Chapter 11

3.8K 386 6
                                    

Happy reading and enjoy!

...

Sang mentari di pagi hari menyapa dengan senyuman, suasana di pagi ini memang sangat dingin. hingga membuat sekujur raga terbelenggu dengan dinginnya pagi.

burung-burung berterbangan dengan leluasa, saling menyapa dan saling bercuitan satu sama lain.

di kediaman keluarga ternama, semuanya terlihat sibuk dengan dunianya masing-masing.

hari minggu yang membuat semua orang bahagia, hari dimana sebagian orang bisa beristirahat dengan tenang.

sama halnya dengan gadis remaja cantik yang masih bergelung dengan selimut tebalnya, menghabiskan waktunya dengan tidur. seolah tak ada hari untuk esok.

seperkian detik berlalu, suara dering ponsel terdengar nyaring. memecah keheningan yang tengah terjadi.

namun, belum ada tanda-tanda dari si gadis untuk mengangkat panggilan dari si penelepon.

merasa terganggu, si gadis dengan piyama hitam nya itu mulai terbangun. matanya masih terpejam sembari memeluk guling kesayangannya.

"halo? siapa nih? orangnya lagi tidur, jadi telepon nya taun depan aja ya."

Asteria, gadis itu langsung meracau begitu jari nya menekan tombol hijau di layar ponsel nya. ah matanya masih terpejam serta beberapa kali terlihat menguap.

'siap-siap, gue jemput ke rumah lo'

suara nya terdengar begitu serak dan datar, terdengar juga kekehan kecil saat Asteria meracau dengan asal.

seperti sedang memakan permen asam, mata Asteria terbuka sempurna. bola matanya membulat begitu membaca nama kontak si penelepon.

kak Luci, nama kontak yang Asteria save. terdengar tidak spesial namun baginya itu terlihat manis.

"KAK LUCI?!"

dengusan dari si penelepon terdengar kesal begitu mendengar teriakkan dari Asteria.

'jangan teriak, lo pikir gue budeg?'

"ish! iya maung, lagian ngapain coba telpon pagi-pagi kek gini."

ternyata, selain mempunyai sifat datar dan kejam, Lucian juga mempunyai sifat galak dan mesum.

'bawel, siap-siap sana.'

mulut Asteria berkomat-kamit, terlihat kesal dengan perintah Lucian.

'satu lagi, gak usah terlalu cantik.'

setelah mengatakan itu, panggilan di putuskan sepihak oleh Lucian.

Asteria menggeram kesal, dirinya terlanjur malas untuk sekedar beranjak meninggalkan kasur spesial nya.

lagipula, kenapa mendadak seperti ini?! dan terus apa katanya tadi? tidak usah terlalu cantik? hei, itu tidak bisa.

bagaimanapun Asteria akan berusaha terlihat cantik di mata semua orang.

...

senyum manisnya perlahan terbit melihat pantulan tubuhnya terbalut dress selutut dengan motif bunga, begitu pas di raganya.

"lama-lama gue bisa suka sama diri sendiri!"

"tolong, cantiknya kebangetan"

Asteria berputar sembari terkikik geli, jari jemarinya mengangkat ujung dress yang di kenakan nya.

ia membungkuk begitu anggun layaknya seorang tuan putri kerajaan.

"Aster, mau kemana?"

di depan sana, sesosok pemuda tampan berdiri seraya berkata dengan penuh intimidasi.

PrimeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang