IF 6

12.4K 796 206
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!


Happy Reading
.
.
.

"Adek, diem disini ya sama kak Adel." Ucap Adeline mengarahkan jari telunjuknya ke bibir mungilnya itu di sekeliling bayi gembul itu terdapat banyaknya mainan khas anak perempuan yang Adeline berikan untuk menemani adiknya agar tak menangis.

Kenneth yang tak mengerti maksud dari perkataan sang kakak hanya diam dan menganggukkan kepalanya lucu membuat pipi chubby itu bergoyang-goyang.

Saat bangun tidur tadi, bukan sang mommy yang biasanya menyambut paginya. Namun sang kakak dengan ekspresi cemberutnya dan menggendongnya meninggalkan kamar kedua orang tuanya hingga berakhir disini, di karpet sisi ranjang kamar Adeline.

Gadis kecil itu, berlari menuju tempat mainannya dan mengeluarkan barang yang sempat gadis cantik itu ambil. Boneka sapi favorit adiknya, karena dengan adanya boneka itu Kenneth tak akan menangis dan mencari kedua orang tuanya.

Cukup licik untuk usia anak berumur tujuh tahun.

Adeline hanya kesal karena tak pernah memiliki kesempatan untuk bisa bermain dengan adiknya, Kenneth. Kakaknya yang lain selalu memonopoli nya, apalagi jika Kenneth sudah bersama sang daddy tak akan ada kesempatan untuk Adeline mendekat karena Kenneth pastinya tak akan mau untuk di sentuh oleh siapapun.

"Adek hari ini mainnya sama kak Adel saja ya! Kan kak Adel sudah bawain boneka kesayangan adek." Ucap gadis kecil itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ain. Ten ain tatak"

Kenneth menghampiri Adeline memeluk serta menepuk pundak kakaknya itu agar tidak menangis.

Kenneth menerapkan apa yang selalu Jeanna lakukan kepadanya ketika bayi gembul itu hendak menangis dan ia melakukannya kepada sang kakak membuat Adeline terkekeh serta menghapus bulir air mata yang sempat menetes membasahi pipinya.

"Terima kasih adek. Kak Adel sayang adek Ken"

"Ama-ama"

Kedua bocah itu saling memeluk satu sama lain membuat rasa haru timbul dalam diri Adeline.

"Adek nanti kalau di cariin tante Je harus sembunyi ya! Pokoknya seharian ini adek harus sama kak Adel." Tegasnya dengan ekspresi cemberutnya.

"Atak au ana?" Tanya Kenneth menatap kakaknya yang berdiri tanpa menghiraukan perintah kakaknya untuk bersembunyi jika kedua orang tuanya mencari bayi gembul itu.

"Bentar adek, kak Adel mau ambilin cemilan buat adek biar tidak lapar." Cengirnya lalu berjalan menuju nakas dan membuka laci nomor dua untuk mengambil cemilan Kenneth serta mangkok yang gadis kecil itu ambil dari dapur.

Benar-benar anak seorang Silas.

Adeline memghampiri Kenneth yang terus menatapnya setelah membuang bungkus cemilan di tempat sampah. Tak lupa dengan sebotol air putih untuk mereka minum nanti.

"Ini untuk adek, dimakan ya." Ucapnya sambil mencium pipi Kenneth setelah bayi gembul itu mengambil biskuit kesukaannya yang disodorkan oleh sang kakak kepadanya.

"Aci atak" memiringkan kepalanya dengan tersenyum memperlihatkan keenam gigi susunya yang sudah tumbuh.

"Sama-sama adek"

Kedua bocah itu bermain dengan riang tanpa menyadari jika ulah gadis cantik kesayangan Silas telah membuat keributan dengan hilangnya Kenneth yang tengah bersamanya.

"Bagaimana? Apa sudah ketemu?" Tanya pria itu yang khawatir akan hilangnya sang keponakan.

Adeline yang sayup-sayup mendengar suara om nya itu sgera membereskan mainannya dan menyembunyikan keduanya di sela disisi lemari kamar yang tak akan terlihat dari depan pintu masuk kamarnya.

INFINITY FAMILY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang