Raya duduk diayunan taman dengan tangannya yang memegang satu cup es krim rasa coklat.
"Indahnya hidup tanpa kekasih~"
"Mau kemana saja tidak perlu izin~"
"Mau makan ini makan itu terserah~"
"Indahnya...indahnya...indah sekali~"
Raya terus saja bernyanyi dengan sesekali menyuapkan es krim nya, taman ini cukup sepi karna sekarang adalah siang hari dan cuaca sedang panas-panasnya untuk mereka yang takut sinar matahari.
Sekarang adalah hari Minggu, harinya untuk bersenang-senang sebelum besoknya hari senin lagi, Raya yang kesal karna sendirian dirumah pun memutuskan untuk pergi jalan jalan keluar dan tempat peristirahatannya sekarang adalah taman kota yang cukup sepi, sangat pas untuk ia yang ingin menjernihkan pikirannya sembari memakan es krim kesukaannya.
Raya duduk disebuah ayunan yang berada di bawah pohon besar yang membuat ayunan itu tidak terlalu tersorot sinar matahari.
"Emm....enak banget sih lo kim! nyesel gue beli yang cup kecilnya," keluh Raya, lalu menyuapkan suapan terakhirnya dan membuangnya ke tempat sampah yang berada tidak jauh darinya.
"CARI DIA JANGAN SAMPE LOLOS!"
Raya berjengkit kaget mendengar teriakan itu, ia menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah kaki seseorang.
Seorang perempuan yang seperti seumuran dengannya, berlari ke arahnya, "Lo, jangan kasih tau mereka kalo gue sembunyi disini!" ucapnya, ah tidak--lebih tepatnya mengancam dengan menodongkan sebuah pisau padanya.
Raya yang masing loading itu mengangguk saja, gadis itu bersembunyi di belakang tempat sampah dimana ia membuang bekas cup es krim tadi, tempat sampahnya cukup lebar dan membuat gadis itu tidak terlhat.
Beberapa bapa bapa serta ibu ibu datang menghampirinya, "Dek, kamu lihat orang lari kesini tidak?" tanya salah satunya.
"Li--engga engga, saya gatau pa." jawabnya dengan cepat.
Mereka menatap curiga pada raya kaena mendengar jawaban meragukan itu, "Yang bener dek?" tanya yang lainnya lagi.
Raya berdecak kesal, "Ya iyalah pa, bu, saya ini daritadi juga diem disini dan ga liat ada orang, udahlah pa saya nih lagi setres sama tugas, malah dibikin tambah setres aja nanti saya gila salahnya kalian ya." ucapnya.
Mereka pun pergi dari situ, membuat raya menghela nafas lega.
"Keluar lo, mereka udah pergi."
Gadis urakan tadi pun keluar dari tempat persembunyiannya, membersihkan pakaiannya yang sedikit kotor.
"Thanks." ucapnya dan melangkah pergi.
Raya yang melihat itu, dengan segera menarik kerah belakang gadis itu, membuat gadis itu kembali mengeluarkan pisaunya.
"E-eh masukin lagi tuh benda, gue ga takut ya setan! Gue cuma mau ngomong sama lo, main pergi pergi aja lo," ucap Raya dengan melepaskan celakannya pada kerah belakang gadis itu.
Gadis itupun kembali menyimpannya, dan duduk di ayunan yang menganggur disebelah Raya tadi, diikuti raya yang duduk di ayunan sebelahnya.
"Lo...abis nyopet ya?!" tuding Raya.
Gadis itu mengangguk santai, "Tapi gagal bangsat, dompetnya jatuh pas gue lari tadi, sial emang!" kesalnya.
Raya memicingkan matanya, meneliti penampilan orang dihadapannya yang tidak terlihat seperti orang susah, lihat saja gadis itu memakai celana jeans dan baju kaos bertuliskan Gucci serta sepatu Prada yang digunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayas
Ficção AdolescenteAtlas Aciel Martinez. Seorang ketua geng motor bernama Zanrexy, lelaki dingin tak tersentuh, banyak perempuan di luar sana yang mengejar-ngejar dirinya dan berusaha menarik perhatiannya tetapi tidak satu pun perempuan yang berhasil memiliki dirinya...