Chapter 10. Hujan dan istimewanya

14 8 8
                                    

Bismillah, selamat datang, selamat membaca, dan semoga suka aamiin.

**
"Tentang hujan yang senantiasa turun dari langit, dan membawa kenangan yang begitu abadi ketika diingat."

~Renjana Anindya Naeswari~

**

"Karena ketika bareng hujan, gue bisa menangis tanpa ada seorangpun yang tau kalau gue lagi nangis. Beban gue yang gue rasa seolah jadi lebih ringan ketika gue menyalurkan apa yang sedang gue rasain dibawah rintik hujan. Pokoknya ketika bareng hujan, gue bisa memperlihatkan diri gue yang lemah tanpa takut ada yang bakalan nggak suka sama gue."

~Raditya Dikta Mahendra~

**

Renjana POV

Masih di Taman kota......

"Ren, duduk dulu. Takutnya Lo kecapean." Kata Dikta seraya menarik tanganku untuk ikut duduk bersamanya disebuah bangku kecil yang terletak ditepian danau.

"Lo mau minum ?" Tawarnya padaku.

"Enggak usah deh gue enggak haus kok." Ujarku seraya mengecek ponsel yang sejak tadi tak berhenti bergetar didalam saku Hoodie yang aku kenakan.

Ketika kami sedang duduk ditepian danau, tiba-tiba saja hujan gerimis turun. Tidak heran, karena sejak kami pergi pun cuacanya sudah mendung.

"Lo liatin apaan di hape sampe fokus gitu?" Ujar Dikta membuatku mendongak mengalihkan atensiku padanya.

"Enggak ini tari tiba-tiba nge chat tapi spam, makanya daritadi hp gue nggak berhenti geter." Ujarku sekenanya.

Setelah itu, kami sama-sama diam selama beberapa saat. Sampai akhirnya Dikta kembali bersuara memecah keheningan.

"Lo suka hujan ren ?" Tanyanya padaku.

"Suka." Balasku sekenanya.

"Alasannya ?"

"Karena bersama hujan, selalu tercipta kenangan yang abadi buat dikenang dalam ingatan."  Ungkapku menyuarakan opiniku tentang hujan.

"Keren." Pujinya padaku.

Sial! Perlakuannya selalu saja membuatku sedikit tersipu. Caranya memperlakukanku selalu saja berhasil menarik perhatianku. Jika ditanya apakah aku senang dengan semua perhatian kecil. Karena jika kalian diperlakukan sama seperti aku oleh teman laki-laki kalian mungkin kalian juga akan senang bukan?

"Nggak usah dipuji ntar gue terbang."

"Gak papa nanti gue kejar. Jadi Lo terbang nya sama gue kan terverifikasi aman." Ujarnya seraya mengacungkan ibu jarinya.

Entahlah kenapa setiap didekatku dia selalu sehangat ini? Berbanding terbalik dengan Dikta yang sedang berada didekat teman-teman yang lain seperti dhara, Bestari, dan Bagas. Sudah dapat dipastikan ia akan lebih banyak diam daripada saat ini.

"Halahh malah gombal basi tau."

"Kalo Lo suka hujan juga ?" Aku penasaran pasalnya, jarang sekali ada cowok yang suka hujan iya kan?

R E N J A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang