Happy Reading ───────•°•❀•°•───────
Weekend menjadi salah satu momen yang sangat disukai oleh Wang Yibo. Pasalnya, ketika akhir pekan tiba, pria cantik itu bisa tidur sepuas hati hingga siang hari tanpa ada gangguan apa pun dari Wang Zhoucheng, sepupu sekaligus sekretaris tsundernya.
Lalu bagaimana dengan suaminya?
Nyatanya, Xiao Zhan tak keberatan sama sekali. Suami tampannya itu justru mengizinkan malahan.
Xiao Zhan sengaja membebaskan Yibo dari segala bentuk tanggung jawab sebagai seorang istri di setiap akhir pekan dan waktu libur. Memberi kesempatan bagi pasangan sahnya untuk bisa tidur sedikit lebih lama dan berleha-leha.
Sama-sama menjabat sebagai seorang CEO membuat Xiao Zhan paham bagaimana lelahnya menjadi seorang pemimpin. Selain memiliki tanggung jawab yang besar pada perusahaan, Yibo pun harus menjalankan tugasnya menjadi seorang pria bersuami ketika berada di rumah.
Atas pertimbangan itulah Xiao Zhan mengambil keputusan demikian. Ia sebenarnya telah menawarkan jasa maid untuk mengurus rumah mereka hingga beban pekerjaan Yibo menjadi sedikit lebih ringan tapi, keinginan itu langsung ditolak mentah-mentah.
Maid hanya akan datang ketika istrinya bebas tugas alias saat akhir pekan dan juga hari libur. Selebihnya, Wang Yibo akan menghandle semuanya seorang diri seperti semula.
Nahas, keinginan untuk bermalas-malasan di atas kasur harus terganggu akibat kedatangan tamu tak diundang yang tak lain dan tak bukan adalah mertua serta kedua orang tuanya.
Wang Yibo sontak berdecak malas saat suara melengking milik ibunya terpantul di dinding-dinding kamar. Demi sempak merah Xiao Zhan, ia masih ingin tidur!
“Ya Tuhan, Wang Yibo ... ini sudah jam berapa? Lihat-lihat, matahari bahkan telah membakar kepala Daddymu tapi kamu masih saja menjadi manusia kepompong di sini!” ujar Yuwen mendramatisir.
“Ck, jangan lebay, deh, Mom. Aku masih ngantuk."
Yuwen berkacak pinggang. Tanpa perasaan, ia langsung menarik selimut putih yang melilit tubuh putra bungsunya.
Mau tak mau, aksi tarik menarik pun terjadi. Tak ada yang ingin mengalah satu sama lain. Keduanya memiliki kekeraskepalaan yang sama. Ya, maklum sajalah, kan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
“Dasar Anak nakal, ayo cepat bangun. Kamu mau jadi perawan tua yang gak laku-laku karena bangun siang bolong? Iya?”
Ingin rasanya Yibo menendang wanita paruh baya itu ke laut merah jika tak ingat dosa.
Enak saja bilang tidak laku. Apakah Nyonya Besar Wang itu lupa kalau ia telah bersuami sekarang? Meskipun keperawanan lubangnya masih terjaga hingga saat ini tapi tetap saja, ‘kan ia sudah menikah.
“Stop, Mom! Biarkan aku tidur lebih lama. Lagi pula aku sudah menikah kalo Mommy lupa jadi gak bakalan perawan tua, ish.”
Tarikan Yuwen seketika terhenti. Eh, bener juga, ya. Yibo, kan, udah nikah ma Xiao Zhan jadi secara etis udah laku, dong, monolognya dalam hati.
Wang Yibo tersenyum puas di balik selimut. Merasa senang karena berhasil mengalahkan mommy-nya.
Namun, senyum itu harus pudar kala sebuah beban berat langsung menjatuhi tubuhnya. Memang siapa lagi yang berani melakukan itu jika bukan sang mommy tercinta, Wang Yuwen.
“Yak, Mommy! Apa yang Mommy lakukan? Minggir gak? Aku bilang minggir! Berat tahuuu ....”
Di atas tubuh Yibo, Yuwen menyeringai jahil. Ah, sudah lama sekali rasanya ia tak mengerjai putra bungsunya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Broke My Heart (Zhanyi) PDF Ready✅
RomancePada dasarnya, membangun biduk rumah tangga itu idealnya dilandasi dengan perasaan saling mencintai satu sama lain. Akan tetapi, ketika rasa cinta belum juga berpihak, mungkinkah kisah mereka bisa berakhir dengan kata 'bahagia?' Ini adalah kisah di...