🕊Ch {9}

562 92 20
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

....

Paginya, Louis sudah siap dengan seragam sekolah di tubuhnya. Pemuda itu turun ke lantai bawah dengan tas di sebelah bahu kirinya.

Di meja makan, Louis melihat Deran dan Cessia sedang sarapan bersama. Ayahnya itu sudah siap dengan setelan kantor.

Melihat Louis sudah turun, Cessia melambaikan tangan padanya seraya tersenyum lembut. "Louis, kemarilah. Ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu."

Menoleh pada wanita itu, Louis menjawab acuh. "Tidak lapar."

Setelahnya, pemuda itu langsung berjalan menuju pintu keluar tanpa mau repot-repot menyapa Deran di meja makan.

"Louis! Ibumu sudah menyiapkan sarapan untukmu. Hargai apa yang sudah dia siapkan untukmu!" Deren bangun dari duduknya dan membentak dengan emosi.

Cessia dengan cepat mengelus lengan pria itu. "Tidak apa-apa, jangan memarahinya seperti itu. Louis mungkin memang tidak lapar." Wanita itu berbicara seraya tersenyum menenangkan.

Melihat senyum lembut di bibir istri keduanya itu, Deran menghela napas panjang. Kembali menoleh ke arah pintu, pria itu tidak lagi melihat putranya di sana.

"Dasar tidak sopan. Dia memang sangat kurang ajar." Deran kembali berkata dengan marah.

"Sudahlah, Louis mungkin sudah telat. Lanjutkan saja sarapanmu, sayang." Cessia mengecup pipi Deran, lalu berjalan untuk duduk di kursinya sendiri di samping tempat duduk suaminya tersebut.

....

Louis sampai di depan kelasnya, pemuda itu langsung masuk ke dalam kelas dengan langkah santai.

"Kembalikan."

Mendengar suara dingin tersebut, Louis yang sedang berjalan menuju kursinya menoleh ke arah suara. Pemuda itu melihat Rora yang sedang di kelilingi oleh Nika dan ketiga teman gadis itu.

Di tangan Nika terdapat sebuah buku yang sepertinya adalah milik Rora yang di ambil secara paksa.

Melihat buku di tangannya, Nika berbicara dengan nada mengejek. "Buku apa yang kau baca ini? Terlihat tidak menarik dan jelek. Apa kau suka sesuatu yang jelek seperti ini, hm?" Gadis itu bertanya dengan senyuman miring.

Louis lanjut berjalan dan duduk di kursinya. Pemuda itu menopang dagunya seraya memperhatikan perbuatan Nika pada Rora.

Tidak terdapat banyak murid di kelas karena masih terlalu pagi. Di kelas tersebut hanya ada Louis, Rora, Nika dan ketiga temannya, lalu satu orang laki-laki yang memakai kacamata serta seorang perempuan yang tidak Louis ketahui namanya. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing, kecuali Louis, Rora serta Nika dan ketiga temannya.

"Seleramu buruk sekali, Rora." Nika kembali mengejek dengan nada mencemooh.

Ketiga temannya tertawa sinis di samping gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dein GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang