Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy Reading
.
.
.Wanita itu berjalan di lorong kamar yang terasa sunyi, mengerutkan keningnya heran saat tak mendengar suara dari putra kecilnya.
Melangkahkan kakinya dengan cepat, sayup-sayup Jeanna mendengar suara samar dari putranya yang entah tengah berbicara dengan siapa di balik pintu bergambar dinasaurus itu. Karena seingat Jeanna bahwa Aderald dan Jonathan masih berada di sekolah.
BUG!
Suara bantingan itu membuat Jeanna terkejut dan membuka pintu kamar bermain putranya dengan perasaan khawatir.
"Ni uwat ain ten, oyus adi eman ten tidul, ni uwat ain pasil."
Namun.. perasaan khawatir itu tergantikan dengan raut gemas Jeanna pada putranya yang tengah sibuk mengacak-acak mainannya dan memasukkannya ke dalam koper mini yang telah terbuka lebar di depannya.
Jangan lupakan pampers penuh yang masih dipakainya itu. Jeanna jadi heran, mengapa putranya sangat begitu aktif. Padahal seingat Jeanna yang pernah di ceritakan oleh Valerie, sang mama bahwa semasa dia kecil, Jeanna tidak seaktif putranya itu.
"Kenneth sedang apa, sayang?" Tanya Jeanna menghampiri putra kecilnya yang tidak terganggu dengan kedatangannya.
"Mimy!!" Teriak riang Kenneth ketika melihat kehadiran mommy nya dan memeluk Jeanna dengan kedua tangan yang masih memegang mainannya.
CUP
CUP"Cudah, cudah ten eyi mimy." Teriaknya sambil menghindari ciuman gemas mommy nya.
"Kenneth sedang apa?" Jeanna mengulangi pertanyaannya agar putranya lebih fokus padanya, salah satu parenting yang dia dan Luxio lakukan untuk melatih stimulasi agar sang anak lebih berkosentrasi pada orang di sekitarnya yang mengajaknya berbicara tanpa terdistraksi.
Bukan karena apa? Karena balita seusia seperti putranya ini terkadang akan lebih fokus pada mainannya dari pada orang yang mengajaknya berbicara menyebabkan sang anak menjadi susah fokus pada orang-orang di sekitarnya. Dan baik Jeanna juga Luxio tak ingin hal tersebut terjadi pada anak mereka.
"Ten au awa ainan uwat naik cawat." Jelas balita itu dengan menunjukkan mainan yang dipegangnya.
"Siapa yang mau naik pesawat?"
Di usianya yang belum genap dua tahun itu, Jeanna bersyukur putranya sudah mulai memiliki kosakata yang banyak dan sudah mulai bisa di ajak berkomunikasi dua arah meskipun cara bicaranya masih begitu belepotan.
"Ten, mimy, didy, Athan, Eyal." Jawabnya dengan menghitung dengan kedua tangan mungilnya, meskipun masih sedikit salah dalam menunjukkan hitangan jarinya.
"Waaah, banyak sekali. Memangnya Kenneth mau pergi kemana?" Jeanna menarik pelan putra kecilnya agar duduk di pangkuannya. Kasian juga balita itu jika harus berdiri di depannya.
"Hmm? Ayan-ayan?" Tanya Kenneth yang juga bingung dan menatap Jeanna yang juga melihat kepadanya.
Jeanna tertawa pelan dan mencium gemas pipi chubby putra kecilnya itu. "Benar, kita akan jalan-jalan dan menjenguk Adeline di New York. Kenneth senang akan pergi berlibur?"
"Enang, ayan-ayan iyend." Seru nya dengan bertepuk tangan dipangkuan Jeanna.
Rupanya balita itu masih mengingat ucapan Adeline satu minggu yang lalu, tentang disneyland yang akan mereka kunjungi setelah menjenguk putri bungsu Silas.
Iya! Mereka berencana akan flight ke New York tiga hari lagi setelah urusan pekerjaan Luxio selesai juga sekolah Aderald dan Jonathan yang akan memasuki libur panjang dua hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY FAMILY [REVISI]
Roman pour Adolescents🐣Sequel Become A Mother My Son🐣 Keharmonisan keluarga yang tak ada batasnya. Dengan bayi mungil yang memberikan kebahagiaan diantara keluarga kecil mereka!! Cover by : Canva