🕊Ch {7}

1.1K 138 8
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
....

Di rooftop sekolah, Venia berdiri di depan jaring pembatas rooftop seraya melihat pemandangan di bawah sana dengan tangan bersedekap.

Louis bersandar di jaring pembatas rooftop seraya menoleh ke arah Venia yang berdiri di sampingnya.

Melihat ke langit, pemuda itu mulai berbicara. "Aku yakin kau sudah tahu mengenai keluargaku."

Venia meliriknya sesaat, lalu kembali melihat ke depan.

Louis melanjutkan. "Aku tahu kau ingin melakukan pembalasan dendam pada ayahku melalui diriku."

Mendengar itu, Venia terkejut dan sedikit membelalakkan matanya pada Louis.

"Bagaim─"

"Tidak perlu bertanya bagaimana aku bisa tahu. Yang jelas, aku tahu semua tujuanmu padaku selama ini." Potong Louis cepat dengan senyuman kecil di bibirnya.

"Jika kau ingin tetap melanjutkan pembalasan dendam ini melalui diriku. Maka kau salah orang, Venia." Lanjutnya pelan.

Venia tidak membalas.

Louis tersenyum dan melanjutkan. "Ayahku sudah tidak menyayangiku lagi. Pria brengsek itu sudah memiliki wanita lain di sampingnya dan membiarkan hidupku dan ibuku menderita selama ini. Aku mengatakan ini karena tidak ingin semakin menderita karena pembalasan salah arahmu itu."

"Aku sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan pria itu. Jangan sangkut pautkan aku dengannya lagi. Terserah kau ingin menghancurkan kehidupannya, aku sama sekali tidak peduli." Louis menatap Venia yang juga menatap padanya. "Aku akan sangat bersyukur jika kau berhasil menghancurkan hidupnya, karena aku juga sangat membencinya." Lanjutnya.

"Aku meminta maaf atas semua sifat menyebalkan yang kulakukan padamu selama ini. Semoga kau tidak semakin dendam padaku karena semua sifat galakku itu dulu." Louis terkekeh kecil.

"Mengapa kau berubah?" Venia mengabaikan permintaan maaf Louis dan mengajukan pertanyaan lain.

Menggaruk tengkuknya, Louis menjawab. "Aku menyadari bahwa dengan semua sifat burukku itu dulu, kehidupanku tidak berjalan dengan baik. Dan aku menyesal pada akhirnya." Katanya serius.

"Aku mengerti." Venia mengangguk. "Tidak perlu khawatir aku akan menjadikanmu sasaran balas dendamku. Targetku sudah berubah, kau hiduplah dengan tenang."

Mendengar itu, Louis semakin melebarkan senyumnya.

"Terima kasih. Kalau begitu, aku duluan." Louis berdiri tegap, bersiap pergi dari sana, namun

BRAKK!!

Pintu rooftop di tendang kasar dari luar.

"VENIA!"

Di sana berdiri Agler dengan wajah panik dan khawatir miliknya.

Melihat Louis ada di sana, Agler mengetatkan rahangnya emosi. "Apa yang kau lak─"

Dein GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang