Coba absen dulu kalian baca part ini jam berapa?? Jawab disini yaaa
Sebelum baca vote dan komen dulu boleh?
*
Mari ramaikan setiap paragraf nya yaa
*
Jangan jadi silence readers yaa gengss
hehe
*
Ready ? Bismillah let's go!Happy reading and semoga suka!!!
**
"Menyukaimu ? Ah sepertinya aku terlalu tidak tahu diri, karena sampai kapanpun kamu itu terlalu tinggi untuk aku gapai dan sampai kapanpun tidak akan pernah sampai"
~ Raditya Dikta Mahendra ~
Author POV
Apa yang terlintas dipikiran kalian, ketika kalian menjadi seorang murid baru ? Mungkin, sebagian besar dari kalian akan bersikap pemalu untuk menjaga image iya kan ? Tapi jika kalian berprasangka seperti itu pada Dikta, maka kalian salah besar sangat besar salahnya.
Atau mungkin juga kalian berpikir jika sikap Dikta itu cool dan keren seperti cowok-cowok tampan diluaran sana iya kan ? Jika kalian berpikir seperti itu maka kalian sangat sangat keliru.
Baru tiga Minggu Dikta berpredikat sebagai seorang murid baru, dia sudah tiga kali keluar masuk ruang BK. Itu terjadi karena sikap-sikap nyeleneh bin aneh yang dia lakukan. Mulai dari gebukin siswa pembully sampe yang digebukin masuk rumah sakit, tauran, bahkan paling parah adalah dia membuat salah seorang guru menangis sewaktu mengajar karena sikap Dikta yang bebal susah untuk diberi tahu.
Seperti yang saat ini ia lakukan. Kalian tahu apa yang Dikta lakukan? Yap, dia merecoki para anak perempuan yang sedang berghibah dikelas. Mulai dari meledek mereka, merebut camilan mereka dan juga ikut nimbrung pada obrolan mereka.
Setelah dirasa bosan merecoki mereka yang sedang berghibah, Dikta menghampiri Renjana yang sedang membaca novel terbaru miliknya. Dia sedang anteng membaca bukunya, tiba-tiba saja buku itu dicomot oleh Dikta.
"EH EHH BALIKIN ITU BUKU GUEE,, AYANG GUE NANTI LECET KALO LO YANG PEGANG." Renjan berteriak seperti itu ketika bukunya diambil.
"Waduh waduh gue kira Renjana masih polos ternyata bacaannya delapan belas plus plus ckckck gak nyangka gue, duh mata gue ternodai." Kata Dikta sambil menggelengkan kepalanya seperti orang yang tak habis pikir.
"Hehhh enak aja lo sembarangan kalo ngomong inget yaa fitnah itu lebih kejam daripadanya makan gorengan lima tapi ngakunya cuman satu." Ujar Renjana ngelantur bawa-bawa nama gorengan.
"ENAK AJA LO KALO NGOMONG, GUE KALO MAKAN GORENGAN SELALU JUJUR YAA KALO MAKAN LIMA YA LIMA KALO SATU YA SATU KAGAK PERNAH BOHONG." kata Dikta merasa tertuduh.
"WOI BAMBANG YANG FITNAH LO BOHONG KALO MAKAN GORENGAN SIAPAAA." Balas Renjana ikut berteriak.
"Woi RENCANA nama gue itu DIKTA, RADITYA DIKTA MAHENDRA kalo Lo lupa. Seenaknya aja nama gue diganti diganti-ganti begitu mana kagak sukuran pula. Semena mena Lo sama murid baru." Ujar Dikta menekankan ucapannya pada bagian saat ia menyebut namanya.
"Ya Allah kesalahan apa yang saya lakukan sampai saya dipertemukan dengan spesies kayak dia ya allah." Renjana yang habis kesabaran pun berkata demikian dengan nada yang dibuat sesedih mungkin.
Ingat sesuatu Renjana berteriak kembali
"Apa tadi kata Lo ? Rencana? Woiii wahh nama gue itu Renjana Er-E-En-je-a-en-a Renjana." Renjana yang kesal pun mengeja namanya huruf per huruf.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N J A N A
Novela Juvenil"Tentang mereka' yang tak diizinkan bahagia oleh semesta , dengan badai berkepanjangan serta dengan luka yang tak kunjung sembuh."