Chapter 5

0 0 0
                                    


Setelah membuka matanya, dia langsung menggeser tirai, membuat cahaya pagi masuk ke ruangannya.

Dia diam beberapa menit, melihat perempuan yang lari mengitari taman. Tentu saja perempuan yang dimaksud itu adalah Remy.

Setiap pagi Remy selalu lari mengelilingi taman. Itu sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil hingga sekarang.

Setelah Remy kembali ke hotelnya, Yuki akhirnya berhenti melihat keluar.

. .

. . .

20 menit setelahnya, Yuki keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang terpasang dibadannya. Dia berjalan ke arah pintu.

Ding*dong*

Entah kebetulan atau tidak, ada orang yang menekan bell pintu.

Saat pintu itu terbuka, dia melihat orang yang menjadi alasannya untuk berada di tempat ini.

"yo!"

Remy.

Keduanya menginap di hotel yang sama. biarpun sangat dekat, mereka tetap memilih kamar yang berbeda. Lebih tepatnya, Yuki tidak mau sesak nafas saat tidur.

Hari ini adalah hari kedua festival sekaligus hari terakhir acara itu. Tentu Remy sudah menyiapkan rencanya yang akan ia lakukan hari ini. Tapi sebelum itu dia harus menyiapkan kostumnya. Karna itulah dia menghampiri Yuki, Satu satunya teman yang ia percaya.

Remy masuk ke dalam, menunggu Yuki untuk meriasi dirinya.

Entah kenapa Yuki tidak pernah protes pada sikap Remy yang semaunya. Apa karna kedekatan mereka? Atau dia sudah terbiasa dengan sikap ini?

Yang tau hanya dirinya sendiri

Sekarang Yuki tidak terlihat seperti sahabat baik, namun dia terlihat seperti Ibu yang tersenyum lembut saat melihat tingkah anaknya.


***


Kediaman Merslova, atau lebih tepatnya dimana Tiara tinggal.

Tiara merasa sedikit bingung karna si kakak masih belum turun untuk sarapan.

Lalu saat dia ingin melihat keadaannya, Jane menghalangi langkahnya.

"maaf."

"minggir"

"Arvast sedang sibuk, dia tidak tau kapan urusannya akan selesai, jadi dia ingin nona tidak menunggunya."

"sibuk apa? Biar kulihat"

Tiara mencoba melewati Jane, tapi dengan lincah Jane menghalangi Tiara

"sekali lagi maaf. Dia bilang tidak boleh ada orang yang mengganggunya"

Mendengar itu Tiara mengerutkan alisnya

Sesibuk itu? – gumamnya

Pada akhirnya Tiara berangkat sendirian

. . .

. . . .

Ding*dong*

Tidak lama pintu terbuka, memperlihatkan wajah kaget Jane yang membuka pintu itu, sayangnya ekspresi itu hanya bertahan beberapa detik sebelum kembali normal

"selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?"

Pria yang menekan bell, melangkah kedalam, anehnya Jane memberinya jalan sambil menundukan kepalanya seolah-olah ini hal yang biasa

Ekstra : Waktu dan HubunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang