Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keesokan paginya, seperti biasa Rey kini sudah siap dengan pakaian dan tas nya.
Ia menatap dirinya di kaca, sembari menyisir rambutnya, dan merapikan dasinya.
Setelahnya dia pun keluar dari kamarnya, dan menuju meja makan untuk sarapan pagi terlebih dahulu
Saat sampai di ruang makan, Rey langsung disapa oleh mama nya.
"Pagi anak mama" Ucap wanita paruh baya itu sembari mengelus rambut anaknya
"Pagi juga ma" Jawab Rey sembari tersenyum manis pada mamanya
"Pagi ini mama masakin makanan kesukaan mu"
"Makasih mama"
Rey duduk di bangku kosong yang berhadapan dengan mama nya.
Rey pun mengisi piring kosong didepannya itu dengan nasi dan lauk pauknya.
Tak lama, suara ketukan dari pintu utama pun terdengar...
"Biar mama aja yang liat, kamu lanjut aja makan nya" Ucap Mama Rey saat melihat Rey yang ingin berdiri dari duduknya
Mendengar ucapan mama nya Rey pun mengangguk, dan mama nya pun langsung berjalan ke pintu utama.
Tak menunggu waktu lama, mama Rey pun datang menghampiri Rey yang tengah fokus makan.
"Rey, teman kamu datang" Ucap mama Rey, yang berhasil membuat Rey menatap mamanya
Saat melihat mamanya, tatapan Rey pun langsung beralih pada pria yang berada di samping mama nya.
"Uhuuk uhuukk!!" Rey seketika batuk, dan langsung meneguk air putih nya
"Kok lu cepet banget datang nya?" Tanya Rey
"Gapapa, pengen datang cepet aja" Jawabnya
"Sini nak, duduk dulu... Kamu makan sama kita yah" Ucap mama Rey mempersilahkan nya duduk
"Jevan, lu duduk samping gue aja" Ucap Rey yang langsung di turuti oleh Jevan
Jevan pun mengisi piring kosong nya, dan mereka pun memakan makanan mereka bersama sama.Selesai makan, Jevan dan Rey pun membawa piring kotornya ke westafel
"Sudah nanti biar mama aja yang cuci, kalian ke sekolah aja, nanti terlambat loh" Ucap mama Rey
"Ga terlambat kok ma, masih banyak waktunya" Jawab Rey
"Iya Tante, masih lama"
"Gapapa, nanti Tante aja yang cuci, kalian berangkat sekolah aja yah" Kata mama Rey sembari tersenyum hangat pada dua laki laki itu
"Beneran ma?"
"Iya sayang" Jawab mama Rey
"Yaudah kalau gitu aku sama Jevan ke sekolah dulu yah ma" Ucap Rey sembari menyalim mama nya
Jevan ikut menyalim mama Rey, dan kemudian mereka pun pergi meninggalkan kediaman Rey
"Hadiah gue mana?" Tanya Jevan tanpa melihat ke arah Rey
"Gaada" Jawab Rey sembari masih fokus dengan ponselnya
"Kok gaada sih? Lu beneran mau dapat hukuman?"
"Hukuman apa emang?, Gausah kayak anak kecil ya Van!"
"Ck. Yaudah, gausah peduliin hadiah hadiah lagi" Kesal Jevan
"Hm"
"Mau singgah dulu gak?" Tanya Jevan sembari masih fokus berkendara
Rey yang awalnya memainkan ponselnya pun, langsung memilih menyimpan ponselnya kembali
"Langsung ke sekolah aja, gue ada urusan" Jawabnya
"Kayaknya ribet banget ya jadi ketua osis" Ucap Jevan yang berhasil membuat Rey menghembuskan nafas berat
"Ya gitulah. Makanya lu sama temen lu gausah berulah lagi!, Nambahin kerjaan gue aja tau gak!?"
"Siap ibu negara" Jawab Jevan
"Kok ibu negara lagi sih!?" Kesal Rey
"Terus lu mau nya apa? Hm?"
"Gaada! Gausah manggil gue gitu!"
"Yaudah, tapi gue ga janji yah ga manggil lu ibu negara... Karena lu tau sendiri lah mulut gue ini suka kebablasan"
"Serah lu aja udah!" Ucap Rey pasrah
Tak berselang lama, mereka pun sampai di sekolah.. Jevan pun langsung memarkirkan mobilnya diparkiran dengan rapi
Saat selesai memarkir, Jevan dan Rey pun keluar dari dalam mobil secara bersamaan
"Rey, gandengan yok" Ucap Jevan sembari mengulurkan tangannya
"Gak ah!, Lu tau kan ini di sekolah!?"
"Kenapa gamau?, Lu takut ada yang tau kalau kita ada hubungan?" Tanya Jevan
"Yah lu kan tau sendiri, kalau cowo sama cowo pacaran itu..." Ucap Rey terhenti
"Yaudah kalau lu masih belum siap dan masih mikirin perkataan orang lain tentang hubungan kita, fine! Gue bakal sabar" Ucap Jevan
Mereka pun berjalan ke kelas bersama sembari mengobrol kan hal seru namun kadang garing.
"Eh bro!" Ucap seorang yang langsung menepuk bahu Jevan
Jevan pun menoleh ke sumber suara dan begitupun dengan Rey
Tangan Jevan mengepal kuat, ingin rasanya ia memukul temannya ini. Namun mengingat Rey kini sedang bersamanya, ia pun mengurungkan niatnya itu
"Ap?" Tanya Jevan
"Ayo latihan basket... Hari ini kita gak belajar lagi" Ucap Temannya
"Oh yaudah"
"Kenapa? Mau latihan basket lagi ya?" Tanya Rey
"Iya, tapi ntaran aja, kita ke kelas aja dulu, lagian gue juga masih mau naruh tas" Jawab Jevan
"Lu ke lapangan aja, biar gue yang bawain tas lu ke kelas"
"Gausah!, Gue juga masih mau bareng sama lu sampe kelas"
"Udah siniin tas lu!, Kasian teman lu nungguin Lu di lapangan!" Ucap Rey yang berhasil merampas tas Jevan dari tangannya
"Beneran gapapa?" Tanya Jevan memastikan
"Iya gapapa, udah sana pergi!"
Jevan pun mengangguk, dan ia pun pergi bersama temannya itu ke lapangan.
Dan Rey pun melanjutkan jalannya menuju ke kelasnya.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevan Reyga [BL LOKAL]
Teen FictionJevan menyukai Reyga dari lama, namun Reyga selalu menolaknya dengan alasan dia masih Normal. Namun pada saat tertentu Reyga mulai menerima Pernyataan perasaan dari Jevan karena ia berfikir dia akan sangat risih jika selalu di pertanyakan hal yang s...