Senyum Shena merekah sembari menjabat satu persatu tangan perwakilan team manajemen yang ada di hadapannya. Disana ada juga Reno, Hana dan coach kelas di artclub yang juga mendampingi Shena.
"Saya harap kamu bisa melakukan projek ini dengan baik, Shena. Lakukan seperti yang biasa kamu lakukan, saya tidak pernah meragukan kemampuan anggota aktif artclub" ucap salah satu team manajemen.
"Baik, saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh. Terimakasih untuk kepercayaan dan kesempatannya, saya tidak akan menyia-siakan kesempatan ini" sahut Shena dengan mantap. Gadis itu, seolah memiliki berjuta-juta semangat yang membara di dalam dadanya.
Beberapa pembicaraan mengalir dan beberapa konsep jadi berubah karena masukan dari Shena yang diterima dengan baik oleh mereka.
Waktu yang sebelumnya diestimasikan berjalan hanya satu setengah jam, ternyata mengalir begitu saja hingga hampir tiga jam, namun tak begitu terasa menurut Shena karena yang dibicarakan memang tentang apa yang ia sukai.
Jika menghabiskan waktu untuk sesuatu yang membuat diri bahagia, pasti tidak akan terasa. Waktu seolah berjalan tanpa terasa. Sangat menyenangkan.
Setelah menyelesaikan keperluan awal projek single nya, Shena berjalan keluar gedung. Dengan suasana langit keunguan yang sebentar lagi akan gelap total, gadis itu sangat menikmati angin dan suasana sore menjelang malam ini.
Suasana hatinya begitu baik, jadi semua hal di sekitarnya pun terasa begitu nyaman dirasakan.
Baru kali ini, Shena merasakan perasaan nyaman dan suasana hati sebaik ini. Shena juga jadi ingat bahwa ada beberapa orang yang membuatnya semakin yakin mengambil keputusan ini, Shena harus banyak berterimakasih dengan Octi dan Raka. Mereka berdualah yang berhasil membuat Shena berani mengambil keputusan menyenangkan ini.
Sedang fokus berjalan dan menikmati angin sore, ia tak sadar jika di depan mobilnya ada seseorang yang sejak tadi sudah memperhatikan langkahnya. Orang itu turut ikut tersenyum melihat Shena tersenyum begitu cantik dan tampak lebih berseri.
"Na, gimana tadi? Berjalan dengan lancar kan?" tanya Raka. Ia yang sejak tadi memperhatikan Shena saat keluar dari gedung.
"Astaga, lo dari tadi disini?" tanya Shena.
Raka menganggukkan kepalanya, "Iya, lo nggak sadar kan pasti?" tebak Raka.
"Iya, lo dari tadi nunggu disini? Gue pikir lo bakal balik bareng sama temen lo"
"Hmm, mereka tadi kayaknya ninggalin gue deh"
"Kok bisa ditinggal sih?" tanya Shena heran.
Raka memegang leher belakangnya sendiri karena bingung harus beralibi apa lagi. Karena sejujurnya, Raka memang meminta teman-temannya untuk pulang dahulu dan memutuskan untuk menunggu Shena kembali.
"Nggak tau tuh mereka" sahut Raka sekenanya.
Shena tersenyum sembari menatap Raka, tatapan gadis itu seolah menelisik apa yang sebenarnya ada di kepala pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Issue
ChickLit"Pondasi sebuah hubungan adalah kepercayaan, namun bagaimana jika hubungan berisi dua manusia yang memiliki masalah dengan sebuah kepercayaan?" - Menurut Shena, hubungan roman bukanlah hal yang layak untuk ia rasakan. Ia merasa tidak pantas jatuh ci...