Chapter 5. Hilang (1)

12 8 0
                                    

Tarik nafas dulu bacanya pelan-pelan ajaa okee??? Jangan kaget jangan shock wkwk
*
Sebelum baca vote dan komen dulu boleh?
*
Mari ramaikan setiap paragraf nya yaa
*
Jangan jadi silence readers yaa gengss
hehe
*
Bismillah let's go!

Happy reading and semoga suka!!!
**
Maaf  karena gagal menemanimu sampai bahagia itu datang, tapi aku bangga pernah menjadi salah satu bagian penting dalam hidupmu.

~Altair saskara~

Kesalahan paling fatal yang pernah aku lakukan adalah dengan mengizinkan mu pergi tanpa tahu jika mungkin saja kamu tidak akan pernah kembali.

~Renjana Anindya Naeswari~

Author POV

Seminggu kemudian.

Waktu menunjukkan pukul delapan tepat. Hari ini kabarnya altair akan pulang ke Indonesia, jam tujuh pagi tadi, ia  menelpon dan mengatakan bahwa ia akan pulang pada hari ini. Jika kalian tanya apakah Renjana senang tentu jawabannya sangat sangat senang.

Kondisi Renjana yang seminggu lalu sakit, hari ini keadaannya sudah mulai sedikit membaik daripada hari itu.

Renjana yang kelewat senang menyambut kedatangan kakaknya pun melakukan banyak hal-hal menarik yang sangat jarang ia lakukan. Mulai dari memasak makanan dalam jumlah yang cukup banyak, membuat aneka kue, dan masih banyak lagi. Katanya sii ini sebagai bentuk perayaan atas kembalinya sang kakak dari negeri Singa tersebut.

"Kak, pokoknya gue mau masak yang banyak buat nyambut Lo." Ujarnya dengan semangat pada sang kakak.

"Gak usah dek, mendingan Lo beresin rumah, harus rapi, harus bersih sama harus wangi juga." Jawab Altair dibalik sambungan video call tersebut.

"Loh kenapa kak ? Lo gak mau disambut pake makanan emang?"

"Bukannya gak mau tapi masa iya nanti makanan banyak tapi rumahnya kotor kan jadi gak selera kalo makan juga, " kata Altair mencoba memberi tahu pelan-pelan paa adiknya tersebut.

"Sama takutnya nanti bakalan ada banyak tamu." Lanjutnya dengan agak pelan.

"Hemm iya sihhh tapi kenapa banyak tamu? Emangnya Lo mau ngundang temen-temen lo kak?"  Tanya Renjana pada kakaknya. Pasalnya menurutnya ucapan Kakaknya tersebut daritadi terdengar agak sedikit ambigu.

"Nggak de kan takutnya aja kata gue juga tadi," ujar Altair.

"Hemm yaudah de ini pesawatnya udah mau mulai take off nanti kalo udah sampe bandara gue vidcall lagi ya ?"  Pamit altair pada Renjana.

"Oh iya kak, baca do'a banyak banyak ya kak, biar selamet sampe sini hihihihi."

"Hmm pasti." Jawab altair sebelum ia benar-benar mematikan sambungan teleponnya.

"Dah ah gue mau mandi biar bisa cepet-cepet jemput kak Al ke bandara." Monolog Renjana dengan begitu semangat. Ia pun melenggang pergi dari dapur menuju ke kamar mandi.

R E N J A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang