Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini mereka telah sampai di kelasnya, belum sempat Rey duduk di bangku nya, ia langsung di kabari temannya kalau dia di panggil guru.
Rey pun mengangguk, kemudian ia pergi ke ruangannya.
Di sekolah memang ada ruangan teruntuk osis, dan biasanya Rey menegur setiap siswa yang melanggar aturan sekolah disitu.
Semua murid yang tidak mengikuti peraturan sekolah memang di tegur oleh Reyga. Karena guru juga sudah cape dengan kelakuan muridnya yang sedari dulu sikapnya tidak bisa diubah.
Oleh sebab itu, guru bahkan kepala sekolah pun menyerahkan tugas itu untuk Reyga.
Reyga membuka pintu ruangannya, saat melihat siapa orang didalam ruangan itu, Reyga menghela nafas berat. Ia sungguh cape dengan manusia manusia dihadapannya ini.
Reyga duduk di kursi nya, dan menatap anak anak itu dengan tatapan marah namun juga lelah.
Anak anak didepannya ini hanya berdiri menghadap dirinya, sembari menunduk.
"Kalian lakuin apa lagi sih!?" Kesal Rey
"Sorry sayang" Ucap salah satu dari mereka.
"Sayang!?, Ngapain lu manggil gue gitu!?"
"Kita kan pacaran" Ucap pria itu
"JEVAN!" Ucap Reyga dengan nada tinggi nya
"Sorry" Suara Jevan mengecil
"Kalian gaada yang mau ngelawan?, Bukannya keluarga kalian dari keluarga berada semua?... Tumben banget diam gini" Ucap Rey berusaha mengalihkan pembicaraan
"Jevan yang nyuruh" Jawab salah satu dari mereka
"Buat apa lu nyuruh mereka buat diam?" Tanya Rey pada Jevan
"Karena gue gamau bikin lu cape ngehadapin sikap kita" Jawab Jevan
"Cih! Apa lu bilang!? Gamau bikin gue cape? Terus sekarang apa anjing!" Kesal Rey
"Sorry" Ucap mereka bersamaan
"Gue ampunin kalian kali ini, udah sana kembali ke kelas!, Ingat! Jangan lakuin hal yang sama kalo lu emang gamau bikin gue cape!" Tegas Rey
Jevan mengangguk kemudian tersenyum. Ia dan teman temannya pun keluar dari ruangan OSIS itu.
Rey menyandarkan belakang nya di kursinya lalu menghembuskan nafas lelah. Ia sungguh cape hari ini.
.
.
.
.
.Pelajaran pun selesai, Rey dan Farhan membereskan buku mereka, kemudian berjalan keluar dari kelas.
"Muka lu lemes banget" Ucap Farhan
"Gue cape banget hari ini" Jawabnya
"Lu mau ikut gue aja gak?" Tawar Farhan
"Dia ikut sama gue" Ucap seseorang yang tiba tiba datang, dan langsung menggandeng tangan Rey
"Jevan?"
"Iya" Jevan mengangguk
"Lepasin!" Rey berusaha melepas genggaman tangan Jevan, namun Jevan menahannya dengan mudah.
"Kenapa sih sayang?"
"Sayang sayang! Gausah manggil gue gitu! Gue jijik dengernya"
"Terus mau dipanggil apa hm? Baby? Darling?" Tanya Jevan
"Panggil gue Rey, itu nama gue" Jawab Rey dingin
"Gak romantis banget sih" Ucap Jevan
"Bacot lu"
"Rey jadi lu mau sama gue atau gak?" Tanya Farhan yang sedari tadi menjadi nyamuk
"Yah sama--"
"Dia sama gue, udah sana pulang!" Sahut Jevan cepat, sembari menatap Farhan dengan tatapan tajamnya.
Melihat tatapan Jevan, Farhan mengedik ngeri, walau Jevan itu pacar sahabatnya, dia tetap takut dengan pria tinggi itu.
"Yaudah kalo gitu gue deluan" Farhan berlari ke mobil jemputannya.
"Bangga lu motong pembicaraan gue tadi ha!?" Ucap Rey
"Gue tau lu pasti bakal bilang ikut Farhan"
"Iya lah!" Jawab Rey
"Tapi kan gue mau jemput lu" Ucap Jevan
"Gue nya yang gamau!"
Mendengar itu Jevan hanya menghembus nafas berat.
"Bisa lepasin genggaman tangan lu gak?, Lu daritadi gak nyadar kalo kita jadi pusat perhatian?"
"Gamau!, Lagian biarin aja kali. Gausah mikirin mereka." Ucap Jevan
"Lu keras kepala banget sih!?"
"Iya gue emang keras kepala"
Mereka pun tiba di parkiran mobil Jevan. Iya, cuma Jevan dan geng nya yang bisa membawa mobil ke sekolah.
"Silahkan masuk tuan putri" Ucap Jevan sembari membukakan pintu buat Reyga.
"Tuan putri? Gue cowo njir!"
"Siapa suruh cantik?" Tanya Jevan
"Bacot lu!" Rey pun masuk kedalam mobil.
Jevan kembali menutup pintu mobilnya, kemudian ia pun berjalan memutari mobilnya, dan masuk kedalam mobilnya
Ia langsung menancapkan gas mobilnya menuju tujuannya.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevan Reyga [BL LOKAL]
Dla nastolatkówJevan menyukai Reyga dari lama, namun Reyga selalu menolaknya dengan alasan dia masih Normal. Namun pada saat tertentu Reyga mulai menerima Pernyataan perasaan dari Jevan karena ia berfikir dia akan sangat risih jika selalu di pertanyakan hal yang s...