Minji.

"Kos dong?"

"Gak tau, kamu gimana?"

"Aku disini aja kebetulan jurusan yang aku sukai ada di universitas kota"

"Yah.... gimana ya?"

"Ya gak gimana-gimana" Jawab Hanni pelan.

Sebenarnya dia agak gak rela sih kalau mau LDR-an sama Minji. Tapi untuk masa depan pasti ada sedikit yang perlu dikorbankan.

"Aku gak mau jauh dari kamu" celutuk Minji. "Kalau aku ngambil di kota sebelah otomatis gak bakal setiap hari kita ketemu"

"Tapi katanya yang bagus ada disana" lirih Hanni.

"Iya sih, apa PP aja ya aku lihat waktu perjalanan naik kereta cuman 2 jam"

"Big No Kim Minji" bantah Hanni langsung. "Kenapa?" Tanya Minji

"Meskipun kemungkinan kita bisa ketemu tapi kalau kamu PP dengan waktu tempuh 4 jam per hari nya cuman bikin badan capek dan aku gak mau hal itu terjadi sama kamu"

"Tapi itu satu-satunya cara Hanni, kalau gak ya opsi kedua aku ngambil sastra di universitas yang sama kayak kamu"

Hanni tersenyum. Meskipun belum tau kedepannya bagaimana tetapi ada beberapa cara yang Minji lakukan untuk menenangkan hatinya.

Minji melirik Bae yang sedang makan mi instan dari kejauhan. "Kamu pengen?" Tanya Hanni yang sadar kayaknya Minji pengen makan mi.

"Pengen apa?"

"Dari tadi ngelirik Bae yang makan mi kayaknya kamu pengen"

"Oh? Aku kurang suka sama mi instan habis makan mi pasti bawaannya haus terus, jadi aku kurang suka"

"Kirain pengen..."

Minji memikirkan ide jahil.

"Pengen sesuatu sih dan cuman kamu yang bisa kasih"

"Ha?" Tanya Hanni kaget.

"Emang gak dijual di kantin?"

"Gak lah!"

"Mau apa emang?"

"Your lips, sweetheart"

~

Di lantai teratas kapal ada sejoli pasangan yang sedang menikmati angin malam.

Minji semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Hanni dan matanya terus menatap bibir Hanni.

Hanni yang sadar akan adegan selanjutnya menutup mata dan menanti suatu benda yang sesaat lagi mendarat di bibirnya.

Cups

Pendaratan yang sempurna.

Malam itu, Minji memberikan ciuman pertamanya untuk Hanni. Dan, Hanni memberikan ciuman pertamanya untuk Minji.







Minji, Hanni, dan JaketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang