01

872 69 2
                                    

Happy Reading

"Ketos sialan!" umpat seorang pemuda mungil berwajah manis, sembari berlari mengelilingi lapangan matanya menatap benci kearah pemuda tinggi yang berdiri bersedakap dada dengan wajah datarnya di pinggir lapangan.

pemuda mungil itu adalah Rafael Aditama, pemuda mungil berwajah manis dengan tinggi 170cm.

namun sayangnya perilakunya tak semanis wajahnya, Rafael memiliki sifat galak dengan kesabaran yang setipis tisu di belah dua.

Rafael juga termasuk anggota inti dari geng motor bernama Aodra, yang di ketuai oleh Kevindra.

geng itu berisikan pemuda-pemuda tampan di dalamnya, yang hobinya tentu saja membuat onar, bahkan hampir setiap hari mendapatkan hukuman, namun tak pernah kapok juga.

sedangkan pemuda yang tengah mengawasi Rafael adalah Narendra Alvero mahatma, ketua osis di Bimantara high school, pemuda berwajah tampan namun sayangnya ia selalu menampilkan wajah datarnya, namun meskipun pun begitu tetap saja dia banyak di gilai oleh para gadis-gadis di sekitarnya.

selain itu juga, Narendra adalah anak yang pintar dia sering kali memenangkan setiap perlombaan yang di ikutinya, membuatnya menjadi murid kebanggaan sekolah karena prestasinya.

namun sangat disayangkan pemuda itu seperti tak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, ia terlalu cuek dan dingin, Narendra bahkan selalu mengabaikan ungkapan-ungkapan dan surat cinta dari mereka yang selalu memenuhi laci mejanya setiap harinya.

Narendra adalah sosok pemuda yang berwibawa dan bertanggung jawab, bahkan di usianya yang masih terlalu muda, pemuda itu sudah di beri tanggung jawab mengurus perusahaan cabang milik ayahnya.

.....

Rafael duduk dengan nafas terengah-engah, setelah berlari mengelilingi lapangan 20× putaran.

dengan keringat yang membanjiri tubuhnya dan nafas yang masih tidak teratur Rafael melirik kearah Narendra yang kini tengah berjalan kearahnya dengan wajah datarnya.

'dihh sok keren!'

"berdiri!" ucap Narendra tegas.

Rafael berdecak kesal lalu bangkit dari duduknya, menatap Narendra tajam namun bukannya terlihat seram justru sebaliknya ia malah terlihat sangat menggemaskan di mata Narendra.

"apa!"

"Langsung ke kelas, gak usah bolos!" ucap Narendra lalu berbalik hendak pergi dari sana namun sebelum itu...

"inget gak usah Bolos kalo gak mau dapet hukuman spesial dari gue." peringatnya disertai senyuman penuh misteri yang berhasil membuat Rafael bergidik ngeri.

namun tak lama Rafael menggedikan bahu tak peduli, setelah Narendra sudah tak terlihat lagi Rafael meraih tasnya lalu berlari menuju kantin tanpa memperdulikan peringatan dari Narendra.

sedangkan di lantai 2 Narendra melihat Rafael yang tengah berlari menuju kantin dengan wajah datarnya lalu ia menyeringai.

"dasar rubah nakal." gumamnya tak habis fikir dengan pemuda itu yang tak pernah kapok dengan hukuman yang selalu ia berikan.

Narendra berfikir sepertinya ia memang harus memberikan hukuman yang berbeda dari yang sebelumnya, Ya spesial untuk rubah nakalnya itu.

Bersambung....

Tanggamus, 27 Agustus 2023

Benci Jadi Cinta? (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang