Happy Reading
───────•°•❀•°•───────
Cinta tumbuh karena terbiasa, konon begitulah kata pepatah. Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta kian mekar di hati keduanya. Wang Yibo pun telah membuktikan diri, ia berubah penuh layaknya seorang istri idaman. Memasak dan mengurus semua keperluan suami dengan begitu telaten di tengah-tengah kesibukannya memimpin perusahaan.
Alhasil, hubungan mereka kian hari kian harmonis. Tak ada perselisihan yang berarti, yang ada hanyalah canda tawa menghiasi hari-hari indah pasangan suami istri tersebut.
Xiao Zhan pun demikian. Ia tak lagi bersikap canggung dan kaku. Pria dewasa yang kini telah menginjak usia ke-30 tahun dua bulan yang lalu, telah bersikap lebih terbuka pada istrinya. Ia lebih ekspresif dibanding saat awal-awal menikah. Terlebih jika itu menyangkut dengan jatah hariannya.
Namun, di balik semua keharmonisan pasangan Zhanyi, ada satu hal yang membuat Xiao Zhan cemas bukan kepalang. Masih ada satu masalah yang mungkin bisa menghancurkan semua kebahagiaannya saat ini.
Yang Zi!
Selama hampir satu tahun ini, sudah berpuluh-puluh kali Xiao Zhan meminta untuk berpisah, tapi wanita mungil itu selalu menolak mentah-mentah keinginannya.
Xiao Zhan yang lemah hati tentu saja tak tega membiarkan wanita yang masih mengisi lima puluh persen hatinya menangis pilu karena keinginan egoisnya. Ia tahu sikapnya yang plin-plan bisa saja menjadi petaka untuk rumah tangganya dengan Yibo di kemudian hari. Namun, ia juga telah kehabisan cara untuk membujuk Yang Zi.
Wanitanya terlalu keras kepala. Meskipun tahu ia telah menikah, Yang Zi tetap enggan untuk melepaskan bahkan rela untuk menjadi simpanan.
Wanita itu sering kali mengancam untuk mengakhiri hidupnya sendiri jika Xiao Zhan berniat meninggalkannya.
Benar-benar gila bukan? Dan yang lebih gilanya lagi, setiap kali kata perpisahan itu terucap dari bibir tipisnya, maka saat itu pulalah ia dan Yang Zi akan berakhir di kamar hotel karena kehabisan tenaga.
Seperti saat ini contohnya, dengan sehelai bathrobe yang menutupi tubuh telanjangnya, Xiao Zhan termenung menghadap jendela besar yang memperlihatkan pemandangan malam kota Shanghai dari ketinggian 259 meter.
Lampu-lampu berpendar dari deretan gedung tinggi seolah berebut meminta perhatian. Sedangkan di bawah gedung, dari balik lantai kaca, cahaya-cahaya itu bagai titik-titik yang bergerak, laksana bintang gemintang di angkasa nun jauh sana.
Dari ketinggian ini, Shanghai terasa begitu magis. Tidak heran mengapa Shanghai disebut sebagai salah satu kota yang memiliki skyline terindah di dunia.
Akan tetapi, keindahan itu tak pelak membuat Xiao Zhan senang. Kepala pria dewasa itu justru mau pecah memikirkan segala dosa yang telah ia perbuat dengan sengaja.
Xiao Zhan tak menampik jika dirinya begitu berengsek karena masih berani melakukan hal menjijikkan seperti meniduri wanita lain di belakang Wang Yibo. Ia tahu tindakannya tidak bisa dibenarkan. Namun, apa yang hendak dikata?
Xiao Zhan juga tidak bisa menolak segala sentuhan Yang Zi yang begitu lihai memancing hasratnya yang semakin menggebu-gebu akhir-akhir ini.
Biar bagaimanapun, Yang Zi adalah orang pertama yang menghangatkan ranjangnya. Mengubah hari-hari yang dulu suram menjadi lebih berwarna. Jadi wajar saja bukan jika Xiao Zhan merasa begitu sulit melepaskan diri dari jeratan Yang Zi meskipun statusnya kini telah berubah menjadi pria beristri?
"Maafkan aku Yibo."
Cukup lama, Xiao Zhan termenung di sana. Setelah merasa lebih baik, ia pun bergegas masuk kembali ke dalam. Memungut dan memakai kembali pakaian yang berserakan di lantai, kemudian melenggang pergi begitu saja setelah melabuhkan satu kecupan sayang di kening Yang Zi.
Ya, selalu seperti itu. Setelah melakukan kemaksiatan, Xiao Zhan akan pulang ke rumah dan berperan kembali menjadi suami yang baik, seakan-akan pria dewasa yang beberapa saat lalu menunggangi Yang Zi dengan gagah bukanlah dirinya.
Udara malam yang semakin menusuk tulang menandakan jika hari semakin larut. Xiao Zhan pun bergegas pulang secepat mungkin agar istrinya tidak menunggu terlalu lama dan berpikiran macam-macam. Meski pada nyatanya, ia memang baru saja mengukir dosa baru dengan melakukan hal yang iya-iya dengan Yang Zi.
Biarlah pengkhianatan ini menjadi sebuah rahasia. Karena pada nyatanya, Xiao Zhan belum siap jika Wang Yibo tahu betapa bejatnya sosok yang selama ini dipanggil suami.
Memikirkan bagaimana jika Wang Yibo meminta berpisah saat tahu semuanya membuat sekujur tubuh Xiao Zhan bagai diguyur air dingin. Ketakutan yang bersarang di dalam sana cukup besar hingga ia harus bisa menutupi semuanya dengan memperlakukan sang istri selayaknya ratu di rumah.
Jika memang ketakutan itu begitu nyata mengapa ia harus mempertahankan Yang Zi yang jelas-jelas menjadi duri dalam rumah tangga mereka? Entahlah, Xiao Zhan pun tak mengerti dengan hatinya sendiri.
Xiao Zhan tamak? Ya, katakanlah seperti itu. Bukankah cinta memang bersinergi dengan ketamakan?
"Semoga saja Yibo sudah tidur!"
Setelah sekian menit berpacu dengan waktu, mobil mewah yang dikendarai pun masuk ke dalam pelataran rumah.
Menarik nafas dalam-dalam, pria tampan tersebut berusaha keras untuk tidak menampilkan raut bersalah. Ia harus bersikap manis seperti biasa agar istrinya tidak menelan kecurigaan.
Xiao Zhan benar-benar tidak sadar, bahwa Yang Zi sengaja meninggalkan kenang-kenangan di leher bagian belakang yang tentu saja akan terlihat jelas mengingat gaya potongan rambutnya yang pendek.
Tarik napas, hembuskan. Tarik napas lagi lalu hembuskan. Begitu seterusnya hingga Xiao Zhan benar-benar siap bertemu sang istri.
Ketika pintu terbuka, hal pertama yang dilihat adalah sosok Yibo yang terlelap meringkuk di atas sofa. Pemandangan itu berhasil membuat hatinya tercubit mengingat apa yang baru saja ia lakukan beberapa jam yang lalu.
Tidak ingin membangunkan sang istri tercinta, Xiao Zhan memilih untuk membawa pasangan sahnya ke kamar tidur mereka. Diletakkan tubuh ramping itu hati-hati agar tidak mengusik tidur empunya.
Xiao Zhan menatap wajah terlelap Yibo sendu. Hampir satu tahun, tidak terasa sudah selama itu ia mengarungi bahtera rumah tangga bersama istrinya dan selama itu pulalah, ia menyembunyikan fakta tentang hubungannya bersama Yang Zi yang masih berjalan hingga saat ini.
"Aku harus bagaimana Yibo? Di satu sisi aku benar-benar mencintaimu tapi di sisi lain, ada Yang Zi yang juga menempati setengah dari hatiku. Aku tidak tahu sampai kapan kebohongan ini bisa kusembunyikan tapi ... jika suatu saat kau mengetahuinya apakah kau akan meninggalkanku?"
Pada nyatanya, tak ada perasaan yang bisa dibagi dua. Xiao Zhan hanya bingung, siapa yang pantas ia pertahankan dan siapa yang harus ia lepaskan.--- To Be Continued ---
🍑 Yang mau ngumpat monggo. Kolom komentar tersedia😂 tapi jangan sampai lupa tekan bintang di sudut kiri bawah, yah☺️
🍑Versi lengkapnya tersedia dalam bentuk PDF. Yang belum beli dan penasaran dengan kelanjutan kisah mereka, bisa langsung hubungi nomer di bawah ini👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
You Broke My Heart (Zhanyi) PDF Ready✅
RomancePada dasarnya, membangun biduk rumah tangga itu idealnya dilandasi dengan perasaan saling mencintai satu sama lain. Akan tetapi, ketika rasa cinta belum juga berpihak, mungkinkah kisah mereka bisa berakhir dengan kata 'bahagia?' Ini adalah kisah di...