Happy reading and enjoy!
...
"Asteria!"
seorang pemuda itu lantas mencekal pergelangan tangan Asteria yang kini baru keluar dari bilik UKS.
Asteria terlihat terkejut, menatap pemuda yang kini juga tengah menatapnya lekat.
"Aster, gue mau bicara sesuatu sama lo" ujarnya dengan nada datar, tapi tak ayal manik matanya tersirat akan keresahan.
Asteria menatap malas ke arah sang lawan bicaranya, "yaudah, ngomong aja" jawabnya lempeng.
"gak disini, ikut gue" katanya lantas menggenggam tangan Asteria dengan lembut serta menggiring langkah nya pergi.
rooftop, tempat yang dituju oleh Lucian. dua orang itu terlihat berhadapan, sesekali angin berhembus menerpa surai indah rambut Asteria.
Lucian terlihat menghembuskan nafasnya perlahan, "gue minta maaf." katanya dengan lirih.
Asteria tersenyum jahil, "apasih? gak kedengeran."
"gue minta maaf Asteria." ujarnya lagi dengan sabar.
"hah? gak kedengeran ah"
Asteria terkikik geli, seru juga menjahili Lucian. apalagi raut wajahnya yang kentara begitu kesal.
Lucian mendengus, wajahnya mendekat lantas mengecup bibir Asteria secepat kilat.
yang di kecup terlihat terkejut, ia refleks memukul lengan Lucian. hingga senyum nya perlahan terbit dengan malu-malu.
"heh! cium orang sembarangan."
"lagian nih ya, minta maaf nya bukan ke aku! tapi ke bang Samuel"
si pelaku tersenyum tipis melihat tingkah Asteria, bola matanya terpaku pada pipi merah merona milik Asteria. dan dengan beraninya jari jemarinya malah mengusap pipi lembut milik si gadis di depannya.
"si Luci meresahkan banget! udah mah tadi nyium gue lagi, gue kan jadi pengen lagi." batin nya berteriak kesal. padahal tanggung, kenapa gak langsung di lumat aja.
"udah ah, aku mau ke kelas" sembur nya langsung menipis lengan Lucian.
Asteria perlahan pergi meninggalkan pemuda tampan nan seram itu, kaki jenjangnya berjalan melangkah sehingga berhenti sejenak saat gulir matanya terpaku pada sofa yang ia lewati.
seperti deja vu, ingatannya kembali saat pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan si male lead yang menyukai Nova.
...
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa-siswi yang mendengarnya langsung bersorak gembira.
mereka yang merasa lapar tentu saja pergi ke arah kantin, tapi ada juga yang pergi ke perpustakaan ataupun ke arah lainnya.
sama halnya dengan gadis cantik yang selalu menggerai rambutnya, ia terlihat fokus membaca buku yang kini di pegangnya.
Asteria, ia terlihat cantik di saat-saat seperti ini. dirinya yang memang sedang malas untuk ke kantin sehingga kakinya melangkah membawa ke perpustakaan yang sekarang di pijaknya.
"baca novel pas hening gini emang paling nikmat" gumamnya sembari membalik halaman berikutnya.
tanpa disadari, seorang pemuda tampan berpakaian rapi terlihat duduk di hadapannya.
gulir mata Asteria lantas melihat pemuda yang kini tengah membaca buku pelajarannya dengan tenang.
hei! apa ia tidak lihat dirinya? pemuda itu malah terlihat acuh dengan keadaan sekitarnya.
Asteria berdehem guna mengalihkan perhatian pemuda itu, ia malah tercengang dengan reaksi abai nya.
"ekhem! bisa pindah dari sini gak?" celetuk nya.
pemuda itu lantas mengalihkan perhatian nya, menatap Asteria dengan alis yang terangkat sebelah.
Asteria berdecak, "kamu jangan di sini! ganggu ketenangan aku aja." ujarnya dengan jujur.
pemuda itu tak bereaksi, "terserah gue, lo pikir ini perpustakaan punya lo?" jawabnya sarkas.
"eh kamu! berani sama aku hah?!" Asteria terlihat berang mendengar jawaban yang di lontarkan oleh pemuda di hadapannya.
"jangan berisik! lo mau di keluarin dari perpustakaan?" jengah nya sembari menatap gadis yang masih menatap nya marah.
"cemen! laki kok cemen!" ledeknya sembari membalik jari jempolnya berniat untuk mengejek.
pemuda itu lantas meletakkan buku yang di cekalnya, wajahnya mendekat sembari tersenyum menyeringai.
"cih! gue bisa cipok lo detik ini juga." katanya frontal, lantas ia beranjak meninggalkan Asteria yang masih terbengong.
"wow, emejing!"
"cowok piksi emang gak ada obat!"
gebrakan apa lagi ini? belum si Luci, eh si ketos ini juga minta di gaet. kan Aster makin semangat.
jika di perpustakaan bisa menjerit, Asteria akan berteriak sekencang mungkin. atau bahkan ia akan salto saking salting nya.
...
"kak Lucian!"
seorang gadis memanggil pemuda yang kini tengah duduk di tribun lapangan basket, sembari di temani dengan minuman kaleng yang di cekalnya.
gadis dengan senyum manisnya itu lantas duduk di samping pemuda yang pakaiannya terlihat acak-acakan, kaos hitamnya nampak terlihat membuat si empu malah berkali-kali lipat lebih tampan.
"kak Lucian lagi apa?" tanya nya dengan riang.
"kak Lucian suka soda ya? aku perhatiin kak Lucian suka minum soda" Nova, gadis itu terlihat tidak menyerah bertanya pada Lucian.
si yang di lontarkan pertanyaan malah terlihat acuh, ia menikmati soda nya dengan tenang. tidak peduli dengan ocehan gadis di sampingnya.
"kak Luci!" Nova dengan lancangnya menyentuh lengan Lucian, membuat si empu langsung menepis nya dengan kasar.
Nova meringis, menatap Lucian yang kini mulai beranjak. manik matanya terlihat menajam menatap Nova.
giginya bergemelatuk, meremas kaleng soda yang di cekalnya hingga terlihat mengerut.
"sialan! siapa lo berani-beraninya pegang lengan gue?!"
Lucian benci dengan perempuan yang menyentuh tubuhnya barang seinci pun, kecuali hanya untuk gadisnya seorang.
gadis itu terlihat terdiam ketakutan, Lucian dengan entengnya melempar kaleng soda ke arah Nova.
"slut!"
ia lantas pergi meninggalkan Nova, bola matanya terlihat berembun siap untuk menumpahkan tangis yang sedari tadi ditahannya.
"salah aku apa? padahal aku cuma mau temenan sama kak Lucian..." lirihnya, ia segera mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya.
...
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Primero
Teen Fiction⚠ Warning: obsession, possessive, manipulative, harem. pada dasarnya manusia itu selalu ingin jadi yang pertama, tak mau terkalahkan. begitu pula dengan Athena, gadis manipulatif yang haus akan pujian. dan sialnya jiwa Athena malah terdampar di raga...