Alasan

110 8 2
                                    

Happy Reading!

。。。。。🐺。。。。。





"Woah ... Indah sekali!" Seru Osamu berdecak kagum. Matanya mengedar pada pemandangan didepannya.

"Perhatikan langkahmu!" Peringat Suna yang ada dibelakangnya. Was-was jika Osamu salah melangkah dan jatuh. Masih mending jika hanya jatuh terduduk ditanah. Bagaimana kalau sampai terperosok ke tebing didepannya?

Saat ini keduanya tengah berada diatas bukit kecil. Melihat pemandangan kota dari atas memang sungguh memanjakan mata.

Suna berdiri disamping Osamu yang masih menatap pemandangan didepannya dengan kagum. Senyum tipis tidak luntur dari bibirnya.

"Kau sudah tinggal disini sejak kecil, bagaimana kau bisa tidak tau tentang tempat ini?" Tanya Suna.

"Aku tau ada tempat seperti ini karena melihatnya dari kejauhan. Tapi aku tidak pernah tau jalannya." Jawab Osamu tanpa mengalihkan pandangannya. "Lagipula aku tidak ingin menimbulkan masalah karena tersesat di hutan." Lanjutnya.

Suna mengangguk setuju. Tersesat di dalam rimbunnya pepohonan di hutan sungguh merepotkan. Berbeda jika tersesat dikota masih ada orang yang bisa ditanya. Jika di hutan ingin bertanya dengan siapa? Pohon? Belum lagi kita tidak tau dengan apa yang ada didalamnya. Entah jebakan, binatang buas, atau yang lebih berbahaya lagi.

Osamu menoleh kearah Suna. "Kau sendiri, bagaimana caramu menemukan tempat ini?"

"Tidak sengaja menemukannya." Jawab Suna mengangkat kedua bahunya singkat.

Yang diucapkannya tidak sepenuhnya salah. Dia memang tidak sengaja menemukannya saat berburu. Sebelum mereka bertemu. Dan beberapa hari yang lalu dia dengan sengaja mencari jalan yang aman untuk manusia lalui. Dia sudah berniat mengajak Osamu ketempat itu.

Osamu tidak bertanya lebih jauh lagi. Osamu sudah terlanjur terlena dengan suasana disekelilingnya. Pemandangan yang indah, sinar matahari sore yang hangat, hembusan angin semilir menerpa tubuhnya. Suara gemerisik dedaunan dan serangga kecil membuatnya semakin damai.

Tanpa sadar Osamu menutup matanya. Menghirup dalam-dalam udara segar perbukitan dan menghembuskannya pelan.

'Terasa tidak asing.' Batin Osamu sembari membuka kembali matanya.

Suna disampingnya hanya tersenyum samar. Dia tau bahwa Osamu tengah merasa dejavu dengan apa yang baru saja dilakukannya. Menatap pemukiman dari atas bukit merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh pasangannya sejak dulu.

"Kita akan sering ke sini kalau kau mau." Ucap Suna.

Osamu menoleh. Masih diam selama beberapa detik, lalu tersenyum. "Terima kasih." Hanya itu yang dia ucapkan. Dia semakin merasa bahwa Suna mengetahui banyak hal mengenai apa yang dia sukai bahkan melebihi dirinya sendiri.

Keduanya melanjutkan obrolan ringan membahas hal-hal yang menyenangkan.

Osamu duduk di tanah beralaskan rumput. Sedangkan Suna yang ada disampingnya tengah berbaring. Tatapannya mengarah pada layar ponsel ditangannya dengan sesekali melirik Osamu.

Beberapa menit kemudian keheningan melanda. Mereka kembali menikmati suasana disekitar dengan isi pikiran yang berbeda-beda.

Osamu menoleh kebelakang untuk melihat Suna. Rupanya pemuda itu tengah memejamkan matanya, meski Osamu tau bahwa Suna tidaklah tidur.

"Suna?" Panggil Osamu.

Suna hanya bergumam pelan untuk menjawabnya. Bahkan dia tidak membuka mata sipitnya itu.

The Bright Spot Between Us // SunaOsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang