Bab 24 - Im The winner, winner, winner.

1.8K 183 4
                                    

First - Everglow

-

Brakk!

Tubuh Zhang Hao dibanting begitu saja di kasur itu, kemudian kedua kaki dan tangannya diikat menggunakan borgol yang sudah diberi mantra agar tak mudah dilepaskan.

Kalung yang Zhang Hao gunakan telah berwarna kelabu, ntah bagaimana kalung yang kita ketahui berwarna biru terang itu sekarang berwarna kelabu bahkan nyaris berwarna hitam. Seolah kekuatan yang tersegel di kalung itu telah menghilang atau dikeluarkan (?).

Pengawal yang menjadi sosok mengikat Zhang Hao dengan borgol itu lantas menatap datar ke arah Zhang Hao yang saat ini masih saja tak sadarkan diri sejak beberapa jam yang lalu.

Pengawal itu menatap ke arah dua orang pemuda yang saat ini menatapnya dengan raut wajah yang penuh akan ketakutan.

Seulas seringaian timbul di wajah tampan pengawal itu. Ia mendekat ke arah dua pemuda yang menatap ke arahnya itu.

Pengawal itu berjongkok, ia menatap ke arah dua pemuda itu dengan tatapan datar,

" Senang mendapat teman baru? " tanya pengawal itu dengan nada datarnya

Kedua pemuda itu tak bergeming, membuat sang pengawal geram dan menampar pipi dari kedua pemuda yang ketakutan itu.

Plak!

Plak!

" Hiks.. "

Ringis pemuda yang bertubuh lebih mungil itu. Ia memegang pipi tembamnya yang memerah dan terdapat bekas telapak tangan memerah yang sangat kontras dengan wajah nya yang seputih salju.

" Itulah jika kalian tidak mau menuruti perintah. Serigala rendahan. " ucap pengawal itu keji.

Pengawal itu lantas berjalan keluar dari kamar itu, ia menutupnya dan menguncinya dengan mantra Casa* agar tak mudah dibuka oleh siapapun dan hanya bisa dibuka oleh pihak mereka.

Ia meninggalkan dua pemuda manis yang saat ini menangis dan saling memeluk, bersama Zhang Hao yang saat ini dalam keadaan pingsan dan tak sadarkan diri.

Kemudian pengawal itu berjalan ke arah lorong gelap yang temaram yang hanya terlihat sedikit akibat obor yang ada di beberapa titik di tembok. Pengawal itu terus saja berjalan dengan santai, sesekali akan mengangguk ketika pengawal yang lebih muda menyapanya dengan penuh kehormatan.

Manik pengawal itu pun terfokus dengan sebuah pintu yang diberikan emas di ganggangnya. Lalu ia memutuskan mengetuk perlahan pintu itu.

Tok!

Tok!

Tok!

" Nyonya, Apakah boleh saya masuk? "

tanya pengawal itu pada sosok wanita yang nampaknya sibuk menatap figura poto yang menampakkan wajah Sung Hanbin yang menatap dingin.

" Masuk. " ucap wanita itu pada pengawal.

Kemudian pintu itu terbuka secara otomatis dengan mantra yang wanita itu gunakan. Agar ganggang emas nya tidak dipegang oleh para pengawal atau bawahan nya yang lain.

[1] THE OMEGA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang