Hari ini Koro sensei ada banyak. Dan itu membawa berkah. Karena setiap bayangannya sedang mengajar murid-murid sesuai dengan kelemahan mereka masing-masing.
Dengan Gon mempelajari bahasa Jepang dan kosakata bahasa Inggris juga. Kenapa dua sekaligus? Karena Gon merasa kesal tidak bisa pergi bersama Killua!
Untung saja otaknya tidak terlalu buruk seperti di pelajaran matematika. Dan perlahan namun pasti dia berhasil menguasainya sedikit.
Sudah seminggu sejak hari itu Killua pergi dan Gon tidak tahu bagaimana kabarnya. Saat ini Komunikasi mereka hanya bisa melalui Koro sensei, dan Gon hanya tahu Killua baik-baik saja sekarang dan saat ini sudah masuk final.
Dari apa yang Gon tahu tentang arena disini dari Jelavic sensei, arena gelap berbeda dengan arena surga. Spot tersembunyi, tempat berkumpulnya penjudi, tak sedikit penjahat yang bersembunyi disana dan suasana yang sangat muram. Sangat berbeda dengan arena surga yang bangunan sangat mencolok karena sangat tinggi, arena gelap biasanya diadakan di bawah tanah.
Dan hadiahnya terlalu kecil. Gon tidak tahu apakah hadiahnya bisa membuat mereka punya tempat tinggal sekaligus setelah Killua menang sekali. Dan dia berdoa semoga Killua tidak langsung menghabiskannya untuk coklat, karena Killua terlalu stress sebelumnya karena tidak mengkonsumsi camilan kesukaannya terlalu lama, ChocoRobo.
***
"Aku keberatan jika kelas E menjadi tidak sebagaimana mestinya."
Itulah yang Gon dan Nagisa dengar dari kepala sekolah saat mereka pergi ke ruang guru untuk bertemu Koro sensei. Setelah itu dia membicarakan tentang semut yang pemalas dan rajin, membedakannya dan ingin membuat produk inferior tetap menjadi inferior. Yang menurut Gon tidak bisa dia terima. Sementara Nagisa tampak termenung oleh hal lain yang Gon menduga ada sangkut pautnya.
"Kesal!" Teriak Gon, membuat Nagisa kembali tersadar.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Gon melihat seorang guru seperti ini. Sangat berbeda dengan Bisky dan Kite yang kasar tapi tetap mengajar mereka dan berhasil meningkatkan kemampuan dan pengalaman mereka dengan baik. Atau seperti Wing yang lembut sampai akhir padanya dan Killua. Membuat Gon sama sekali tidak terpikirkan akan ada seorang guru yang ingin membuat muridnya gagal. Lebih tepatnya pilih kasih.
"Lagi pula kita kelas E." Kata Nagisa. Namun raut wajahnya sama sekali tidak bisa menerimanya, namun juga tidak tahu dirinya bisa berbuat apa.
Seperti yang dikatakan kepala sekolah tadi, apa yang dikatakannya sudah mengenai mereka, hingga mereka selalu menjawab pertanyaan serupa seperti ini. 'Kita adalah kelas E'. Dan lambat laun membuat mereka berfikir bahwa sampai kapanpun mereka tidak akan bisa meningkat lagi.
"Memangnya kenapa jika begitu?" Pertanyaan Gon mengejutkannya dan menyadarkannya.
Benar. Memang kenapa jika mereka kelas E? Toh bukannya kita tidak bisa mencapai sesuatu. Hanya saja kita kurang berjuang.
Nagisa tersenyum sembari mengepalkan tangannya. Matanya tampak bersinar.
"Terimakasih Gon!"
"Eeh?" ('▿ '?)
***
Keesokan harinya bayangan Koro sensei bertambah. Dan Nagisa juga tampak lebih berusaha. Mungkin karena terpukul oleh kejadian kemarin.
Tetapi murid lainnya, yang masih belum tahu kejadian kemarin sama lesunya. Mereka tahu akan ada ujian tak lama lagi tetapi sudah tertanam dalam pikiran mereka jika nanti tidak akan ada perkembangan sama sekali dalam belajar mereka. Dan mereka pasti akan mendapat nilai jelek.
Dan itu terbukti saat Okajima menanyakan untuk apa Koro sensei susah-susah menjadi guru mereka. Yang berakhir dengan pemikiran bahwa mereka tetap akan gagal bahkan jika berusaha keras, dan tidak perlu bekerja lagi jika sudah mendapat uang 10M dari membunuh Koro sensei.
Gon juga merasa frustasi. Dirinya lebih tidak bisa menerimanya karena mendengar kata-kata itu langsung dari sumbernya. Namun dia juga sadar diri jika dirinya bodoh dan mustahil untuk mengejar mereka dalam hal belajar karena tidak seperti belajar Nen dan pertarungan tangan kosong kesukaannya.
Namun Gon masih tetap ingin mencoba! Dia memutuskan untuk meminta jam pelajaran malam tambahan pada Koro sensei.
Tapi sebelum Gon bisa bertanya, Koro sensei sudah tampak marah terlebih dahulu.
Hal baik dari sistem kelas E adalah disediakan proses remedial. Dengan dapat nilai 50 terbaik dari 188 murid dalam ujian (yang asli 186, tambah Gon dan Killua.), Kemudian diizinkan oleh mantan wali kelas untuk kembali ke kelas asal, maka murid tersebut bisa keluar dari kelas E yang terdiskriminasi ini.
Namun dengan nilai awal yang rendah dan lingkungan belajar yang buruk, meraih pencapaian itu terlalu sulit. Karena guru yang mungkin tidak mampu mengajar, kemampuan belajar murid yang kurang dan masalah mental dari diskriminasi berkelanjutan. Semua hal tersebut membuat mereka yang sudah merasa kecil menjadi semakin merasa kecil, secara mental. Hingga pada tahap hanya bisa menerima semua diskriminasi tersebut.
"Irina sensei." Koro sensei memanggil begitu Irina Jelavic datang setelah dipanggil oleh seorang murid.
"Aku ingin bertanya padamu sebagai pembunuh profesional."
"Kenapa tiba-tiba?"
Koro sensei tidak menjawab dan malah bertanya hal lain. "Saat kamu bekerja, apa rencana yang kamu siapkan hanya satu?"
"Tentu saja tidak."
Gon tidak terkejut mendengar jawabannya. Karena Killua, Kurapika atau Knov akan selalu membuat rencana cadangan untuk misi mereka.
"Dan Gon kun, bagaimana saat kalian melakukan misi Hunter?"
"Tentunya ada banyak rencana, walau yang membuatnya selalu Killua hehe." Jawab Gon. Dan jika Killua ada disini dia pasti akan langsung memukul kepala Gon, karena Gon yang paling sering mengacaukan rencana mereka dan tidak taat karena pengaruh emosi.
Kemudian Koro sensei juga menanyakan hal yang serupa pada Karasuma sensei, yang jawabannya tak mengejutkan hampir sama dengan mereka berdua. Namun lebih jelas artinya. Bahkan Gon pun bisa memahaminya.
Satu hal yang sederhana, namun tak pernah terpikirkan oleh mereka, siswa kelas E. Dan sekarang mereka sangat bersyukur memiliki seorang guru yang sangat baik hati mengingatkan mereka. Koro sensei.
Walaupun dengan cara yang sangat sombong membuat tornado dan merapihkan lapangan olahraga.
Tapi tanpa itu, mereka akan tetap berpikiran dangkal dan entah apa jadinya masa depan mereka nanti.
Dengan itu sisa hari menuju ujian mereka jalankan untuk belajar sungguh-sungguh dan menyerap mata pelajaran sebanyak yang mereka bisa.