"Daddy!! Ucy nakal!"Jaemian masih sibuk menyuapi bungsunya di dapur memejamkan matanya saat mendengar teriakan melengking dari kamar anak sulungnya. Sangking seringnya, yang dilakukan Jaemian pertama kali hanya menghela napas lelah. Karena ini bukan yang pertama kali.
"Daddy!! Ucy ambil pita Kakak!" Jaemian meringis mendengarkan teriakan anak sulungnya. Luna, putri pertamanya yang kini sudah menginjak umur 9 tahun, seperti anti sekali dengan Lucy, anak tengah Jaemian yang kini berusia enam tahun.
"Ddy!" si bungsu yang menjadi satu-satunya putra Jaemian berteriak mengikuti suara kakak sulungnya.
"Haha Adeeek. Prince nya Daddy ini nggak mau kalah dari kakaknya ya?" tanya Jaemian pada Luke si bungsu. Laki-laki berumur 34 tahun itu menggendong si bungsu yang kini sudah berusia 18 bulan.
Rumah Jaemin tak akan pernah terasa sunyi saat anak-anaknya berada di rumah. Putri tengahnya yang selalu ada saja tingkahnya, Si sulung yang perfeksionis dan tertata, dan si bungsu yang menggemaskan. Selain suka mengganggu Luna si sulung, Lucy juga senang mengganggu si bungsu. Putri kecilnya itu memang ajaib. Jaemian kadang menggeleng heran melihat tingkahnya. Kemarin sore, anak itu pulang dengan anak ayam yang di gendongannya.
Entah milik siapa, Jaemian awalnya ingin mengembalikan ayam itu, namun sayangnya, ayam kecil itu harus mati mengenaskan dimakan kucing liar yang sering diberi makan oleh keluarganya. Lucy menangis kencang saat mengetahui itu. Bocah berponi itu bahkan berguling-guling di lantai. Di ikuti si bungsu yang memang tidak mengerti apa-apa hanya ingin mengikuti kakaknya saja.
"Daddy—"
"Iya Kakak, Daddy datang, nak." teriak Jaemian berjalan menemui putrinya.
Kaki-kakinya berjalan sedikit tergesa, sembari menapaki satu-persatu anak tangga, Jaemian sudah bersiap untuk hal-hal yang akan terjadi di kamar si sulung. Dan benar saja, Jaemian menahan napasnya saat melihat kamar putri sulungnya yang begitu berantakan. Padahal biasanya kamar putrinya itu akan selalu rapi dan bersih. Luna sangat menyukai kebersihan. Persis seperti istrinya.
Ah Jaemian merindukan istrinya.
"Kakak Luna, Kak Ucy... Kenapa bisa berantakan gini, nak?" tanya Jaemian lemas.
"Ucy nakal Daddy! Ucy rebut-rebut pita Kakak!" adu Luna pada sang ayah. Jaemian mengerti betapa kesalnya sang buah hati, Jaemian pun ingin marah dan memberi tahu Lucy soal apa yang dilakukan anak itu adalah salah. Namun saat mendapati anak tengahnya yang tengah tersenyum cerah itu, Jaemian tak lagi dapat memarahinya.
Jaemian menggeleng tak habis pikir. Lalu laki-laki itu jongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan si sulung. Luna masih merengut kesal saat Jaemian menggenggam kedua tangan mungilnya. Namun matanya tampak memerah menahan tangis.
"Maafin Adek Ucy ya Kakak. Adek Ucy udah nakal dan ambil pita Kakak."
"Ucy nakal Daddy! Kakak udah bilang sama Ucy kalau pinjam harus bilang Kakak, tapi Ucy nakal Daddy." air mata Luna menetes saat aduannya pada sang ayah mendapat respon lembut, ayahnya mengelus rambut panjangnya yang bergelombang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huis
Teen FictionKumpulan one shoot dan juga what if di univers journaey. Jaemin centric.