Chapter 8

368 46 2
                                    

Serangan mental. Killua melakukannya. Namun Irina berasumsi bahwa bahkan Killua tidak perlu melakukannya dia akan bisa menang.

Itu memukulnya sekali lagi dihatinya. Bahwa dia gagal terlalu buruk kemarin. Sedangkan Killua hari ini, tidak hanya cara liciknya berhasil, juga bisa menipu targetnya untuk menggali lubang untuk dirinya sendiri.

Itu membuat Irina kesal. Tapi juga rasa kagum muncul dihatinya secara bersamaan. Dan berdasarkan apa yang dikatakan Gon, anak itu sudah melalui pelatihan yang lebih berat daripada dia. Sejenak Irina tidak merasa kesal lagi untuk kalah dari seorang anak.

Koro sensei di lapangan juga menyadari situasinya karena dia yang mengalaminya langsung. Namun untuk membuat dirinya menggali lubang sendiri sama sekali jauh diluar dugaannya. Itu membuatnya marah, namun juga merasa kasihan pada Killua.

Tentang hal apa yang dihadapinya untuk memiliki pemikiran segelap ini diusia muda. Selain Karma.

"Koro sensei, kamu lengah loh."

Killua kembali unggul 8-5.

Sekali lagi Killua menyerang dan akan habis sudah. Koro sensei juga tidak bisa menerima kalah terlalu banyak. Karena dia adalah seorang guru, yang mana menjadi panutan murid-muridnya.

"Kamu sangat pandai menyembunyikan trikmu." Koro sensei berkata sembari mengecat tiga kuku Killua dengan cepat dan mengeringkannya. Killua segera menghindar. Namun dari gerakannya, Koro sensei tahu sesuatu.

"Tapi kecepatanmu sepertinya berkurang."

8-8

"Gawat. Aku lupa kapan terakhir kali mengisi ulang!" Killua panik, dan Koro sensei memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendekat. Mencoba mengecat kuku Killua lagi.

Koro sensei mengangkat lengannya, namun rasanya lebih ringan. Dia menundukkan kepalanya dan melihat kedua tangannya telah terpotong lagi. Dua buah benda bulat melesat kembali ke tangan Killua.

"Jika trik, aku juga punya banyak loh."

10-8

"YOYO?!"

"Killua hebat!"

"Apa itu tadi?!"

Seluruh kelas E sangat bersemangat sehingga mereka langsung turun ke lapangan. Mengelilingi Killua dan menghujani banyak pertanyaan.

"Yoyo itu, apakah itu dilapisi dengan bahan yang sama dengan pisau dan peluru kita?" Tanya Nagisa.

"Ya. Ingin lihat?"

"Ingin!" Nagisa hendak menerima yoyo yang diberikan pada Killua namun Terasaka dan kelompoknya mendorongnya.

"Berikan padaku. Aku juga ingin melihatnya!"

"Boleh." Killua memberikannya. Dan sejujurnya saat hendak memberikannya pada Nagisa, Killua mengingat sesuatu tentang yoyonya. Namun bajingan kelas tertentu bertindak kasar. Jadi dia akan pura-pura lupa sekarang.

"Uwaaah!" Terasaka tersungkur ke tanah, dengan lengan sebagai fokus beratnya.

"Ah! Maaf. Aku lupa beratnya 50 kilogram. Kembalikan padaku." Kata Killua sembari tersenyum.

"50 kilogram?!" -Kelas E

"Mana mungkin bisa?!" -Terasaka.

"Killua." Irina memanggilnya.

"Apa?"

"Maaf." Benci mengakuinya, namun Irina tahu perasaan ini tidak akan baik untuk emosinya dan akan mempengaruhi penilaian rasionalitasnya. Jadi dia mengakuinya.

"Biasanya aku paling gak suka sama cewek, tapi tidak apa-apa."

"Ngomong-ngomong, Bitch sensei, kau pasti punya banyak koneksi kan?"

"Jangan panggil Bitch sensei!"

"Dari informasi yang kubaca dari Karasuma sensei, kamu pernah mengunjungi banyak negara untuk misi. Aku ingin tahu apakah ada arena gelap yang bisa menghasilkan uang dengan cepat. Beri tahu aku."

"Arena gelap yah. Cukup jarang. Jika casino bawah tanah aku tahu banyak."

"Casino?!" Killua bersemangat dan hendak bertanya dimana lokasinya. Namun kepalanya dipukul oleh Gon terlebih dahulu.

"Tidak boleh, Killua."

"Baik."

"Yang kutahu hanya ada dua tempat. Di Amerika dan China. Walaupun aku tidak tahu tempatnya, pasti ada salah satu dari orang yang kukenal tahu. Beri aku waktu."

"Yosha!." -Killua

"Terimakasih, Jelavic sensei." -Gon

"Sepertinya hanya Gon disini yang anak baik!"

"Koro sensei, saat kita tahu tempatnya, antarkan aku kesana ya!" Pinta Killua pada Koro sensei yang anehnya terdiam sembari bermain pasir.

"Kenapa dengannya?" Tanya Gon.

"Murung karena kalah?" Jawab Nagisa dengan ragu-ragu.

***

Keesokan harinya, Bitch sensei berhasil mendapat lokasi pasti arena gelap di Amerika. Dan dengan koneksinya juga, Killua akan diberi kartu identitas palsu. Namun itu cerita lain ketika dia tiba disana dan bertemu dengan rekan Bitch sensei.

Killua ingin berangkat secepatnya namun ada sesuatu yang menghalanginya. Pertemuan sekolah!

"Ayo cepat! Gon, Killua!"

"Kalau terlambat, kita tidak tahu bakal diusili seperti apa." Kata Isogai.

"Benar. Terakhir kali kita disuruh membersihkan taman bunga. Duuh, kenapa cuma kita yang harus merasakan ini?!" Keluh Okano.

"Kalian benar-benar tersiksa." Killua berkata. Dan Gon sepemikiran. Namun dia tidak tahu kenapa mereka diperlakukan seperti ini.

Jadi Gon bertanya, "Kenapa?"

"Karena kita kelas E."

Jawaban mereka membuatnya semakin mengerutkan alis, "Kenapa?"

"Bodoh. Tentu saja, perbedaan kelas. Ini seperti si miskin dengan si kaya. Hanya saja aku baru melihat yang seperti ini di lingkungan sekolah." Jelas Killua.

"Itu terlalu kejam." Gon mengepalkan kedua tangannya.

"Jika kita telat, mereka akan lebih kejam. Kita tidak masalah tapi masalah untuk mereka. Ayo Gon." Ujar Killua.

"Oke."

***

Kelas E berhasil sampai di gedung utama tepat waktu. Dengan keadaan sesak nafas. Okajima lebih parah.

"Penangkal nasib buruk yang baik. Kerja bagus Okajima." Kata Killua. Membuat Okajima yang hendak pingsan tidak jadi dan malah bangkit memarahinya.

"Itu tidak baik Killua. Mau kubelikan minuman?"

"Terimakasih Gon!" Semua orang bangkit untuk memberikan uang pada Gon. Mereka juga memberi tahu letak mesin penjual otomatis.

Gon pergi dengan Killua setelah itu dan kembali tak lama kemudian. Mereka semua kemudian pergi ke aula setelah menghabiskan semua minuman mereka. Tepat waktu dan belum ada kelas lain yang datang selain mereka. Itu bagus karena aturan mengharuskan mereka datang lebih awal daripada kelas lainnya.

Tapi tidak ada hal yang bagus menurut Killua dan Gon. Terlebih lagi setelah mereka masuk ke aula dan murid kelas lain berdatangan. Mereka selalu mengejek murid-murid kelas E. Bahkan gurupun ikut mengejek kelas E secara tak langsung setelah pidatonya dimulai.

"Killua."

"Tenanglah Gon. Aku tahu kamu marah. Tapi jika kamu memukul mereka keadaannya akan lebih buruk karena kamu akan dianggap menggertak mereka." Killua mencoba menenangkan Gon yang hampir hilang kendali.

"Tapi aku tidak bisa menerimanya. Mereka terlalu berlebihan."

"Aku tahu. Aku juga."

Setelah itu ada kejadian yang membuat mereka kesal lagi. Namun teratasi dengan cepat oleh Koro sensei yang tiba-tiba muncul. Berkat itu kelas E mereka tidak perlu menghafal lagi. Dan memukul balik OSIS yang licik.

Class ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang