DUA

96 9 0
                                    

Jumat sore, waktunya Shena untuk berlatih bersama dengan anggota artclub lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat sore, waktunya Shena untuk berlatih bersama dengan anggota artclub lainnya. Saat ini, gadis itu sedang berjalan dari parkiran menuju ruangan musik. Waktunya sudah sangat mepet dan Shena tidak ingin terlambat.

Sembari terus berjalan menuju ruang vokal, Shena menguncir asal rambutnya yang sudah tidak ia ketahui bentuknya seperti apa. Karena setelah kelas, Shena langsung ke gedung artclub. Bahkan, Shena juga tidak sempat mengganti bajunya.

Saat beberapa langkah lagi sampai di ruangannya untuk berlatih vokal, telinga Shena tak sengaja mendengar suara anak-anak kelas rapp sedang berlatih. Tak sengaja ia mendengar suara rapp seorang lelaki yang belum pernah didengar sebelumnya. Seingat Shena, diangkatannya maupun angkatan atasnya, tidak ada orang yang memiliki suara seperti itu.

Suara rappnya sangat berirama dan indah. Suaranya tidak hanya cepat, namun juga jelas, bersajak dan terdengar merdu.

Baru saja berniat untuk mengintip,

"Shena, ayo lima menit lagi dimulai latihannya" celetuk Octi.

Shena menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan menuju kelasnya.

Setelah tiga bulan berlatih secara terpisah, akhirnya bulan ini anggota baru artclub bisa berlatih bersama dengan mereka.

Dari sekian banyak yang sebelumnya mendaftar, ternyata hanya tersisa 5 orang. Dua orang laki-laki dan sisanya perempuan.

Beginilah realita diorganisasi atau club. Pasti tidak banyak orang yang benar-benar akan bertahan dengan segala masalah yang ada.

Shena yakin, selama tiga bulan kemarin para anggota baru pasti akan diberikan latihan yang cukup keras. Shena masih ingat saat awal dulu masuk, pelatihan awal artclub memang lumayan berat.

"Langsung aja ya, gue Reno pelatih kalian di kelas vokal. Selamat datang ya untuk kalian berlima, selalu ingat kalau sudah berada di dalam satu kelas, berarti tidak ada tingkatan diantara kalian. Tidak ada senioritas disini, paham?" ucap Reno.

"Paham kak"

"Oke, kita langsung latihan aja"

Dilatihan kali ini, mereka sudah mulai bernyanyi dengan berbagai nada. Dari yang nada rendah hingga tinggi yang bisa dicapai oleh tiap anggota. Tentu saja tiap orang punya nadanya masing-masing.

Reno banyak tersenyum kali ini karena anggota kelasnya semakin bangus kualitas vokalnya. Semua orang yang aktif di kelas memiliki caranya sendiri dalam berproses.

"Genta, kayaknya lo masih bisa naik sedikit nadanya. Mau coba?" tanya Reno.

"Tapi kak-"

Reno hanya senyum, "Coba dulu, coba bareng kamu Liam"

Genta menganggukkan kepalanya kemudian mulai bernyanyi. Kemudian Reno memberikan kode kepada Shena untuk memberitahu Liam untuk diam agar suara Genta terdengar.

Trust IssueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang