Pagi hari dihari libur itu memang sangat berbeda ya! Apa lagi hari ini, hehe. Hari ini aku dan kak Sae akan pergi jalan-jalan bersama-sama, dan hanya berdua?!!!! Astaga aku sangat senang.
Sekarang sudah pukul 9 pagi, aku sudah siap dengan outfitku dan makeup tipis ku. Aku pergi keluar dari kamar, aku melihat sekeliling ruang tamu yang sepi "Kak? Kakak di kamar?" Teriakku. Namun aku tak mendengar satupun balasan, lalu aku membuka handphoneku dan melihat pesan dari kak Remi.
Setelah mendapatkan pesan dari kak Remi, aku langsung bergegas keluar dan benar kak Sae sudah menungguku didepan. Aku menghampirinya setelah menutup dan mengunci pintu.
"Kak Sae kok ga bilang kalo udah sampe? Lama ya?" Kak Sae menggeleng, "tidak kok, ayo masuk!" Kak Sae membukakan pintu mobil untuk ku.
·
Singkatnya, kami sampai di sebuah mol yang cukup besar dan ramai. Kami pun memasukinya, kami makan di sebuah restoran yang ada disana, dan juga berfoto di fotobox, aku kini tengah menunggu fotonya di cetak sedangkan kak Sae pergi mencari toilet dan makanan manis.
"Y/n?" Ada seseorang yang memanggilku, itu suara yang ku kenal! Aku menoleh melihat Rin yang berdiri di belakangku, "Eh?!! Rin? Kamu ngapain disini???" Tanya ku.
"Mau berkeliling" jawab Rin singkat,
"kamu satpam?" Tanya ku.
Perempatan imajiner muncul di dahi Rin, "BUKAN!" Aku menaruh jari telunjukku di bibir Rin, "jangan berteriak, kau biasanya mengatakan hal itu pada ku kan?" Ucapku yang di akhiri dengan kekehan.
Rin menepis tanganku dan mengalihkan pandanganya kearah lain, samar-samar aku melihat wajah Rin memerah, kenapa ya? Dia sakit?
"O-omong-omong, kau kesini sama siapa? Sendiri?" Tanya Rin ',tidak mungkin dia pergi sendiri, pasti ada dia'.
"Aku bersama kak Sae, kalo Rin?" Tanyaku pada Rin.
'sudah ku duga' batin Rin, "Sendiri".
Aku pun ber-oh-ria, lalu foto pun akhirnya selesai dicetak, akupun mengambilnya dan melihat hasilnya yang sangat memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || Itoshi Brothers x Reader
عاطفية[Sae × Y/n × Rin] . . . "Bodoh! Y/n bodoh! Kenapa tidak terpikirkan dari dulu!? Padahal mereka sudah terang-terangan seperti itu!" "Dasar naif." "...direbut, atau merebut." "Kenapa dia jadi sangat perduli pada seorang perempuan?" . . . -'Jagalah apa...