-2-

17 6 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 08.30 tepat ketika Ray memasuki gedung asrama A. Sembari terus melangkah, sesekali ia menatap denah asrama yang ada di ponselnya.

Gedung asrama Decelis Academy dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari 4 gedung berbentuk huruf U yang cukup lebar di mana setiap gedung terdiri dari 5 lantai. 2 gedung di bagian timur diperuntukan untuk asrama siswi dan 2 gedung di sebelah barat untuk asrama siswa. Kedua asrama ini dipisahkan dengan sebuah gedung Study Center (SC) berbentuk vertikal di tengah-tengahnya yang berfungsi sebagai tempat belajar sekaligus nonkrong para siswa & siswi sebab SC ini juga dilengkapi dengan cafe dan beberapa toko makanan di lantai dasar, serta tempat belajar di lantai 2 serta 3.

Ting!

Sebuah pintu lift terbuka di hadapan Ray, dan ia melangkah masuk dengan koper di tangan kanannya.

367A. Berdasarkan denah yang diberikan oleh pihak sekolah kepada Ray, kamar yang akan ia tempati ada di lantai 5 gedung ini di mana lantai tersebut adalah lantai teratas.

Ting!

Pemuda kelahiran Seattle ini melangkah keluar lift seraya memandangi ponselnya, hendak menelpon seseorang.

Kavin is on another call

"Lah, tumben" Ujarnya singkat kemudian memasukan benda pipih tersebut ke kantong celananya. Pandangannya kemudian beralih ke arah kanan di mana di sana tampak jejeran kamar dengan nomor 293, 294, dst.

Tanpa ragu, langkahnya kemudian ia arahkan ke sebelah kiri dan mulai menelusuri lorong dengan maksud mencari kamarnya.

dan, ketemu.

"Not really hard, heh?" Pemuda ini mengeluarkan dompet dan mengambil student ID card miliknya untuk kemudian ditempel agar pintu kamarnya dapat terbuka.

Ray kini mengerti mengapa sekolah ini dijuluki top tier in country. Baru hari pertama ia pindah ke sini, ia dapat merasakan bahwa fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah cukup mumpuni dibandingkan dengan sekolah-sekolahnya sebelum ini. Mulai dari akomodasi hingga advokasi, bisa dibilang Decelis Academy memang tidak main-main, membuat Ray penasaran seperti apa sistem belajar yang diterapkan kepada para siswanya apabila dari segi fasilitas saja Decelis sudah segininya. Bukannya harus ada harga yang dibayar?

Detik selanjutnya Ray masuk dan mulai menaruh barang-barangnya. Ia memutuskan untuk merapihkan seluruh kamarnya terlebih dahulu tanpa mengambil jeda untuk rehat sejenak karena ia tahu, dirinya akan jauh lebih malas apabila ia sudah berleha-leha.

Perlu waktu 2 jam 30 menit bagi Ray untuk merapikan sekaligus membersihkan kamarnya agar nyaman untuk ditempati. Tak sadar waktu sudah menunjukkan jam makan siang, Ray meraih ponselnya. Ada beberapa pesan di sana.

Outsider (3)
08.15

Shaka Samudra
Lo pada dimana?
Gue udah nyampe kamar dong ahay
Udah rapi pula😎
sent a pic

Shaka SamudraLo pada dimana?Gue udah nyampe kamar dong ahayUdah rapi pula😎sent a pic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Checkmate - ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang