Niat Yang Terbaca

155 13 4
                                    

Pict hanya pemanis
Happy reading!!

。。。。。🐺。。。。。

Masih dihari yang sama.

Waktu istirahat makan siang. Osamu buru-buru keluar kelas begitu guru yang mengajar telah keluar. Bahkan dia tidak sempat membereskan mejanya terlebih dahulu.

Osamu pergi ke kelas sebelah. Membuka pintu kelas yang tertutup setengah dengan tidak sabaran.

"ATSUMU!!" Teriaknya. Sedangkan yang dipanggil harus tersedak saat sedang minum.

"Uhuk ... uhuk ... ap-apa?" Atsumu merasakan hidungnya panas.

Osamu mendekat dengan langkah cepat. Dia duduk didepan Atsumu. "Kau tau?"

"Tidak." Jawab Atsumu sambil menutup botol minumnya.

Osamu hendak bersuara lagi namun urung saat melihat ada satu bungkus roti tergeletak begitu saja di meja. Dia pun mengambilnya.

"Oh, sekarang aku tau," Ucap Atsumu mengangguk. "Aku tau kalau kau lapar. Tapi jangan makan punyaku juga dong!" Lanjutnya meraih roti yang akan dimakan oleh Osamu.

Dan terjadilah aksi tarik-menarik antara keduanya untuk memperebutkan sepotong roti itu. Karena tidak tahan diperebutkan oleh dua pria sekaligus, roti tadi terpotong menjadi dua bagian. Tentu saja Atsumu mendapat bagian yang kecil.

"Samuu!!" Rengek Atsumu melas.

"Apa? Kau juga sering mengambil pudingku!" Balas Osamu. Dengan cuek dia memakan rotinya tadi dengan ekspresi kemenangan di wajahnya.

Atsumu cuma berdecak dan melahap bagiannya yang tak seberapa itu. "Ngomong-ngomong ada apa kau kesini?"

"Ah, itu. Kau ingat orang yang kita temui didepan gerbang beberapa hari yang lalu?"

"Yang mana?" Tanya Atsumu bingung. Memangnya Osamu pikir mereka bertemu orang hanya sekali?

"Yang kau pikir bahwa dia kenalanku. Matanya sipit." Osamu juga menyebutkan beberapa ciri-ciri yang paling mencolok dari Suna. Tidak lupa dengan gerakan tangan untuk menggambarkannya.

"Oh, ingat." Atsumu mengangguk saat telah mengingat orang yang di maksud. "Kenapa dengannya?"

"Ternyata dia anak baru dikelas ku."

Atsumu ber-oh ria dan mengangguk-angguk. Sejujurnya dia tidak peduli dengan orang itu.

"Lalu apa masalahnya?" Tanya Atsumu saat melihat Osamu tampak sedikit murung.

"Sejak dia masuk ke kelas dia terus menatapku. Apa aku punya salah, ya?" Tanya Osamu yang lebih terkesan bertanya kepada dirinya sendiri. "Tapi waktu itu aku sudah meminta maaf dan bahkan kita tidak bersentuhan sedikitpun." Lanjutnya.

"Dia terus menatapmu?" Tanya Atsumu memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

"Ya ... tidak terus-menerus sih. Hanya ketika ada kesempatan, mungkin?" Osamu memiringkan kepalanya merasa bingung dengan ucapannya sendiri. "Tapi, kalau memang aku salah kepadanya, kenapa tadi waktu kita berkeliling dia tidak membahasnya?"

Atsumu mengeluarkan satu bungkus roti lagi dari dalam laci. Dia duduk dengan bersandar kebelakang, mencoba menjauhkan dirinya dari jangkauan Osamu. Takut rotinya dicuri lagi.

"Itu artinya dia hanya ingin berteman denganmu." Sahut Atsumu.

"Tapi kenapa aku? Padahal dikelas bukan hanya ada aku." Osamu mengerutkan keningnya tidak setuju dengan pendapat Atsumu.

"Mungkin karena kalian sudah pernah bertemu sebelumnya. Meski tidak lama. Sudahlah, tidak perlu dipikirkan!"

Osamu diam tidak menanggapi. Memang mudah bagi Atsumu untuk mengucapkannya, tapi sulit untuk Osamu lakukan.

The Bright Spot Between Us // SunaOsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang