Halloo
Sebelum baca vote dan komen dulu boleh?
*
Jangan jadi sider yaa gengss
hehe
*
Bismillah let's go!Happy reading and semoga suka!!!
**
"Selamat jalan Altair saskara kamu abadi dalam ingatan, serta kenangan yang telah kita ciptakan bersama.
Laut, aku titip raganya untuk kau peluk,aku titip dia dalam rengkuhan dinginmu karena kini perjuangannya telah usai. Kini, biarkan dia beristirahat dalam damai."~Renjana Anindya Naeswari ~
Author POV
"Hallo Ren?" Panggil Bagas diseberang sana.
"Gimana gas? Lo udah cari tahu soal kecelakaan pesawat yang diberita itu?" Tanya Renjana pada Bagas secara tidak sabaran.
"Ren, ternyata pesawat yang jatuh itu...." ujar Bagas menejeda ucapannya.
"Iya jadi gimana ?" Seloroh Renjana tak sabaran.
"Beneran pesawat yang dinaikin kak Altair."
Seketika sekujur tubuh Renjana terasa lemas bukan main. Kakinya terasa seperti jelly dan berakhir membuatnya jatuh terduduk dibawah lantai.
Ponselnya yang semula ia pegang, seketika jatuh ke atas lantai.
Ia menangis, jiwanya hancur. Semesanya hilang sekaligus. Orang yang selama ini ia anggap layaknya kakak kandungnya sendiri kini telah tiada.
"NGGAKKK KAKAK NGGAK MUNGKIN INGKARIN JANJI DIAAA NGGAKKK." Dia menangis histeris sendirian dirumahnya yang sunyi ini.
Tanpa pikir panjang, Ia pun langsung bangkit untuk mengambil tas selempang miliknya yang tergantung di balik pintu kamarnya, serta mengambil kunci mobil yang tergeletak diatas meja ruang tamu. Ia memutuskan untuk segera pergi menuju ke kepulauan seribu.
Persetan dengan penampilannya yang sangat berantakan. Ia akan memastikan sendiri bagaimana keadaan disana.
Ia pergi membawa mobil miliknya, membelah jalanan kota bandung. Renjana berkendara layaknya orang yang sedang kesetanan. Pikirannya kacau kesana kemari.
Ketakutan yang selama ini ia takutkan akhirnya benar-benar terjadi. Ya, ketakutan akan Kehilangan salah satu orang yang paling berjasa dihidupnya. Akhirnya ketakutan itu benar-benar terjadi.
Renjana menjalankan mobilnya sembari menangis sesenggukan. Meskipun begitu, ia tetap merapalkan do'a dalam hatinya agar semuanya baik-baik saja.
"Kak bilang sama gue kalo ini cuma mimpi buruk yang gue alami ketika gue sedang tidur siang." Ujarnya sembari meneteskan air matanya tanpa henti.
Renjana tiada henti-hentinya berharap dan berdo'a bahwa pesawat yang masuk berita tadi bukanlah kakaknya.
**
Sesampainya di lokasi tujuannya, Renjana melihat banyak sekali orang disana. Ada yang menangis histeris, ada yang senantiasa melihat ke arah laut, dan ada juga yang sedang bercakap-cakap dengan beberapa petugas tim sar yang ada disana.
Renjana pun melangkahkan kakinya menuju salah seorang tim sar yang sedang membolak-balik sebuah kertas yang tidak Renjana ketahui apa isi kertas tersebut.
"Pak, maaf mau tanya ini sedang dilakukan pencarian korban dari jatuhnya pesawat Batik air ya pak? Tanya Renjana pada petugas tim sar tersebut.
"Iya kenapa ya dek ? Kamu salah satu anggota keluarga korban?" Tanya petugas tim sar tersebut pada Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N J A N A
Teen Fiction"Tentang mereka' yang tak diizinkan bahagia oleh semesta , dengan badai berkepanjangan serta dengan luka yang tak kunjung sembuh."