Chapter 1 . Saudara tak sedarah

35 13 7
                                    

Haiii selamat datang dicerita kedua ku!!! 
*
*
Sebelum baca vote dan komen dulu boleh?
*
*
Mari ramaikan setiap paragraf nya yaa

Jangan jadi silence readers yaa gengss
hehe
*
*
Bismillah let's go!

Happy reading and semoga suka!!!


Author POV

" Hallo kak, Lo lagi dimana ? Bisa jemput gue sekarang nggak ? Gue sedang berada di mode mau berhemat nihh hehehe." Kata seorang gadis kepada orang diseberang telepon. Ia sedang berdiri dipinggir jalan dengan menggunakan seragam sekolah yang masih lengkap.

" Halahhh bilang aja Lo gak mau ngeluarin ongkos karena uangnya mau dipake beli seblak, iya kan ? " Ucap orang diseberang telepon tersebut menebak Secara asal alasan adiknya itu meminta untuk dijemput. Padahal dia bisa saja pulang naik angkot atau bahkan jalan kaki pun bisa karena jarak rumah dan sekolahnya yang tidak terlalu jauh.

Gadis itu terkekeh ringan  mendengar penuturan kakaknya yang tepat sasaran . "Lo hapal banget kayaknya kebiasaan gue, kak. Jadi bisa jemput gak nihh kakaknya renjana yang paling guantenggg se Indonesia rayaaa." Balas gadis itu pada kakaknya dengan nada bicara yang sengaja  dilembut-lembutkan sebagai upaya untuk membujuk kakaknya itu.

"Iya iyaa gue jemput, sekalian juga gue anter beli seblaknya dehhh kurang baik apa coba gue jadi seorang kakak, beuh kakak idaman banget sii gue mah iya kan?"  Balas lelaki diseberang telepon itu dengan nada jumawa.

"Iya deh iya Sipaling kakak idaman," Ujar gadis tersebut pada kakaknya.

"Yaudah cepetan dong kak keburu lumutan nih gue berdiri sini." Lanjutnya lagi, kali ini dengan nada yang sedikit kesal karena kakaknya ini suka bertele-tele jika dimintai tolong.

"Siap tunggu ya tuan putri, tunggu sepuluh menit, duduk di halte aja biar gak pegel, terus pastiin duduk ditempat yang rame biar gak digangguin sama orang yang iseng oke?"  Ujarnya lagi panjang lebar.

"Nggih kanjeng ndoro" ucapnya dengan ogah-ogahan.

Altair saskara, ya,laki-laki yang tadi renjana panggil kakak itu adalah Altair saskara. Mungkin sebagian besar dari kalian akan berpikir bahwa mereka adalah saudara kandung, sayangnya tebakan kalian salah besar. Nyatanya mereka bukan murni saudara kandung, hanya saja semesta menyatukan mereka pada keluarga yang sama. Tetapi dengan luka dan ceritaa yang berbeda.

Altair yang merupakan anak yatim piatu. ibunya meninggal ketika ia baru berusia sekitar satu Minggu, kenyataan pahit kemudian menghampirinya. Setelah ibunya meninggal, ayahnya memutuskan untuk menikah kembali, sehingga membuatnya dititipkan oleh ayahnya kepada orang tua Renjana. Jika ia ditanya apakah ia membenci ayahnya atau tidak dengan lantang ia akan menjawab tidak, karena menurutnya yang patut dibenci dari ayahnya itu sikapnya, bukan orangnya. Dan mau seburuk apapun itu ayah Altair tetaplah ayahnya, darahnya mengalir deras ditubuh Altair.

Sedangkan Renjana adalah seorang anak yang kesepian, ia ditinggal meninggal oleh ayahnya sejak ia berusia tiga tahun. Sayangnya, setelah ayahnya meninggal, ibunya berubah drastis. Ibunya menjadi orang yang gila kerja, sehingga terkadang ia lupa akan kewajibannya sendiri sebagai seorang ibu. Terbiasa ditinggal berdua dengan Altair membuatnya merasa menjadi punya seorang kakak, apalagi umur Altair yang dua tahun lebih tua dari Renjana membuat Renjana semakin nyaman memanggil Altair dengan sebutan kakak. Mereka saling menjaga satu sama lain, saling melengkapi juga melindungi. Mereka tidak pernah lupa akan kenyataan bahwa mereka bukan saudara kandung, tetapi karena sudah terbiasa apa-apa selalu bersama-sama, mereka merasa bahwa mereka sudah lebih dekat daripada saudara kandung.

R E N J A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang