Matahari telah terbenam, kini kami berempat kembali berkumpul dan memutuskan untuk pulang karena sudah malam. Sepanjang perjalanan, Sae selalu mencoba untuk berjalan berdampingan dengan ku. Tidak biasanya dia begitu.
Sae meraih telapak tangan ku dan menggenggamnya, kedua tangan kami kini saling bertautan "Bagaimana? Hari ini kau senang?" Tanya Sae sembari menatapku.
Aku dengan ragu mengangguk, sambil memberikan senyuman kecil "Iya! Aku sangat senang hari ini!" Aku melihat Sae tersenyum saat mendengar pernyataan ku. Aku merasa melihat sosok Sae yang dulu, sosok Sae di saat pertama kami berpacaran.
Aku jadi senang, Sae setidaknya berubah kan?
Sae pun mengantar ku pulang sambil bergenggaman tangan. Ya sebenarnya masih ada kak Remi, sedangkan Rin sudha lebih dulu pulang kerumah. Jadi hanya ada kami bertiga. Tidak seperti biasanya, kak Remi biasanya selalu berada diantara ku dan Sae dan bercanda dengan Sae, tapi kali ini dia hanya berjalan sembari memainkan handphone.
"Selama aku di Spanyol, kamu punya banyak teman ya? Aku lihat-lihat banyak sekali yang mengenal mu, padahal dulu kau hanya memiliki beberapa teman, karena pendiam." Entah itu pertanyaan, pernyataan, atau ledekan, yang pasti itu membuatku memanyunkan bibirku.
"Ya kan itu dulu kak!" Ah, kalo dipikir-pikir, sudah lama aku tidak memanggilnya 'kak'.
Kak Sae tertawa melihat tingkah ku, terus mengelus kepala ku dengan tangannya yang nganggur "Berarti bagus, kau setidaknya tidak penyendiri seperti Rin haha"
"Tapi Rin juga banyak teman! Walaupun jarang main bersama." Sahut ku.
"Oh ya? Kalau begitu syukurlah."
Saat sampai di depan rumah ku, kak Remi langsung masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun, aku menatapnya heran "kak Remi kenapa ya?" Kak Sae menggidikan bahunya tanda tidak tau.
"Mungkin pms, oh ya, besok kamu senggang?" Aku mengangguk "Iya, aku senggang. Kenapa?"
"Aku ingin mengajakmu pergi besok, hanya kita berdua." Aku sedikit terkejut, sudah lama sekali kak Sae tidak mengajakku seperti ini. Aku mengangguk antusias, "Boleh!!!" Kak Sae tertawa dan mengelus rambutku.
"Kalau gitu tidur dan istirahat yang cukup, besok pagi aku jemput. Aku pulang dulu ya" kak Sae mencium keningku sejenak lalu beranjak pergi. Aku menatap kepergiannya sejenak sembari melambaikan tanganku begitu juga dengan kak Sae.
Aku melupakan apa yang terjadi saat siang tadi, toh pasti ada kesalahpahaman kan?
Aku pun masuk ke kamar ku, mandi dan melakukan rutinitas malam seperti skincare dan haircare lalu tidur.
Di kediaman Itoshi.
Rumah yang cukup besar itu nampak sunyi walaupun ada salah satu anggota keluarga yang ada di sana. Rin tengah duduk di ruang tamu sembari menonton film. Tak lama terdengar suara pintu terbuka, terlihatlah sosok Sae yang baru saja sampai ke rumah.
"Aku pulang. Hm? Kau belum tidur Rin?" Tanya Sae sembari menghampiri Rin. Rin memutar bola matanya "Cih, tidak usah sok perduli." Rin mematikan tv dan beranjak dari sofa.
Sae hanya diam dan menatapnya, Rin menghentikan langkahnya dan berbalik "Dengar ini baik-baik! Aku bersumpah akan mengambil kembali Y/n-ku dari mu." Setelah mengatakan hal itu Rin masuki kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.
Sae masih terdiam dan mendudukkan dirinya di atas sofa, sembari menatap pantulan dirinya dari layar tv yang mati, "Coba saja." Gumam Sae.
Hehehe, maaf yaaa aku baru up. Aku bakalan double up kok sebagai gantinya. See youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || Itoshi Brothers x Reader
Romance[Sae × Y/n × Rin] . . . "Bodoh! Y/n bodoh! Kenapa tidak terpikirkan dari dulu!? Padahal mereka sudah terang-terangan seperti itu!" "Dasar naif." "...direbut, atau merebut." "Kenapa dia jadi sangat perduli pada seorang perempuan?" . . . -'Jagalah apa...