TUJUH

61 5 1
                                    

S

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

hena sedang buru-buru turun dari apartemennya, karena terlalu lelah di akhir pekan kemarin ia jadi bangun kesiangan karena lupa mengaktifkan alarm.

Dengan tas dan beberapa buku di tangannya, Shena bergegas sebisa mungkin berjalan dengan cepat menuju parkiran. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, Shena sudah harus sampai di kampus karena perkuliahannya akan segera dimulai dua puluh menit lagi.

Shena sedang mencari dimana ia memarkirkan mobilnya. Sudah beberapa hari ia tidak menggunakan mobilnya.

"Na, sini bareng gue aja" tawar Raka, pria itu sudah berada di depan mobilnya.

"Gue ada banyak bawaan, nanti repot kalau gue bareng lo" sahut Shena sembari masih fokus mencari dimana mobilnya.

"Nanti gue bisa bawain barang praktikum lo itu. Sebentar lagi matkul lo dimulai kan? Yakin masih mau cari dimana mobil lo?" jawab Raka.

Shena menghela nafas, kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati Raka. Ia sudah tidak memiliki banyak waktu lagi.

"Nah, gitu dong" seru Raka sembari membukakan pintu mobilnya untuk Shena.

"Kurang dari lima belas menit harus dah sampai di kampus. Bisa?" ujar Shena sembari meletakkan beberapa barangnya di kursi belakang mobil Raka.

Raka menganggukkan kepalanya dengan mantap, "Bisa dong, buruan dipakai seatbelt nya" sahut Raka sembari mulai melajukan mobilnya.

Beberapa waktu keduanya hening, Shena asik dengan bukunya sedangkan Raka hanya fokus dengan jalan sembari sesekali mencuri pandang kepada Shena.

Seperti yang pernah Raka katakan, Shena juga terlihat cantik ketika sedang fokus belajar. Ah, gadis itu selalu terlihat cantik di mata Raka.

"Lo nggak capek, Na?"

"Capek? Ini masih pagi, Raka. Kenapa lo tanya begitu?"

"Iya, lo nggak capek cantik terus?" celetuk Raka. Entah keberanian dari mana berani-beraninya Raka mengatakan hal tersebut kepada Shena.

"Lo nggak lagi mabuk kan?"

Raka menggelengkan kepalanya, "Nggak lah, mana mungkin gue bawa mobil dalam keadaan mabuk"

Shena hanya menggelengkan kepalanya, "Lagian omongan lo nggak jelas banget" sahut Shena.

"Na, gue beneran bukan siapa-siapa ya di hidup lo?" tanya Raka.

"Kayaknya lo beneran mabuk deh, mending gantian biar gue aja yang bawa mobil lo"

Raka menggelengkan kepalanya, "Gue serius Na, gue beneran bukan siapa-siapa di hidup lo?"

Shena dengan enteng menganggukkan kepalanya, "Iya nggak seratus persen salah sih"

"Kalau gitu, bikin gue jadi orang yang penting di hidup lo. Gue mau lo libatin gue di sebagian hidup lo"

Trust IssueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang