6.•Drama menuju kehancuran dan penyesalan•

57 6 0
                                    

Engghh

Lenguhan seorang gadis yang sekarang sedang berada di sebuah markas, tepatnya sebuah kamar yang ada di markas itu. Perlahan kedua mata itu terbuka dan menatap sekitar linglung.

"Dimana gue?" Ucap Lesya lirih. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sampai-sampai dia terbangun di tempat asing. Otaknya mulai mencerna semuanya.

Dia sekarang tahu di mana dia sekarang.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan seorang pemuda yang tadi di tahan bersamanya. Lesya menatap was-was pemuda itu, sedangkan pemuda itu terkekeh kecil melihat raut wajah Lesya yang menurutnya lucu.

Lucu, Batin pemuda itu.

"Tenang, gue ga akan apa-apain lo. Gimana keadaan lo?" Ucap Pemuda itu. Sedangkan Lesya dia hanya diam tidak menjawab pertanyaan pemuda itu. Dia fokus menatap mata pemuda itu.

Ganteng banget, Batin Lesya. Kemudian menggeleng kan kepala menghapus kekagumannya.

Fokus Lesya, ini bukan waktunya menganggumi ciptaan tuhan. Batin Lesya.

Sejak tadi, pemuda itu hanya menatap gemas melihat raut wajah Lesya yang berubah-ubah. Gemas sekali, pikirnya.

"Gue gapapa" ucap Lesya setelah beberapa menit asik dengan pikirannya.

"Sorry ya. Gara-gara kami, lo ikut masuk ke masalah kami" ucap pemuda itu dan hanya di balas anggukan oleh Lesya.

"Gue mau pulang, sekarang jam berapa?" Ucap Lesya lirih di akhiri pertanyaan pada pemuda itu.

"Jam setengah delapan" jawab pemuda itu enteng. Sedangkan Lesya melotot mendengar jawaban pemuda itu.

Yakin gue abis ini hidup gue ga tenang, Batin Lesya miris.

"Gue pulang gimana?" Ucap Lesya dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana jika dia tidak bisa pulang? Dan juga, bagaimana dengan obat-obatnya?.

"Gue anter" ucap pemuda itu lalu menarik lembut tangan Lesya keluar kamar.

Lesya bersembunyi di balik badan pemuda itu seperti takut akan sesuatu.

Menyadari gadis yang dia bawa tidak ada di sampingnya, pemuda itu menoleh ke belakang dan mendapati Lesya yang sedang memegang lengannya kuat. Seakan tahu dengan apa yang di pikirkan Lesya pemuda itu menarik lembut tangan Lesya.

"Tenang, mereka ga akan apa-apain lo" ucap pemuda itu menenangkan Lesya. Lesya hanya mengangguk ragu.

****

Mereka turun dari lantai atas. Ya, Lesya saat pingsan tadi di bawa ke lantai atas. Kamar para anggota inti dan lainnya.

Yang asalnya ricuh mendadak hening ketika mendapati pemuda itu turun dari lantai atas. Mereka tidak melihat Lesya karena tertutup badan pemuda itu.

"Gimana keadaan tu cewek?" Ucap salah satu dari mereka.

"Gapapa" ucap pemuda itu lalu menarik tangan Lesya agar tepat di samping dirinya. Lesya langsung gugup saat melihat semua atensi fokus padanya.

"M-maaf ngerepotin kalian. D-dan makasih udah mau bawa g-gue pas tadi pingsan" ucap Lesya gugup. Gimana ga gugup, COWOK SEMUA WOYY. kalo gue sih udah pingsan dua kali biar di gendong dua kali xixixi. Oke, back to the topic.

"Ga ngerepotin kok, justru kami yang minta maaf karena secara ga langsung lo terseret masalah kami. Iya, ga?" Ucap Pemuda yang tadi bertanya dan di balas anggukan oleh semuanya.

Alena StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang