IF 11

7.8K 593 15
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!


Happy Reading
.
.
.

Entah sudah berapa lama wanita itu memeluk sang anak dalam dekapannya dengan erat. Dipandanginya wajah chubby anaknya dengan sesekali mengelus lebam pada lengan dan wajahnya dan menciumnya, mengucapkan ribuan kata maaf di dalam hatinya.

Di ruang inap itu, hanya ada dia dan sang anak, tanpa mau ditemani oleh siapapun termasuk sang suami.

"Maafkan mommy yang tidak becus menjagamu dengan baik, sayang" ucap Jeanna dengan suara lirihnya.

"Maafkan mommy yang gagal menjadi seorang ibu untukmu, kakak dan juga adikmu."

Jeanna terus bergumam menyalahkan dirinya sendiri atas musibah yang menimpa dirinya dan sang anak. Hatinya sakit dan sedih, Jeanna merasa telah gagal menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya.

Wanita itu menangis memeluk sang anak dengan hati-hati, takut mengenai luka yang ada pada tubuh Kenneth.

Masih terekam jelas, percakapan tidak sengaja yang sempat Jeanna dengar antara Luxio dan dokter yang menanganinya bahwa dia mengalami keguguran.

Bahkan ada pertengkaran antara Jeanna dan Luxio yang tidak mau mengakui dan terus berusaha menutupi kenyataan itu karena takut membuat sang istri kembali depresi karena kehilangan anak mereka.

Namun, karena sikap keras kepala Jeanna yang selalu menuntut sebuah penjelasan membuat Luxio akhirnya memilih untuk mengalah dan menjelaskan semua yang terjadi.

"Jadi semua itu benar?" Tanya Jeanna saat Luxio membuka kamar inap yang ditempatinya.

"Ada apa, honey?"

Luxio yang baru saja masuk menunjukkan raut kebingungannya akan pertanyaan retoris dari istrinya.

"Ada apa kau bilang? Apa yang sedang kau sembunyikan dariku, Luxio? Kau ingin membohongiku lagi! Tidak cukupkah dengan aku yang mengalah tidak mempertanyakan masa lalu kita? Tapi, untuk kali ini saja kumohon, tolong jangan sembunyikan apapun lagi dariku!"

Jeanna merasa sakit hati dan kecewa akan kebohongan yang disampaikan Luxio padanya. Seburuk itukah dia? Hingga suami yang ada di hadapannya ini tidak mau terbuka dan berbagi duka dengannya? Lalu untuk apa mereka menikah jika Luxio tetap semaunya sendiri.

"Sayang, bukan seperti itu. Aku sungguh mengatakan yang sejujurnya padamu. Tidak ada yang aku tutup-tutupi darimu, sayang."

Luxio menghampiri Jeanna, namun wanita itu menolak saat Luxio mencoba menggenggam kedua tangannya.

"Aku sudah mendengar semuanya! Semua yang kau tutupi dariku! Apa benar, jika aku kehilangan calon anakku?"

"Ssst, jangan berteriak, ya. Okay, maaf aku salah karena tidak berkata jujur padamu tentang ini, mengenai calon anak kita. Aku hanya tidak ingin membuat trauma mu kembali kambuh. Aku juga tidak mau jika kamu terus menyalahkan dirimu sendiri, sayang. Melihat betapa rapuhnya kau saat mengetahui keadaan Kenneth saja sudah membuatku khawatir dan takut."

Jeanna memalingkan wajahnya enggan menatap suaminya, perasaannya benar-benar hancur saat ini. Wanita itu bahkan tidak tau harus berkata apa lagi.

"Kenapa harus aku!" Tunduknya dengan isak tangis yang mulai keluar dari bibirnya.

"Kenapa tuhan begitu tega! Apa aku tidak pantas menjadi seorang ibu. Luxio, kenapa semua ini harus terjadi kepadaku. Tidak cukupkah dengan kehilangan putri ku saja! Bahkan aku tidak becus menjaga Kenneth hingga membuatnya terluka!"

INFINITY FAMILY [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang