Happy Reading!
•
•
•Michael menyandarkan punggungnya kembali, menunggu Dexter mengatakan sesuatu. "Well?" ujarnya, memberi tanda bahwa ia mulai tidak sabar menunggu jawaban pria itu.
"Aku mengenal ibumu," Dexter memulai penjelasannya. "Dia mantan kekasihku, sebelum dia memutuskan untuk menikahi ayahmu, Rafael."
Michael tak mengatakan apa-apa untuk menyela. Ia menunggu dan mendengarkan dengan saksama, dalam hati membandingkan cerita Dexter dengan versi ibunya.
"Salah satu dari temanku memperkenalkan kami. Harus kuakui, ibumu adalah wanita paling menawan yang pernah aku temui, Michael," ungkap Dexter. Pria itu menarik napas, matanya menerawang mengingat masa-masa itu. Ada sebuah senyum samar terulas di wajahnya ketika dia membayangkan soal masa lalunya dengan Mia.
"Ibumu sempat memberitahu bahwa dia tengah mengandung anak kami, tapi dia menolak untuk bersamaku, dan malah pergi ke pelukan Rafael," kata Dexter, menggelengkan kepala tak percaya.
"Aku begitu mencintai ibumu, aku rela melakukan apa saja untuknya. Namun kenapa dia lebih memilih Rafael daripada diriku? Apakah rasa cintaku tidak cukup untuknya?"
Karena kau memperkosa dan menyakiti ibuku, sarkas benak Michael. Pemuda itu terpaksa menggigit lidah, tak ingin memberi tanda bahwa ia telah mengetahui yang sebenarnya.
Dexter memfokuskan diri pada Michael. "Aku berniat memberitahumu, bahwa aku ayah kandungmu, serta bahwa aku berkeinginan untuk membawamu menemui keluargaku," aku Dexter.
"Keluargamu?" sahut Michael cepat. "Di mana?"
Dexter menjeda jawabannya. "Washington D.C.."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin kau mengenal keluargaku. Aku ingin kau mengenal kakak laki-lakiku, serta kakak iparku," jawab Dexter. Pria itu mengulas sebuah senyum, berharap itu bisa meyakinkan Michael. "Aku yakin mereka akan menyukaimu."
Bibir Michael terbuka. Namun sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, dering ponselnya menyela pembicaraan kedua laki-laki itu. Michael pun meraih ponsel dari saku celananya.
"Dari siapa?" Dexter bertanya, penasaran.
Michael menekan tombol merah, dan memasukkan ponselnya kembali. "Ayahku," ia menjawab singkat. Pemuda itu memusatkan kembali perhatiannya pada Dexter. "Jadi? Kapan kau berniat untuk membawaku ke Washington?"
ㅤㅤ
"Aku menemukannya."Suara dari Marlo menarik perhatian ketiga pria paruh baya di ruangan tersebut. Seorang pria yang telah lama bekerja dengan FBI di bagian IT tersebut memutar laptopnya pada ketiga sahabatnya yang tengah menunggu hasil dari pencariannya.
"Dia di 82nd Street di Elmhurst," jelas Marlo. Jari telunjuknya menunjuk sebuah nama di peta yang tertera di layar laptopnya. "Phoenix Tech Repairs."
"Itu nama toko yang disponsori Michael waktu itu," salah satu dari ketiga pria tersebut menyahut.
"Dia bersama Dexter?" si pria berambut pirang kemerahan bergumam rendah.
"Rafe? Mungkinkah Michael kabur semalam untuk pergi menemui Dexter?"
"Kami tidak tahu." Pria paruh baya yang merupakan ayah dari Michael menghela napas, frustrasi. "Setidaknya, kami tahu bahwa Michael tidak menginap di rumah sahabatnya semalam. Aku dan Mia telah bertanya pada Trevor, Jesse, dan Chase, namun tak ada hasil."
"Apa kau ingin menjemputnya?" tanya Jasper.
"Tidak," jawab Rafael. "Aku akan membiarkan Michael yang menjelaskan semuanya nanti. Jika dia tak mengatakan apa-apa, itu hanya membuktikan bahwa Michael tak lagi mempercayaiku dengan rahasianya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Of The Past [END]
Teen Fiction⚠️ BUDAYAKAN FOLLOW DAN TINGGALKAN VOTE SEBELUM MEMBACA ⚠️ ㅤㅤ [ BOOK TWO OF TWISTED FATE ] ㅤㅤ Semua orang menyukai Michael Davis. Ia pemuda yang ramah pada setiap orang yang ditemuinya, merupakan salah satu murid cerdas di sekolahnya, dan memiliki s...