"Halo? What?! Sekarang? Apa lo gila??"
Rose memijit pelan pelipisnya. Kemudian Ia mendengus kesal. Ada-ada saja pagi-pagi begini.
"Don't- shibal! Jangan lakukan apapun sampai gua sampai di markas! Arrasseo?!"
Beep
Brakk "Arkhh shibal!!!"
"Hnggh..? Rojeyaa... ada apa? Kenapa kamu teriak gitu ih pagi-pagi?" Tanya Jennie dengan suara parau.
Jennie mengucek matanya, terlihat sang 'pacar' yang masih memakai boxer dan sport bra, menggenggam erat ponselnya seakan ingin Ia banting. Tapi ingat apa-apa saja isi ponselnya, Rose mengurungkan niatnya.
"Tck. Maafkan aku baby, tadi anak buah telfon. There's an emergency it seems." Ujar Rose, berjalan menghampiri gadisnya lalu mencium keningnya sekilas.
"Oh. Jadi kamu mau ke markas sekarang?"
Rose mengangguk. "Nde. Kalo aku nggak cepat kesana God knows apa yang para otak udang itu bakal lakuin."
Jennie terkikik kecil mendengar Rose yang menyebut anak-anak buahnya sebagai 'otak udang'.
"Okay. Mau ku temenin mandi?" Tanya Jennie dengan tatapan 'nawarin'. Membuat sang mob boss tampan itu menggeram.
Rose berjalan perlahan, mendekati Jennie dan menatapnya bak serigala yang hendak menerkam mangsanya. Jennie perlahan mundur, mencoba menghindar dari sang 'serigala'. Seringai nakal terpatri di wajah keduanya.
Settt
Dengan secepat angin Jennie menggerakkan kaki-kaki mungilnya, berlari menuju kamar mandi Rose dengan cekikikan.
(Oh so you wanna play, baby... LET'S PLAY) batin Rose.
Wanita berkelamin pria itu sontak melucuti boxer serta sport-bra nya kemudian berlari menyusul Jennie ke dalam kamar mandi.
"Gotcha!!"
"Aaaa!!!" Teriak Jennie nakal. "Hihihih." Rose terus menciumi tengkuk hingga payudaranya, membuatnya tertawa kegelian.
Grebb
Tangan mungil Jennie berhasil 'menangkap' senjata sang alpha wolf membuatnya menggeram keenakan.
"Hnnghh... " desah Rose akibat kocokan lembut J.
"Feel good, daddy?" Tanya Jennie, suaranya parau, matanya sayu telah terbawa nafsu.
Entah mengapa, memegang, mengurut-urut batang milik Rose membuatnya sangat becek dan berkedut nikmat.
Jennie menggigit bibirnya. Manik hitamnya mengarah kebawah, melihat betapa besar, keras dan alive batang berwarna pucat dan berurat itu.
*Jennie mendesah*
Plokk plokk plokk
"Ahh. Fuck yeah kocok terus sayang... fasterrr... " rancau Rose, matanya terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang diberikan oleh sang gadis.
"Fuck! Ahh stop stop. Stop dulu sayang. I don't wanna cum yet. Hah.. hah..."
"Please fuck me, Je! Ahh aku gak tahan lagih..."
"Okeh okeh... fuck, turn around baby."
Jennie menuruti ucapan sang dominan dan langsung berputar menghadap dinding kamar mandi.
"Sshh... " dinding itu terasa dingin dan agak licin tapi whatever, yang penting Jennie bisa merasakan batang besar itu lagi di dalam miliknya.
"Langsung aku masukin ya baby." Ujar Rose. Yang langsung diangguki oleh sang submissive.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Revenge (Chaennie SMUT 21+)
Romantizm"Mulai sekarang, kamu adalah milikku..." -Rose "I'm yours and you are MINE." -Jennie Kisah antara seorang bos mafia dan gadis yang dijual oleh ayahnya sendiri. Dua-duanya sama-sama posesif dan tak akan segan membunuh siapapun yg berani menyakiti kek...