。。。。。🐺。。。。。
Pagi hari yang cerah. Siswa-siswi mulai berdatangan ke sekolah seperti biasanya. Termasuk sepasang anak kembar yang sulit untuk akur.
Osamu berjalan sembari memakan onigiri yang ia bawa dari rumah. Sedangkan Atsumu berjalan dibelakangnya, wajahnya tampak ditekuk. Masih meratapi film-film favoritnya yang telah musnah dibantai oleh Osamu tadi malam. Sungguh kasihan.
"Wah, ada apa ini? Kenapa kalian terlihat sangat damai?" Seseorang menghampiri dan menyapa mereka dengan kalimat sindiran.
Keduanya menoleh kearah pemuda dengan rambut abu-abu pendek. Hitoshi Ginjima, salah satu teman sekelas Atsumu. Tentu saja Osamu juga mengenalnya karena mereka berada dalam club' yang sama.
"Apa kau tidak lihat? Kita sedang perang dingin disini." Jawab Atsumu kesal.
"Justru itu. Bukankah biasanya jika kalian bertengkar akan sangat heboh?" Baginya melihat si kembar bertengkar dalam diam rasanya ada yang aneh. Meski saat mereka berkelahi dia sendiri akan menjadi khawatir jika mereka terluka.
"Ini masih terlalu pagi, akan jadi sia-sia sarapanku jika hanya untuk berkelahi dengannya." Sahut Osamu dan memilih untuk berjalan lebih cepat.
"Ha? Memangnya kau pikir aku juga akan dengan bodoh menghabiskan tenagaku untuk meladenimu?" Balas Atsumu. Dia ikut mempercepat langkahnya untuk menyusul Osamu. Osamu menoleh kearah Atsumu sejenak sebelum semakin mempercepat langkahnya. Akhirnya mereka berlari-lari disepanjang koridor untuk mencapai ke kelas lebih dahulu.
Ginjima yang masih berjalan dibelakang hanya menghela nafasnya lelah. Dia berfikir bahwa mereka telah sadar dan akan bersikap lebih dewasa. Nyatanya tidak ada bedanya seperti hari-hari sebelumnya.
"Ucapan mereka memang tidak bisa dipercaya."
。。。。。🐺。。。。。
Bel tanda dimulainya pembelajaran telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Suasana kelas Osamu masih saja ramai karena guru yang akan mengajar di jam pertama belum juga datang. Osamu yang ada dipojok belakang bagian kanan lebih memilih untuk mengobrol dengan dua temannya yang berada didepan dan samping kirinya.
Hingga beberapa saat kemudian seseorang memperingati mereka bahwa guru yang sedari tadi ditunggu-tunggu tengah berjalan mendekat. Mendengar hal itu tentunya seisi kelas segera kembali ke tempat masing-masing dan mengeluarkan alat tulisnya.
Seorang guru wanita dengan rambut hitam sebahu memasuki kelas dengan seseorang mengikutinya dari belakang.
"Selamat pagi anak-anak! Maaf sebelumnya karena saya datang terlambat." Ucap guru itu berbasa-basi sebentar seperti biasanya.
"Seperti yang kalian lihat disini, hari ini kalian kedatangan teman baru," Guru itu menoleh kearah pemuda disampingnya. "Silahkan perkenalkan dirimu!"
"Suna Rintarou, salam kenal." Ucapnya singkat.
Osamu yang awalnya tengah menunduk mencari bolpoin miliknya langsung mendongak. Suaranya tidak terlalu asing baginya. Dan barulah dia menyadarinya, pemuda itu yang berpapasan dengannya didepan sekolah beberapa hari yang lalu. Meski mereka hanya bertemu sebentar dan mendengar suaranya yang hanya mengucapkan beberapa kata saja, anehnya Osamu masih mengingatnya dengan jelas hingga saat ini. Padahal biasanya dia akan dengan mudahnya melupakan orang asing yang baru dia temui sebentar.
Saat masih memperhatikannya, Osamu sedikit terkejut. Entah hanya perasaannya saja atau memang Suna juga tengah menatapnya. Lantas diapun mengalihkan pandangannya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bright Spot Between Us // SunaOsa
FanfictionSuna Rintarou, sesosok makhluk abadi yang hanya dianggap sebagai mitos belaka. Ratusan tahun dia pergi mengembara untuk mencari keberadaan istrinya yang bereinkarnasi. Namun kenyataan menamparnya dikala dia mengetahui bahwa istrinya terlahir sebagai...