6

28 8 1
                                    

Abimanyu Adyaksa untuk pertama kalinya bolos kerja hanya untuk menemani Alina. Ya, ia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk perempuan yang sibuk memilih jepit rambut. Alina sudah menolak tawaran Abi untuk ke lima kalinya karena ia tahu, seorang Abi jelas sangat sibuk.

Setelah makan soto, Alina mengajak Azka dan Gea untuk menemaninya beli jepit rambut tapi mereka berdua tidak bisa. Abi menawarkan diri dan respon mereka bertiga sama, kaget dan tidak percaya. Bagaimana tidak, pria itu sudah dapat panggilan penting selama empat kali dan ia mengatakan sesuatu yang mustahil.

"Kamu bisa kembali kerja dan tidak menemani aku disini," kata Alina dengan memegang jepit rambut berwarna maroon.

"Ada Anton yang akan menghandle pekerjaan."

"Dan apa kata Anton kalau kamu bolos kerja hari ini?"

"Aku pemiliknya kalau kamu lupa."

Alina meletakkan jepit rambut dan berjalan ke sisi lain. Abi mengambil jepit rambut yang dikembalikan Alina lalu berjalan ke sisi Alina. Ia meletakkan jepit rambut itu di rambut Alina lalu bergumam, "Cocok."

Alina melihat jepit rambut yang dipasang Abi di kaca yang sudah tersedia kemudian berkata, "Aneh ga?"

Abi menggeleng.

Kemudian Alina melepaskan jepit rambut itu dan menyimpannya di keranjang yang sudah ia bawa. "Kenapa kamu mau menemani aku disini?" Tanya Alina sekali lagi.

"Tidak boleh?"

Alina mengangguk, "Kamu bukan orang sembarangan, Abi. Pekerjaan kamu hanya bisa di handle kamu dan kamu membuang waktu disini. Bersama aku yang hanya ingin membeli jepit rambut."

"Untuk hari ini aku hanya ingin tidak bekerja."

"Kenapa?"

"Karena kamu tidak punya teman untuk beli jepit rambut."

"Aku bisa sendiri."

"Aku bisa menemani kamu."

Alina mendesah. Ia menyelesaikan kegiatannya lalu berjalan ke arah kasir. Abi memberikan card miliknya lalu memberikan belanjaan ke Alina. Setelah pembayaran selesai, mereka berjalan keluar dan berkeliling mall.

"Abi."

"Ya?"

"Kamu ga punya teman?"

Abi menaikkan sebelah alisnya lalu menjawab pertanyaan Alina dengan pertanyaan balik, "Kenapa kamu bertanya?"

"Karena aku yakin kalau kamu tidak akan menemani aku disini kalau kamu punya teman yang selevel sama kamu. Aku tidak berada di posisi yang segaris sama kamu. Dan kamu yang berada disini akan menjadi pertanyaan besar."

"Kita sepakat untuk berteman saat makan bakso."

Alina mendesah, ia mengingat kalau dirinya lah yang menawarkan pertemanan itu. Tapi ia tidak menyangka kalau Abi akan dengan sukarela mau berteman dengannya seperti ini.

"Tapi..."

"Aku tidak melihat kamu sebagai orang yang harus dijauhi, Alina. Untuk sekarang belum dan aku harap akan terus seperti itu."

"Maksud kamu?"

"Beberapa orang mau berteman karena reputasi, Alina. Dan kamu mau berteman sama aku karena memang kamu orangnya begitu. Aku tidak melihat tujuan lain di kamu."

"Aku bisa saja punya tujuan lain," elak Alina.

"Mungkin maksud kamu tentang pendanaan sekolah?"

Alina mengangguk.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang