"Nee, Karasuma sensei." Panggil Killua. Saat pulang sekolah dia datang ke kantor guru karena ada sesuatu yang ingin dia lakukan. Sementara Gon pergi turun gunung untuk membeli makanan untuk mereka, tentu saja masih meminjam uang, namun kali ini pada Koro sensei yang baru saja mendapat gaji bulanannya.
"Ada apa Killua?"
"Aku ingin kamu menyesuaikan senjataku. Jika bisa besok sudah selesai." Kata Killua dengan riang.
***
Saat ini kelas olahraga sudah dimulai. Namun tidak ada dari kelas E yang berlatih. Melainkan mereka fokus menonton Koro sensei dan Killua di lapangan.
Irina Jelavic juga datang. Karena dia penasaran dengan anak sombong itu.
"Nurufufufufu, ayo serang sensei, Killua-kun. Kemarin sensei terlalu senang mendapat gajian dan tidak sabar membeli gelato sehingga sensei melupakan janji bertarung kita."
"Tidak masalah. Itu memberiku waktu untuk bersiap."
"Kalau begitu aku akan mulai." Ujar Killua dengan santai. Dan bukannya melancarkan serangannya dengan sengit, Killua berjalan dengan santai dengan kedua tangan disakunya.
Karena baginya sekarang tidak perlu melakukan serangan diam-diam karena dia menantang terlebih dahulu. Tapi bukannya dia tidak akan melakukannya nanti.
Begitu jarak mereka hanya satu meter, Killua segera menyerang Koro sensei dengan pisau karet di tangan kanannya. Koro sensei segera menghindar dengan cepat. Setiap kali Koro sensei pindah posisi, Killua dengan cepat menyerangnya.
"Nee, Koro sensei, Nagisa mengatakan pukulanmu lemah tapi itu menjadi tidak menarik jika hanya aku yang menyerang." Tanya Killua sembari terus menyerang Koro sensei.
"Hmmm? Apa maksudmu?"
"Serang aku juga. Dengan pistol!" Ujar Killua sembari melemparkan pistol pada Koro sensei yang segera ditangkapnya.
Koro sensei menimbang sebentar sebelum berkata, "Ini peluru sungguhan. Sensei tidak bisa, sensei tidak ingin melukai murid sensei."
"Cih, membosankan." Keluh Killua sembari menyerang Koro sensei lagi. Namun gagal karena Koro sensei menghindar dengan cepat. Dan Killua juga tidak terlalu tergesa-gesa.
"Kalau begitu ayo lakukan yang lain sebagai gantinya." Ujar Killua sembari memindahkan pisau ke tangan kirinya.
Killua merogoh sakunya dan melemparkan benda pada Koro sensei. Koro sensei melihat benda di tangannya dengan bingung.
"Kutek?"
"Benar. Kudengar Koro sensei suka memoles siswa pemberontak."
"Karena aku tidak berniat membunuhmu dan kamu tidak ingin melukaiku, ayo bermain saja."
"Hooo ini terdengar menyenangkan. Bagaimana aturannya?"
"Kamu cat kuku ku sembari menghindar dariku. Dan jika kesepuluh jariku berhasil dicat maka aku kalah."
"Bagaimana kondisi kekalahan sensei?"
"Jika aku berhasil memotong lenganmu 10 kali maka sensei kalah."
"Nurufufufufu baiklah. Jangan menyesalinya Killua kun. Karena sensei sangat cepat." Setelah mengatakan itu Koro sensei menghilang dan sudah ada dibelakang Killua.
Namun Killua sendiri memiliki indra yang sensitif jika ada bahaya. Membuatnya mengetahui dengan cepat dan menyerang Koro sensei dengan pisau ditangan kirinya. Membuatnya mundur selangkah sementara dirinya juga melompat mundur beberapa kali, membuat jarak mereka jauh.
Namun Killua tahu bahwa jarak ini bisa menyusut bahkan kurang dari satu detik dengan kecepatan Koro sensei. Kanmarunya sejujurnya tidak akan bisa mengikuti kecepatan penuh Koro sensei. Namun lapangan olahraga terbatas dan hutan mengelilinginya.