Tentang Jennie

2.4K 173 17
                                    

Jennie Kim, murid kelas 3 SMA Yongsan yang cantik, cerdas serta berbakat. Tiga tahun yang lalu, Ia berhasil masuk ke salah satu sekolah paling mahal di Seoul itu berkat prestasinya di SMP. Dan juga ayahnya yang mendapat pekerjaan di perusahaan baru dengan gaji yang lumayan besar.

Keluarga Jennie pindah dari Gyeonggi ke Seoul saat Ia memasuki bangku SMP. Rencananya, ayah Jennie akan bekerja di salah satu perusahaan besar di Seoul dengan harapan ingin memperbaiki kondisi ekonomi keluarga mereka.

Did it work?

It did, but it wasn't easy. Semua yang dimiliki mereka sekarang bukanlah tanpa jatuh, bangun, keringat dan darah ayah Eung Soo.

Kim Eung Soo, sosok ayah yang sangat dikagumi dan dihargai oleh Jennie. Pria yang hebat, pantang menyerah. Pria yang mencintai Jennie tanpa pamrih serta tanpa akhir. At least, itulah yang ada dibenak Jennie kala itu.

*Cup* "Yah, Jennie berangkat dulu ya." Ujar Jennie kepada sang ayah dengan senyuman manis di paras eloknya.

Namun sang ayah seperti tidak mendengar sapaan anaknya atau mungkin Ia tidak menghiraukannya. Wajahnya datar, mata terfokus pada koran yang dibacanya. Jennie membuka bibirnya, seakan ingin mengatakan sesuatu tapi melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7:15, Ia memilih untuk terdiam dan bergegas menyandang tasnya.

"Jen, sarapan dulu." Ujar ibu Jennie.

Jennie menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nanti saja, eomma. Jennie buru-buru." Ia menghampiri sang ibu lalu mencium pipinya. "Bye, eomma!"

Kemudian Jennie berlari keluar rumah menuju stasiun bus dengan tergesa. Wajahnya nampak sedikit cemas. (Aish, gue harap busnya belum berangkat.) Batin Jennie.

Jennie terus berlari dan berlari, peluh mulai menetes dari atas kepalanya. Ia sesekali mengusap peluh di dahi dan ujung matanya agar tidak mengganggu area penglihatannya. Beruntung, Jennie sampai di stasiun tepat sebelum bus berangkat menuju arah SMA-nya.

"Hai, jen!" Sapa Nayeon pada sahabatnya yang masih berusaha menetralkan nafasnya. Ia menepuk bangku disebelahnya, menyilahkan Jennie duduk disampingnya.

Gadis berparas bak kelinci itu kemudian mengambil dua kotak susu dan sebungkus roti dari dalam tasnya. Ia menyodorkan sekotak susu dan roti coklat kepada Jennie. Sudah hafal betul kalau sahabatnya itu pasti belum sempat sarapan kalau sudah telat begini.

Jennie menerima roti dan susu dari Naeyon lalu memakannya tanpa berfikir dua kali. "Thanks, nay." Gumamnya sambil mengunyah roti, yang langsung mendapat gelengan dan putaran bola mata sass dari Naeyon.

"Makan yang bener ege. Telat mulu lagian ngapain aja sih lu semalem?" omel Nayeon.

Jennie menelan makanan dimulutnya terlebih dahulu sebelum menjawab singkat. "Nggak ngapa-ngapain kok, nay."

"Tck. Terus? Napa sih lo telat lagi aja jen?" tanya Nayeon, kali ini nadanya sedikit khawatir.

"Mm..." Jennie stop memakan rotinya, bimbang antara jujur, menjawab pertanyaan Nay dan membuatnya semakin cemas atau bohong, agar sahabatnya itu tidak mencemaskannya.

"Don't worry. Cuma mimpi buruk kok, nay. Hantu-hantu gitu, ih serem deh pokoknya. Gabisa tidur gue." Kilahnya.

Nayeon menatap netra Jennie lekat, berusaha mencari celah disana. Dan benar saja, sahabatnya itu telah berbohong padanya. Entah mengapa. Ia tidak mau memaksa, memilih menunggu Jennie memberitaunya sendiri. Jika Jennie telah siap, Ia pasti akan memberitaunya.

Sambil meminum susu kotaknya, Nayeon mengarahkan pandangannya keluar jendela bus. Ikut larut dalam headspacenya sendiri.

*
Sesampainya di sekolah, Nayeon dan Jennie segera berjalan menuju kelas mereka yaitu kelas 12B. Namun sebelum sampai di kelas, Jennie tidak sengaja bertabrakan dengan seorang murid perempuan.

My Revenge (Chaennie SMUT 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang