7.●Bukan pertemuan pertama●

51 5 0
                                    

Kemarin aku bilang mau ceritain pertemuan pertama mereka ya? Oke deh.

Sekalian aku cerita tentang Lesya, tunangan, dan lainnya.

________________

Tiga tahun lalu...

Tiga tahun lalu, tepatnya saat Lesya kelas delapan. Dia pernah bertemu dengan Damian sekali, itu pun bukan dalam hal yang baik.

Flashback on

Saat itu Lesya sedang eskul Menari tradisional, sebelum adanya penyakit yang di deritanya. Dia dan Damian satu sekolah, Namun beda gedung. Itulah mengapa Lesya tidak ingat dengan Damian.

"Oke, segitu dulu untuk hari ini. Terima kasih" ucap Lesya lalu pergi. Ya, dia ketua eskul tersebut.

Lalu dia berjalan pulang, sekolahnya dan rumahnya cukup dekat. Hanya butuh sekitar 17 menit untuk sampai di rumahnya.

Saat itu dia berjalan dengan santai sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah putihnya. Lalu, dia menengok ke arah jembatan di sebrang kirinya. Dia melihat seorang lelaki yang sepertinya seumuran dengannya. Lelaki itu seperti bersiap untuk loncat.

Lesya yang melihat itu santai menghampiri lelaki itu dengan terburu-buru. Dan ...

Hap

Dia memegang lengan lelaki itu lalu menariknya mundur.

"Kamu ngapain sih kayak gitu?!" Ucap Lesya sambil menetralkan detak jantungnya. Cape u know, lari dari sebrang jalan ke sebrangnya lagi. Apalagi dia juga berjalan kaki sedari tadi.

"Lo ga perlu tau, dan lo ga akan ngerti!!!" Ucap lelaki itu dengan napas memburu.

Lesya menenangkan dirinya agar tidak kelepasan seperti tadi, dia menarik napas lalu membuangnya pelan. Orang seperti lelaki ini seharusnya bukan di teriak balik, namun kita harus tenang dan bicara pelan-pelan.

"Aku tau, tapi bunuh diri bukan solusi setiap masalah. Hadapi bukan lari dengan cara bunuh diri" ucap Lesya dengan lembut lalu menuntun lelaki itu agar duduk di sampingnya. Mereka duduk di pinggir jalan.

"Gapapa, kalo kamu mau nangis, nangis aja" Lanjut Lesya lembut.

Akhirnya, Lelaki itu menumpahkan tangis yang selama ini dia pendam. Lalu, lelaki itu memeluk Lesya dan menangis sekencang-kencangnya. Sampai-sampai bahu Lesya basah.

"Gue cape ... gue benci mereka" ucap lelaki itu sambil terisak.

"Kamu kuat. Makasih udah bertahan sejauh ini" ucap Lesya sambil menepuk-nepuk pelan punggung lelaki itu.

Lalu mereka berpelukan dengan Lelaki itu yang terus mengoceh dan Lesya menanggapinya dengan sabar.

****

"Makasih" ucap lelaki itu dengan tulus. Setelah beberapa menit dia menumpahkan dan menceritakan alasan dia bunuh diri. Dia akhirnya tenang.

"Sama-sama, jangan kayak gitu lagi, ya? Tuhan ga akan suka" ucap Lesya sambil memberikan kelingkingnya pada Lelaki itu untuk membuat janji.

Lelaki itu tampak ragu, namun dia tetap menautkan kelingkingnya dengan kelingking Lesya.

"Kalo kamu butuh teman cerita, kamu bisa ke aku. Walau aku ga bisa bantu kamu mecahin masalah kamu, tapi dengan sharing, perasaan kita sedikit plong" ucap Lesya sambil menatap mata lelaki itu.

Mereka bertatap-tatapan cukup lama, lalu lelaki itu memalingkan wajah. Lelaki itu sedikit salting. Lesya hanya terkekeh melihat reaksi lelaki di sampingnya ini. Menurutnya, reaksi lelaki itu lucu.

Gemes, Batin Lesya.

"Nama lo siapa?" Tanya lelaki itu.

"Alena Lesya Pangestu" ucap Lesya.

"Kamu?" Lanjut Lesya.

"Algra Damian Fers" ucap Lelaki itu.

"Aku panggil kamu Damian, boleh?" Tanya Lesya menatap Damian.

Lelaki itu mengernyit bingung mendengar pertanyaan gadis di sampingnya. Orang-orang biasanya memanggilnya Algra, hanya ibunya yang memanggilnya Damian. Dia tidak memperbolehkan siapapun memanggilnya Damian kecuali ibunya.

"Biar beda dari yang lain, hehe" Lanjut Lesya cengengesan sambil memggaruk pipinya canggung.

"Boleh, aku panggil kamu Ale. Gimana?" Ucap Damian dan menatap Lesya intens. Aneh, kenapa dia membiarkan gadis ini memanggilnya Damian?. Bahkan, dia memakai 'aku-kamu'.

Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan.

"Ya udah aku pulang dulu ya, Damian. Kamu jangan ngelakuin hal itu lagi, oke?" Ucap Lesya sambil membentuk jari 👌.

Damian mengangguk. Lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya agar debu-debu yang menempel di celananya menghilang.

"IHH, DAMIAN. Debunya kena muka aku!" Pekik Lesya sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya.

Damian hanya terkekeh geli.

"Maaf, ayok. Aku anter"

****

Setelah Lesya menyelamatkan Damian dari percobaan bunuh diri waktu itu. Mereka semakin dekat dan lengket, tetapi saat kelas sembilan Lesya tiba-tiba menghilang bak di telan bumi. Damian mencari Lesya namun dia tidak menemukannya. Sejak saat itu Damian semakin dingin dan menjauh dari semua perempuan. Perempuan yang memegangnya berakhir menghilang.

Alasan Lesya menghilang karena penyakitnya, dia berobat di suatu negara dengan alasan ingin bersekolah di sana. Lesya selama berobat melakukan home schooling.

Lalu dia kembali saat kelas sebelas saat naik kelas, dia sudah muak dengan peralatan di rumah sakit. Dia memutuskan akan membiarkan alurnya terjadi.

Dan pertunangan itu di mulai karena orang tua Melvin, selain itu. Perusahaan keluarga Lesya lebih tinggi peringkatnya di banding Melvin. Itu juga menjadi salah satu alasan orang tua Melvin melakukan pertunangan itu. Awalnya Lesya tidak mau, namun dengan bujukan dia akhirnya mau.

Awalnya baik-baik saja, namun sejak kedatangan Lionara sebagai murid baru. Semua berubah, dengan mulainya fitnah, kekerasan kakaknya dan tunangannya, bahkan caci maki dari semua dia dapat.

Lalu, Damian akhirnya menemukan gadisnya. Dia selalu mengintai apa yang di lakukan gadisnya, bahkan penyakit yang di derita Lesya dia tahu.

Dia tidak akan membiarkan gadisnya pergi lagi dari sisinya, tidak akan. Dia akan membuat gadisnya selalu ada di sisinya, bahkan cara kotor sekali pun.

Dan baru sekarang dia menampakkan diri setelah beberapa bulan mengintai, tetapi ... gadisnya seperti tidak mengingat dirinya. Apakah itu efek dari penyakitnya?.

Tapi dia tidak akan menyerah, dia akan melakukan hal-hal yang dulu sering mereka lakukan bersama agar gadisnya mengingat dirinya.

****

Gini-gini, kalian pasti liar kalo gue nulis Nama Melvin kadang gini, kadang Melvian, kan?.

Itu karena gue sengaja dan bukan typo hehe.

Entahlah, jadi maklum aja ya. Kalo sedikit ya maapin

Alena StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang