Kesal

104 12 0
                                    

Hari semakin sore, sebentar lagi malam akan tiba. Namun hal itu tidak membuat empat remaja mempercepat langkahnya untuk segera pulang. Mereka justru berjalan dengan santai menyusuri trotoar. Masing-masing dari mereka membawa satu cup berisi minuman Boba. Menyedot minuman didalamnya sembari menikmati angin sore dengan backsound suara kendaraan dijalan yang ada di samping mereka. Sesekali mereka berbicara dan bergurau.

Benar-benar seperti tidak punya beban hidup.

Osamu menghentikan langkahnya dengan perhatiannya tertuju pada satu arah disampingnya. Dia meraih lengan jaket orang disampingnya tanpa memperhatikannya.

"Ada apa?" Tanya orang yang ditahan oleh Osamu.

Osamu menoleh ke arahnya dan pandangannya turun pada tangannya yang masih memegang lengan orang disampingnya. Dengan kaget dia melepaskannya. "Oh, ti-tidak ada. Aku pikir Atsumu." Jawab Osamu kikuk.

Rupanya orang itu adalah Suna. Padahal tadi dia disamping Atsumu dengan Suna dibelakangnya. Ternyata Atsumu sudah berada beberapa langkah didepannya bersama Ginjima.

Osamu saat ini sedang malu untuk berhadapan dengan Suna karena kejadian di gym tadi. Osamu tidak ingat dengan apa yang terjadi hingga dia bisa tertidur dipangkuan Suna. Dia terbangun saat Suna mencolek-colek pipinya beberapa kali. Hingga dia tersadar dengan posisinya saat itu. Karena terlanjur malu dia berguling ke lantai untuk menjauh dan hampir menabrak Atsumu yang tengah berjalan kearahnya. Sedangkan Suna hanya terkekeh pelan melihat reaksi Osamu yang lucu. Untung saja Suna sudah lebih dulu melepas earphonenya sebelum membangunkan Osamu.

"Memangnya kenapa kalau bukan Atsumu?" Tanya Suna. Dia harus memiringkan kepalanya untuk menatap Osamu yang tengah menunduk. Menghindari tatapannya. "Ayo! Kau ingin itu, kan?" Lanjutnya menunjuk ke arah yang Osamu tadi tatap.

Tanpa menunggu reaksi Osamu, Suna lebih dulu mengandeng tangan Osamu dan membawanya menuju kearah kedai yang menjual hotdog. Osamu hanya mengikuti langkah Suna sambil terbengong. Terheran-heran kenapa Suna bisa begitu peka dengan apa yang dia inginkan.

"Ingin berapa?" Tanya Suna setelah mereka sampai. Kebetulan saja kedai itu sedang sepi karena hari yang hampir gelap membuat jalanan sepi.

Mungkin karena masih belum fokus, maka Osamu dengan refleks menjawab, "Tiga."

Meski sempat heran sesaat, Suna tetap menurutinya.

Diisi lain, Atsumu dan Ginjima menghentikan langkah mereka saat menyadari bahwa kedua teman mereka telah hilang.

"Kemana mereka?" Tanya Atsumu celingak-celinguk.

"Itu." Ginjima menunjuk ke arah Osamu dan Suna yang sedang menunggu pesanannya.

"Pasti ajakan Osamu." Atsumu berdecak. "Kenapa kita tidak diajak sekalian?" Lanjutnya kesal.

"Sudahlah, tunggu saja disini!" Ucap Ginjima dan mendekat pada sebuah ayunan. Beruntung sekali karena mereka berhenti tepat didepan sebuah taman bermain.

Akhirnya Atsumu mengikutinya. Dia bermain bersama seekor kucing yang dia temui ditaman itu dengan Ginjima yang hanya menyaksikannya.

Beberapa saat kemudian Suna dan Osamu menghampiri mereka.

Kucing dengan warna hitam putih itu tiba-tiba berdiri dengan ekor tegak dan bulu-bulunya yang mengembang. Dia mendesis sejenak kearah Suna dan Osamu sebelum akhirnya berlari menjauh.

"Kenapa dia pergi seperti ketakutan begitu?" Tanya Ginjima heran.

"Mungkin karena melihat anjing besar." Jawab Atsumu.

Suna mendekati Atsumu dan dengan sengaja menendang kaki Atsumu membuatnya memekik kesakitan.

"Ups! Maaf tidak sengaja." Ucap Suna berpura-pura merasa bersalah. Atsumu menatap Suna dengan kesal.

The Bright Spot Between Us // SunaOsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang