The Bright Spot Between Us // SunaOsa

Pemburu

Happy reading

｡｡｡｡｡🐺｡｡｡｡｡

Pada awalnya manusia, werewolf, vampir, dan yang lainnya hidup berdampingan tanpa mengusik satu sama lain. Mereka menjalani kehidupan mereka masing-masing. Dan itu sudah terjadi sejak zaman dahulu.

Namun sifat sejati manusia yang rakus, iri dengki, dan merasa paling berkuasa mulai merasa terganggu oleh keberadaan makhluk lain selain manusia. Manusia berpikir bahwa mereka merasa dirugikan karena fisik mereka yang lemah dibanding dengan makhluk lain. Mereka memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia. Mereka juga berumur panjang tidak seperti manusia yang fana. Manusia merasa bahwa makhluk lain semakin menguasai dunia.

Hingga, manusia-manusia itu mulai mencari cara untuk menyingkirkan makhluk-makhluk itu. Meski memiliki umur yang panjang bukan berarti tidak bisa mati. Makhluk itu bisa saja mati jika diserang kelemahannya misalnya dengan menusuk jantungnya atau memisahkan kepala dengan badannya. Tapi manusia juga sadar bahwa cara itu sangat beresiko. Mereka hanya manusia yang lemah, tidak akan sanggup untuk melakukannya tanpa berkorban nyawa.

Sehingga manusia yang merasa pintar melakukan penelitian untuk mencari cara lain. Butuh waktu yang sangat lama untuk menemukannya. Hingga akhirnya mereka tau kelemahan mereka. Salah satunya adalah kelemahan bagi bangsa werewolf.

Yaitu serbuk besi dan getah pohon ek putih yang berperan sebagai racun.

Serbuk besi bisa mengacaukan indera penciuman dan meracuni paru-paru hingga terjadilah sesak nafas. Serbuk besi juga jika masuk ke pembuluh darah bisa menyumbat aliran darah hingga menyebabkan pecah pembulub darah disertai dengan rasa panas terbakar. Getah pohon ek juga begitu, jika masuk ke pembuluh darah akan menyerang jantung. Mengotorinya, seolah mengikat dan meremasnya kuat hingga akhirnya menghentikan kinerja jantung seketika.

Karena kelemahan mereka telah diketahui, maka terbentuklah kelompok-kelompok pemburu yang masing-masing bertugas menangani makhluk yang berbeda.

Pemburu werewolf biasanya akan mengolesi ujung senjata mereka dengan cairan hasil pencampura getah pohon ek dengan serbuk besi.

Makhluk-makhluk itu tentu saja marah dan tidak tinggal diam. Mereka menyerang balik. Terjadi kekacauan pada masa itu. Banyak korban berjatuhan dari semua kubu. Bahkan anak-anak yang tidak berdosa juga ikut terkena akibatnya.

Tapi karena kurangnya persiapan dan informasi, makhluk-makhluk itu kewalahan dan memilih mundur. Menyembunyikan diri dari manusia yang tidak bisa disebut sebagai manusia. Sifat mereka bahkan lebih kejam daripada iblis.

Para manusia merasa senang karena berpikir telah menang. Tapi mereka juga tau bahwa makhluk-makhluk itu masih ada. Hingga akhirnya dibentuklah kelompok-kelompok kecil yang tetap menyandang gelar pemburu dan menyimpan senjata-senjatanya. Kelompok-kelompok itu menamainya menggunakan nama keluarga. Dan menurunkannya ke generasi selanjutnya. Entah itu tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan, serta senjata.

Seiring berjalannya waktu, makhluk-makhluk itu mulai berani menampakkan dirinya lagi dan menyebarkan ancaman keseluruh dunia. Begitu juga dengan keluarga-keluarga pemburu baru yang mulai bermunculan.

Karena mengingat sejarah itu, Suna jadi berpikir bahwa keluarga Miya adalah salah satu keluarga pemburu baru karena belum pernah mendengarnya sebelumnya. Tapi ternyata dia salah.

Keluarga Miya hanya keluarga biasa yang terdiri dari pasangan suami istri serta dua anak kembar. Dan saat ini tuan dan nyonya Miya tengah berada jauh di negara tetangga untuk bekerja. Meninggalkan kedua anak kembarnya yang hidup saling bergantung satu sama lain.

Suna menghela nafasnya pelan. Dia masih penasaran dengan si kembar. Siapa mereka sebenarnya?

Suna melirik ke arah Osamu yang tengah serius mencatat apa yang ditulis oleh guru dipapan tulis. Sesekali Osamu mengerakkan bibirnya karena saat ini dia tengah mengulum sebiji permen. Suna tau karena dia melihatnya saat Osamu diam-diam memakan permen yang ia keluarkan dari sakunya. Hal itu tentu saja membuat Suna tersenyum tipis karena merasa gemas.