Chapter 3

100 10 0
                                    

Happy reading!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jevan memberhentikan mobilnya, tepat didepan rumah Rey.

"Makasih ya" Ucap Rey

"Iya sama sama"

Rey melepas safety belt nya, kemudian ia pun membuka pintu mobil itu.

"Rey" Panggil Jevan

"Apa?" Rey menengok

"Cuma makasih doang?"

"Iya" Rey mengangguk "emang apalagi?" Bingung Rey

"Ga, gapapa. Btw minta nomor lu dong" Pinta Jevan

"Hp gue mati, gue gak hafal nomor gue sendiri"

"Yaudah kalo gitu lu tulis aja nomor gue" Ucapnya

"Mager, udah ya sekali lagi makasih udah anterin gue sampe rumah" Ucap Rey kemudian keluar dari mobil Jevan

"Kok lu belum pergi?" Tanya Rey

"Gue bakal pergi sampai lu masuk kedalam rumah lu" Jawab Jevan lewat kaca mobilnya yang terbuka

"Yaudah kalo gitu gue masuk ya, lu hati hati bawa mobilnya" Ucap Rey yang dibalas anggukan oleh Jevan

Rey pun masuk kedalam rumahnya, dan Jevan pun menancapkan gas mobilnya meninggalkan kediaman Reyga.

------------------------------------------------------------

1 Minggu berlalu, Rey menjalani hari harinya seperti biasa nya. Diantar jemput oleh Jevan, dan disekolah pun Jevan selalu bersama nya

Kini pria bernama Rey itu sedang fokus membaca buku di perpustakaan sekolahnya.

Saking seriusnya membaca, ia sampai tidak sadar kalau temannya itu sudah memanggilnya berkali kali.

"REY! WOY! LU BUDEK BANGET SIH!!?" Kesal Farhan dengan nada tingginya

Semua murid yang berada di perpustakaan pun menatap Farhan karena suaranya yang tidak bisa ia kondisikan

"Lu kok ribut banget sih!?, Ini kan perpustakaan" Ucap Rey

"Lu yang budek njir!, Daritadi di panggil gak nyaut nyaut, lu membaca atau apasih!?" Kesal Farhan dengan nada nya yang berbisik bisik

"Kapan lu manggil gue?"

"Alah bacot lu!" Kesal Farhan

"Yaudah sorry, lu mau balik ke kelas?" Tanya Rey

"Yok lah!, Gue bosan disini" Jawab Farhan

Rey menaruh kembali buku yang dibaca tadi ke tempatnya, kemudian ia pun keluar dari perpustakaan itu

Mereka berjalan bersama menuju ke kelas mereka berdua

"Gue kok gaada liat pacar lu itu ya?" Tanya Farhan

"Siapa? Jevan?" Tanya Rey sembari menoleh ke arah Farhan yang berjalan disampingnya

"Ya iya lah! Emang pacar lu siapa lagi?"

"Gatau, gak masuk kali" Jawab Rey

"Tumben ya... Biasa nya juga dia nempel banget sama lu"

"Udah gue bilang gatau!"

Tak lama mereka pun sampai di kelas mereka, dan Rey juga Farhan pun duduk di bangku mereka

"Sayang" Panggil seseorang yang berhasil membuat perhatian Rey dan Farhan teralihkan

"Loh? Kok lu disini?" Bingung Rey

"Yah kan ini juga kelas gue" Jawab Jevan

"Iya juga sih"

"Habis darimana? Kok daritadi gak keliatan?" Tanya Jevan

"Perpustakaan. Gue daritadi juga gak ngeliat lu, lu darimana aja?" Tanya Rey balik

"Biasa main sama temen" Jawab Jevan yang hanya dibalas anggukan oleh Rey

Jevan mengambil bangku kosong kemudian ia letakkan di samping bangku pacarnya

Jevan duduk dibangku kosong itu, kemudian ia pun berbaring dengan kepalanya yang ia taruh di paha Reyga.

"Ish ngapain sih lu!?"

"Istirahat" Jawab Jevan

"Bentar lagi ada guru!, Lu gak malu apa!?" Tanya Rey

"Buat apa malu sih!?, Udah lah stop mikirin pandangan orang sama kita!" Ucap Jevan dengan nada cukup tinggi

"Dah lah! Serah lu aja!"

"Ciee lagi mesra mesraan" Ucap teman teman Jevan yang duduk dibangku belakang

"Bacot lu semua! Kalo iri tuh bilang aja!" Sahut Jevan

"Iya dah, gue iri" Ucap mereka

"Rey" Panggil Jevan sembari menatap wajah Rey yang berada diatasnya

"Hm?"

"Lu gaada niatan buat ganti panggilan kita gitu?" Tanya Jevan

"Maksud lu?" Tanya Rey balik, sembari menunduk kebawa menatap wajah Jevan

"Kayak diganti jadi aku kamu gitu? Jangan lu gue"

"Ntar aja deh, kalo gue udah terbiasa" Jawab Rey

"Gimana mau kebiasa kalo lu nya bilang ntaran"

"Yah terus?"

"Yaudah!, Gausah aja" Ucap Jevan

"Lu marah?" Tanya Rey

"Gak" Jawab Jevan dengan wajah cemberut nya

"Jevan sayang, jangan ngambek ya" Ucap Rey dengan lembut sembari mengelus rambut tebal Jevan

"Iya sayang" Jawab Jevan dengan senyuman lebarnya.

Farhan yang sedaritadi menjadi obat nyamuk hanya biasa menahan panas karena temannya itu menjadi matahari kedua menurutnya.

Pelajaran pun dimulai, guru memasuki ruangan kelas, dan kini posisi Jevan masih tertidur dipahanya

Rey pun langsung menggoyangkan tubuh Jevan, dan itu berhasil membuat Jevan bangun dari tidurnya

"Kenapa?" Tanya Jevan

"Itu guru udah datang!, Sana balik ke tempat duduk lu" Ucap Rey dengan nada sedikit berbisik

"Heem!" Jevan dengan malas, berjalan ke bangku nya, dan duduk di bangkunya.

Pelajaran pun dimulai, Rey pun kembali fokus dengan pembelajaran didepan.










To be continued

Jevan Reyga [BL LOKAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang